Ibu Kota Afghanistan, Kabul, Jatuh, Militer AS menarik Personil Kedutaan Besarnya

NTD

Pejabat lokal Afghanistan mengatakan pada 13 Agustus bahwa dalam menghadapi tekanan Taliban, pasukan pemerintah hampir runtuh, dan orang-orang semakin khawatir bahwa Kabul akan diserang. Warga yang panik mengantre di luar bank, berharap bisa menarik simpanan mereka.

Sebelumnya, setelah menduduki kota timur Jalalabad, Taliban mulai menyerang Kabul. Kementerian Dalam Negeri Afghanistan menyatakan bahwa Taliban telah mulai mengepung Kabul.

Associated Press mengutip tiga pejabat Afghanistan yang mengatakan bahwa, gerilyawan telah memasuki pinggiran Kabul, termasuk Kalakan, Qarabagh dan Paghman, tetapi tidak ada konflik bersenjata yang terjadi pada tahap ini. Namun gerilyawan Taliban belum secara terbuka mengkonfirmasi kemajuan ini.

Laporan Al Arabiya mengutip para pemimpin Taliban yang menyatakan bahwa, anggota organisasi tersebut telah menerima perintah untuk tidak melakukan kekerasan di Kabul. Mereka mengizinkan  yang ingin pergi dengan selamat, dan juga mengharuskan perempuan untuk pergi ke kawasan lindung.

Seorang pejabat Taliban mengatakan kepada Reuters: “Kami tidak ingin ada warga sipil Afghanistan yang tidak bersalah terluka atau terbunuh ketika kami mengambil alih, tetapi kami belum mengumumkan gencatan senjata.”

Namun, pemerintah Afghanistan menyatakan bahwa Kabul masih di bawah kendali pada tahap ini. Segera, ada pengumuman dari Menteri Dalam Negeri Afghanistan, Abdul Sattar Mirzakwal, untuk “menyerahkan kekuasaan secara damai” kepada Taliban. 

Dia mengatakan bahwa kota tidak akan diserang dan orang tidak perlu khawatir, kota ini sangat aman. Apa pun yang menyebabkan kekacauan di kota ini harus ditangani sesuai dengan hukum.

Menurut Al Arabiya, Presiden Mohammad Ashraf Ghani akan mengundurkan diri. Pemerintah sementara yang dipimpin oleh Taliban akan segera dibentuk. Namun, kabar ini belum dikonfirmasi secara resmi.

Dengan memburuknya situasi secara cepat di rezim Afghanistan, dapat dilihat hari ini bahwa helikopter militer AS CH-47 “Chinook” mendarat di kedutaan untuk menjemput orang-orang. Jumlah personel Kedutaan Besar AS yang saat ini tinggal di Kabul akan kurang dari 50 orang. 

Pemerintahan Biden menetapkan 31 Agustus sebagai batas waktu penarikan pasukan AS dari Afghanistan.Pentagon memperkirakan sekitar 30.000 orang harus dievakuasi sebelum menyelesaikan misi evakuasi. Amerika Serikat sebelumnya mengirim sekitar 5.000 tentara AS untuk membantu evakuasi daerah tersebut, meningkat dari 3.000 tentara.

Para pejabat AS juga mengatakan bahwa, AS telah “menginstruksikan” kedutaan negara lain di Kabul untuk “beroperasi di lokasi yang sesuai dengan tenaga kerja yang terbatas.”

Seorang pejabat NATO mengungkapkan bahwa beberapa personel Uni Eropa telah dipindahkan ke lokasi rahasia yang aman di Kabul.

PBB sebelumnya telah menyatakan bahwa personel tidak akan dievakuasi dari Afghanistan, tetapi memindahkan personel dari daerah lain ke Kabul. 

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa “Afghanistan kehilangan kendali” dan meminta semua pihak untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil.

Sebelumnya, Taliban telah menguasai semua titik kontrol perbatasan di Afghanistan, ini berarti bahwa sekarang untuk meninggalkan Afghanistan, satu-satunya cara adalah melalui Bandara Internasional Kabul. (hui)