Ahli Mengungkapkan Senjata Anti-Satelit Komunis Tiongkok Menghadirkan Tantangan yang Rumit bagi AS

Andrew Thornebrooke

Komunis Tiongkok terus-menerus mengembangkan sebuah jajaran senjata anti-satelit yang dirancang untuk menguasai aset-aset Amerika Serikat di ruang angkasa, bahkan ketika penasihat pemerintahan Joe Biden menyerukan kerjasama antara kedua negara.

Gudang senjata antariksa Partai Komunis Tiongkok yang berkembang, sekarang mencakup rudal, senjata dunia maya, perangkat pengacau satelit, robot luar angkasa dengan lengan yang merampas, dan laser-laser bertenaga tinggi yang dirancang untuk membutakan satelit dari bumi saat satelit lewat di atas kepala.

Pengembangan kemampuan ini telah berlangsung setidaknya sejak tahun 2007, ketika Partai Komunis Tiongkok berhasil meledakkan sebuah satelit dengan sebuah rudal di ketinggian orbit bumi yang rendah. Dan awal tahun ini, kepala operasi untuk Angkatan Antariksa Amerika Serikat bersaksi bahwa Rusia dan Tiongkok melanjutkan pengembangan paket peperangan elektronik, pengacau sinyal, dan senjata energi terarah.

Menggarisbawahi sentralitas antariksa dalam doktrin militer modern, Partai Komunis Tiongkok melanjutkan peluncuran senjata anti-satelit yang menyamar sebagai uji-uji roket, meningkatkan kerja sama Tiongkok–Rusia di bidang antariksa, dan mengembangkan teknologi baru, termasuk yang disebut satelit inspektur yang mampu merampas objek-objek lain di antariksa, dan sistem-sistem “boneka bersarang” terdiri dari satelit, yang tampaknya tidak berbahaya. Kemudian melepaskan satelit lain  lebih kecil yang tidak diketahui kemampuannya.

Para ahli mengatakan bahwa teknologi senjata anti-satelit Tiongkok yang baru, muncul menghadirkan sebuah ancaman langsung terhadap Amerika Serikat dan keamanan internasional, tetapi tidak setuju pada sifat yang tepat dari ancaman itu dan kemampuan Amerika Serikat untuk secara efektif mencegah dan melawan ancaman itu.

Ancaman yang Terus-Menerus

Bill Woolf, presiden dan pendiri Asosiasi Angkatan Antariksa, mengatakan kepada The Epoch Times, bahwa kemampuan berbasis-antariksa adalah sangat penting untuk

strategi keamanan kontemporer, tetapi memperingatkan bahwa proliferasi teknologi baru cenderung berarti bahwa Partai Komunis Tiongkok dan aktor-aktor lain, memiliki kemampuan untuk menyerang infrastruktur antariksa Amerika Serikat.

“Antariksa adalah sebuah kemampuan yang sangat penting untuk semua operasi militer kita di Amerika Serikat, dan dengan sekutu dan mitra Amerika Serikat,” kata Bill Woolf. 

“Jadi, berbicara mengenai teknologi tersebut, adalah aman untuk menganggap bahwa ada teknologi di luar sana yang dapat mengganggu, menurunkan, atau menyangkal kemampuan antariksa Amerika Serikat.”

Namun, dengan pemikiran itu, Bill Woolf menekankan bahwa pengembangan  militer-sentris dari teknologi senjata anti-satelit di antariksa, bukanlah hal baru dan disajikan hanya satu lapisan lagi kerumitan antariksa keamanan internasional.

“Orang-orang menjadi sangat bersemangat ketika mereka mengatakan bahwa antariksa telah menjadi sebuah domain militer, [Tetapi] antariksa telah menjadi sebuah domain militer karena kita mengerahkan kemampuan militer ke antariksa,”  kata Bill Woolf. 

Militerisasi antariksa telah berlangsung sejak Perang Dingin hingga melalui masa kini. Pada tahun 1970-an, misalnya, Uni Soviet berhasil memasang senjata pertahanan-pembom ke sebuah satelit dan menampilkan satu-satunya uji tembakan sebuah senjata balistik yang diketahui publik di antariksa. Demikian pula, tahun lalu Rusia tertangkap sedang menguji sebuah senjata anti-satelit  baru yang berbasis antariksa.

