Pesawat Kepala Pemerintahan Milik Militer AS Mendarat di Taipei, AS Mengerahkan 25 Unit F-22 ke Pasifik Barat

oleh Jin Shi

Pesawat kepala pemerintahan milik militer AS C-146A mendarat di Bandara Songshan Taipei pada Kamis, 15 Juli 2021 pukul 09.30. Sebuah paket dari pemerintah Amerika Serikat diserahkan oleh petugas khusus kepada  pejabat American Institute untuk Taiwan. Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir Taiwan dan Amerika Serikat, menggunakan pesawat khusus untuk mengangkut surat diplomatik.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Tiongkok Joanne Ou mengatakan : “Berkaitan dengan laporan media tentang pendaratan pesawat administrasi Angkatan Udara Amerika Serikat di Bandara Songshan pada 15 Juli pagi, Kementerian Luar Negeri tidak memberikan informasi yang relevan. Juga tidak memberikan penjelasan atau komentar lebih lanjut”.

Ini adalah pesawat militer AS lainnya yang mendarat di Bandara Songshan, setelah sebuah pesawat angkut strategis C-17A yang membawa 3 orang anggota kongres AS mengunjungi Taiwan pada Juni tahun ini. 

Berbeda dengan Taiwan yang tidak memberikan komentar, justru Kementerian Pertahanan Nasional komunis Tiongkok yang menyatakan keprihatinannya yang serius dan menyatakan bahwa setiap pesawat militer asing yang mendarat di wilayah Tiongkok “wajib mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pemerintah Republik Rakyat Tiongkok”, katanya.

Mengenai hal ini, legislator Taiwan Wang Ting-yu mengatakan bahwa kedatangan pesawat administrasi militer AS ke Taiwan memiliki arti penting, yang mana terletak pada kenyataan bahwa Taiwan berhak untuk memutuskan siapa yang diizinkan dan siapa yang tidak diizinkan datang.

“Anda komunis Tiongkok tidak perlu berceloteh yang tidak keruan, membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab dan menarik garis merah yang tidak jelas dalam menyoroti interaksi antara Taiwan dengan Amerika Serikat. Taiwan berhak untuk mengambil keputusan negaranya sendiri mengenai siapa yang dapat atau tidak dapat diterima, dan Amerika Serikat juga memiliki haknya untuk memutuskan interaksinya dengan Taiwan”, kata anggota Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Nasional dari Legislatif Yuan, Wang Ting-yu.

Pada saat pesawat khusus militer AS ini mendarat di Taiwan, dilaporkan bahwa militer AS sedang mengerahkan 25 unit pesawat tempur siluman F-22 ke Pasifik Barat.

Media militer AS ‘Stars and Stripes’ melaporkan bahwa pengerahan 25 unit pesawat tempur F-22, dimaksudkan untuk berpartisipasi dalam latihan militer dengan kode nama ‘Pacific Iron 2021’ yang diadakan di Guam pada bulan Juli. 

Laporan itu menyebutkan bahwa pesawat tempur tersebut adalah kunci untuk “mendobrak pintu” komunis Tiongkok jika terjadi konflik dengan mereka.

Mantan Komandan Angkatan Laut komunis Tiongkok Letnan Kolonel Yao Cheng mengatakan : “F-22 terutama tentang supremasi udara. Amerika Serikat sekarang mengerahkan lebih dari 20 unit  F-22. Saya pikir itu memiliki target tertentu, terutama untuk menghadapi J-20 Tiongkok, dengan tujuan untuk merebut supremasi udara atas Selat Taiwan”.

Pesawat tempur F-22 Raptor adalah pesawat tempur siluman generasi kelima produksi massal pertama di dunia, dan dikenal sebagai “puncak” pesawat tempur modern. 

Dari penerbangan pertamanya pada tahun 1997 hingga penangguhan produksi pada tahun 2013, Amerika Serikat hanya memproduksi total 195 unit pesawat tempur F-22 dan melarang pesawat tempur ini diekspor ke luar negeri. 

Pesawat tempur F-22 memiliki jangkauan penerbangan sejauh maksimum 3.220 kilometer dan dapat membawa berbagai rudal udara-udara dan udara-darat. Memiliki kemampuan penyamaran, manuver, akurasi, dan kesadaran situasional yang di atas pesawat tempur generasi di bawahnya.

Mantan Komandan Angkatan Laut komunis Tiongkok Letnan Kolonel Yao Cheng mengatakan : “Setelah F-22 mencapai Selat Taiwan, semua pesawat militer komunis Tiongkok tidak berani bergerak, karena pesawat tempur dan radar milik komunis Tiongkok tidak dapat menangkap keberadaan F-22. Sedangkan F-22 dapat merontokkan pesawat tempur komunis Tiongkok meski berada dalam jarak beberapa ratus kilometer jauhnya”.

Diberitakan bahwa tujuan dari latihan ini adalah untuk unjuk kekuatan Angkatan Udara AS, jika terjadi konflik dengan komunis Tiongkok, pesawat tempur F-22, F-35 AS, pesawat pengebom B-2 dan pengebom B-21 masa depan diharapkan dapat memainkan peran dalam melakukan serangan dari udara guna melumpuhkan perlawanan dari darat. (sin)