90% Diagnosis Baru di Israel Terinfeksi Varian Delta, Hampir Setengahnya Sudah Divaksin 2 Dosis

Zheng Gusheng

Mutasi virus Covid-19 sangat mengurangi perlindungan vaksin. Pemerintah Israel mengatakan pada 25 Juni bahwa sekitar 90% dari kasus baru yang dikonfirmasi di negara itu disebabkan oleh varian Delta. Sekitar setengah dari mereka yang terinfeksi sudah divaksinasi dengan dua dosis. 

Tingkat vaksinasi Israel berada di antara tiga besar di dunia. Di antara 9,3 juta orang di negara ini, 60,7% telah menyelesaikan vaksinasi dosis pertama.  Sedangkan 56,9% orang telah menyelesaikan vaksinasi dosis kedua.

Namun demikian, menurut laporan dari Business Insider dan The Wall Street Journal, Menteri Kesehatan Israel Chezy Levy menyatakan bahwa 40% hingga 50% pasien yang baru didiagnosis di negara itu sudah divaksinasi.

Menurut pakar pemerintah Israel,  virus varian Delta telah mengubah situasi transisi Israel ke kehidupan normal, sehingga negara tersebut dapat menerapkan kembali langkah-langkah pembatasan.

Menurut Reuters, Kementerian Kesehatan Israel kembali memberlakukan wajib masker dalam ruangan pada 25 Juni.

Kota terbesar di Australia, Sydney, juga mengumumkan akan ditutup selama 15 hari yang dimulai pada 26 Juni karena penyebaran varian Delta.

Selain itu, pejabat dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS baru-baru ini menyatakan, varian Delta menyebar dengan cepat di Amerika Serikat dan kemungkinan akan menjadi strain utama virus di Amerika Serikat. 

Sama halnya, Pejabat dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa (ECDC) juga memperkirakan bahwa varian Delta akan lebih menular. Kasus penularannya akan mencakup 90% dari semua virus yang menyebar di UE pada akhir Agustus.

Varian virus Delta pertama kali ditemukan di India, kini telah menyebar ke 92 negara di seluruh dunia. Beberapa hari lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)  memperingatkan  bahwa varian Delta secara bertahap menjadi strain utama virus di seluruh dunia. (hui)