Demikian juga, Partai Komunis Tiongkok telah berulang kali diamati mengembangkan teknologi senjata anti-satelit rahasia sejak demonstrasi eksplosifnya pada tahun 2007 dan, pada tahun 2019, Pentagon mengeluarkan sebuah laporan yang mengakui bahwa tujuan utama Partai Komunis Tiongkok adalah untuk menargetkan kemampuan satelit Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.

Bill Woolf menjelaskan bahwa, Partai Komunis Tiongkok secara khusus mengejar sebuah perjalanan tindakan yang bertujuan merusak aset antariksa Amerika Serikat dan sekutunya, tetapi militerisasi luar angkasa ini adalah sebuah evolusi alami dari domain yang diberikan teknologi di sana.

“Dalam doktrinnya, Partai Komunis Tiongkok membahas bahwa pihaknya akan berusaha untuk merendahkan atau menyangkal semua kemampuan antariksa Amerika Serikat,” kata Bill Woolf mengenai Partai Komunis Tiongkok.

Bagi Bill Woolf, tantangan utama yang dihadapi Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di antariksa adalah menentukan ancaman, yang mana  menghadirkan bahaya paling langsung, dan bagaimana mencegah dan melawan ancaman itu.

“Terlepas dari ancaman itu, karena ancaman itu ada di luar sana, kuncinya menjadi, apa peringatannya?” kata Bill Woolf.

Kesulitan Penangkalan di ‘Medan Perang yang Paling Samar’

Masalah menentukan apa yang merupakan sebuah peringatan yang dapat diandalkan adalah sesuatu yang sering dipikirkan oleh Paul Szymanski. 

Paul Szymanski adalah seorang penulis dan peneliti yang berspesialisasi dalam strategi antariksa. Ia telah menghabiskan 43 tahun terakhir mempelajari perang antariksa. Selama waktu itu Paul Szymanski membantu untuk mengembangkan indikator intelijen untuk memberi sinyal kemungkinan tindakan musuh di antariksa.

Menurut Paul Szymanski, risiko penting yang dihadapi Amerika Serikat di antariksa adalah kesulitan relatif untuk menentukan siapa yang melakukan apa di ruang angkasa dan mengapa.

Khususnya di era serangan perang dunia maya dan bendera palsu, yang dirancang agar terlihat seperti dilakukan oleh orang lain selain pelakunya yang sebenarnya, Paul Szymanski khawatir bahwa teknologi saat ini, tidak memiliki sensor dan algoritma yang cukup akurat untuk secara efektif menentukan apa yang terjadi pada infrastruktur antariksa secara real time.

“Ini medan perang yang paling tidak jelas,” kata Paul Szymanski.

Selanjutnya, ada kesulitan besar dalam mengkonseptualisasikan konflik antariksa, Paul Szymanski mencatat, karena aset di orbit dapat jauh secara fisik tetapi secara matematis untuk tujuan melakukan serangan. Dan, sekali sistem vital turun, mungkin sudah terlambat bagi suatu negara untuk pulih.

“Itu adalah hal besar mengenai antariksa, selalu di seluruh dunia. Saya tidak berpikir anda dapat bertahan di antariksa. Mungkin saja siapa pun yang menembak kemenangan pertama,” kata Paul Szymanski,

Mengenai perluasan persenjataan gudang senjata eknologi ASAT Partai Komunis Tiongkok, Paul Szymanski mengatakan bahwa satelit “inspektur” yang dilengkapi dengan senjata kemungkinan besar menghadirkan ancaman yang lebih serius daripada teknologi laser, karena penggunaan laser senjata anti-satelit   akan membutuhkan waktu untuk menargetkan satelit-satelit dengan benar di orbit, sementara inspektur yang dikendalikan manusia dapat dengan mudah digunakan untuk menjatuhkan saingan satelit keluar dari orbit.

“Saya terkejut bahwa [Amerika Serikat] sudah mengakui bahwa Tiongkok memiliki  satelit-satelit inspektur dengan lengan-lengan manipulator, Jika anda sudah punya sesuatu seperti itu, anda dapat melakukan saja,” kata Paul Szymanski. 

Paul menambahkan : “Saya dapat mengatakan bahwa [Partai Komunis Tiongkok] pasti akan melakukannya. Tentu saja,  satelit-satelit manipulator adalah sebuah senjata-senjata anti-satelit, meskipun mereka dapat dengan mudah menyebutnya sebagai satelit pemeliharaan.”

Partai Komunis Tiongkok menyamarkan aplikasi militer dari teknologi semacam itu selama bertahun- tahun, dengan mengembangkan teknologi tujuan-ganda yang menawarkan sebuah  fungsi penelitian yang menyembunyikan fungsi militer. Sebelumnya para ahli  menyebut teknologi dan program penggunaan-ganda tersebut sebagai sebuah ancaman langsung bagi Amerika Serikat.

Paul Szymanski juga mencatat bahwa, ada kesulitan politik yang sangat besar memprihatinkan keputusan mengenai sistem-sistem antariksa, mana yang harus didanai terlebih dahulu, karena sebagian besar sistem antariksa memberikan informasi daripada aset-aset keras, dan adalah  sulit untuk menentukan sebuah nilai moneter atau strategis tertentu bagi sistem antariksa itu.

“Masalah dengan antariksa adalah semua informasi, Bagaimana anda mengukur nilai komunikasi versus citra?” kata Paul Szymanski. 

Banyak Ancaman, Sedikit Balasan

Pada akhirnya, Bill Woolf dan Paul Szymanski menawarkan pandangan yang bersaing mengenai status quo dari perlombaan antariksa baru, dan apa artinya bagi masa depan  strategi Amerika Serikat.

Untuk Bill Woolf, jawaban tersebut terutama terletak pada pengembangan, dukungan, dan menegakkan sebuah tatanan berbasis-aturan di antariksa ,yang melengkapi tatanan umumnya yang diakui di seluruh masyarakat internasional.

“Sama seperti setiap domain lainnya, perlu diidentifikasi norma-norma perilaku, diartikulasikan dengan jelas, dikatakan ini adalah bagaimana orang-orang berperilaku di antariksa,” kata Bill Woolf.

Sementara itu, Paul Szymanski mengungkapkan, keletihan akan gagasan bahwa Amerika Serikat harus terus-menerus mencari sebuah tatanan berbasis-aturan dengan sebuah pesaing yang  tampaknya diatur untuk melanggar norma berbasis-aturan. Paul Szymanski merasa bahwa dedikasi Amerika Serikat untuk menghalangi Partai Komunis Tiongkok daripada melawan Partai Komunis Tiongkok,   hanya mengakibatkan Partai Komunis Tiongkok membeli lebih banyak waktu untuk mempersiapkan yang pukulan pertama yang mungkin berakibat fatal.

“Saya mendapat kesan bahwa kita akan menghalangi diri sendiri, dan perang antariksa  akan berakhir sebelum kita dapat berbuat apa-apa,” kata Paul Szymanski.

“Satu-satunya tujuan Angkatan Antariksa Amerika Serikat adalah untuk mendukung pasukan di Bumi. Jika anda kalah perang di luar antariksa, anda mungkin juga tidak memulai perang di bumi.

“Mereka ingin mengatakan, ‘Kami memiliki teknologi, kami akan menang,’ tetapi kami memiliki teknologi di Afghanistan. Mengapa kita tidak menang?”

Untuk itu, Bill Woolf mencatat bahwa ancaman yang terus-menerus itu, selalu menjadi sebuah realitas politik dan bahwa itu adalah tugas militer dan pemerintah untuk menegakkan aturan, dengan melakukan  terbaik yang mereka dapat lakukan berdasarkan pengetahuan yang ada dan ancaman yang muncul.

“Ada sebuah ancaman,  kita hanya harus siap untuk kemungkinan itu dan memiliki sistem-sistem di tempat untuk mengurangi dampak  potensi ancaman itu,” kata Bill Woolf. (Vv)