Pidato Perdana di Majelis Umum PBB, Joe Biden Berfokus Terhadap 8 Topik dari Soal Kawasan Indo Pasifik Hingga Perang Dingin

Zhang Ting

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyampaikan pidatonya di Majelis Umum PBB di New York, AS, Selasa (21/9/2021). Dalam sambutannya, Biden juga secara optimis mengajak masyarakat internasional untuk bersatu, mendukung pembangunan masa depan yang lebih baik dan menjawab berbagai tantangan yang timbul saat ini.

Menghadapi pandemi COVID-19

Di awal pidato, Biden menyinggung soal kerugian besar yang dihadapi seluruh negara akibat pandemi COVID-19.

“Pandemi yang menghancurkan ini telah membuat kami kehilangan terlalu banyak. Dan pandemi ini masih terus merenggut nyawa orang di seluruh dunia dan memberikan dampak yang sangat serius terhadap kelangsungan hidup kita. Kami ikut berduka cita atas meninggalnya 4,5 juta orang di seluruh dunia dari berbagai latar belakang karena pandemi ini”, katanya.

Biden juga mengatakan bahwa Amerika Serikat telah menyumbang lebih dari 15 miliar dolar AS untuk menanggapi pandemi COVID-19 dan mengirimkan lebih dari 160 juta dosis vaksin COVID-19 ke negara-negara lain.

Biden mengatakan bahwa dalam KTT Global COVID-19 yang diselenggarakan oleh Amerika Serikat esok hari, dirinya akan mengumumkan lebih banyak komitmen yang dibuat oleh Amerika Serikat untuk memerangi COVID-19 dalam skala global.

Amerika Serikat mengejar terciptanya aturan baru untuk perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi

Biden dalam pidatonya berkata : “Kami akan mengejar terciptanya aturan baru untuk perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi, Kami menghendaki lingkungan persaingan yang adil, sehingga tidak akan secara artifisial memihak negara mana pun dengan mengorbankan negara lain. Setiap negara memiliki hak dan peluang yang sama untuk bersaing secara adil”.

“Kami akan bekerja keras untuk memastikan hak-hak dasar kaum buruh, keamanan lingkungan dan hak kekayaan intelektual mendapatkan perlindungan, dan manfaat globalisasi dapat dinikmati secara luas oleh semua masyarakat. Kami akan terus mempertahankan aturan dan norma jangka panjang yang telah membentuk pagar pembatas komunikasi internasional selama beberapa dekade terakhir. Aturan dan norma ini sangat penting dalam menjamin perkembangan negara-negara di dunia”, kata Biden.

Biden juga menyatakan bahwa Amerika Serikat berkomitmen untuk memastikan kebebasan navigasi, mematuhi hukum dan perjanjian internasional, mendukung langkah-langkah pengendalian senjata demi mengurangi risiko, serta meningkatkan transparansi.

“Di saat kita sedang berusaha keras untuk menghadapi tantangan mendesak baik yang lama maupun yang baru, kita butuh transparansi dan komunikasi. Menurut pendapat saya, semua kekuatan besar di dunia memiliki tanggung jawab untuk secara hati-hati mengelola hubungan antar mereka agar tidak membuat kompetisi yang bertanggung jawab berubah menjadi konflik”, katanya.

Fokus AS Bergesar ke kawasan Indo-Pasifik

Presiden AS menyatakan bahwa fokus Amerika Serikat akan beralih ke kawasan Indo-Pasifik dan berjanji untuk bekerja sama dengan negara sekutu dan PBB.

Biden menuturkan : “Seiring dengan beralihnya fokus ke prioritas dan kawasan global, seperti kawasan Indo-Pasifik yang merupakan kawasan terpenting untuk saat ini dan di masa mendatang, Amerika Serikat akan bersama negara sekutu dan mitra melalui kerja sama dengan lembaga multilateral seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memperluas kekuatan dan kecepatan kolektif kita bersama, dan mempromosikan kemajuan kita dalam menanggapi tantangan global ini”.

Mengenai Isu Afghanistan

Dalam pidatonya, Biden juga menyinggung soal penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Ia mengatakan bahwa Amerika Serikat akan melihat ke depan alih-alih terus berperang untuk masa lalu.

Biden mengatakan bahwa dunia sedang berada pada titik balik dalam sejarah.

“Kita tidak semestinya berperang untuk masa lalu, tetapi memfokuskan perhatian kami pada penggunaan sumber daya untuk menghadapi tantangan yang vital bagi masa depan. Segera mengakhiri pandemi ini, mengatasi krisis iklim global, dan mengelola perubahan dinamika kekuatan global. Merumuskan aturan dunia tentang isu-isu penting seperti perdagangan, Internet, dan teknologi baru untuk menghadapi ancaman terorisme saat ini”, demikian kata Biden kepada para pemimpin global.”

“Kami telah mengakhiri konflik 20 tahun di Afghanistan. Dengan berakhirnya perang tanpa henti ini, kami sedang membuka sebuah era baru diplomasi, memanfaatkan kekuatan bantuan pembangunan kami untuk diinvestasikan ke dalam metode baru yang mampu menginspirasi masyarakat dunia, membela demokrasi, dan membuktikan bahwa seberat dan sekompleks apapun masalah yang kita hadapi, pemerintah yang dimiliki oleh rakyat tetap menjadi bentuk negara terbaik yang mampu memberikan pelayanan kepada kita semua”, kata Biden.

AS Tidak Menghendaki Terjadinya Perang Dingin

Di dalam masalah Tiongkok, Biden mengisyaratkan bahwa dirinya tidak menghendaki berperang dingin dengan komunis Tiongkok, meskipun Biden tidak secara langsung menyebut nama komunis Tiongkok dalam pidatonya. Akan tetapi, ia mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak berusaha untuk memasuki kembali era konflik global yang serupa dengan konfrontasi selama beberapa dekade dengan Uni Soviet.

“Amerika Serikat akan bersaing, bersaing dengan sengit, bahkan mampu memimpin dengan nilai-nilai dan kekuatan yang kami miliki”.

Ia juga mengatakan bahwa Amerika Serikat bersedia tampil untuk membela kepentingan sekutu dan mitra, menentang upaya yang kuat untuk mendominasi yang lemah. Biden juga memberikan contoh soal kegiatan jahat yang ditentang oleh Amerika Serikat, termasuk penggunaan kekuatan, paksaan ekonomi, dan informasi palsu untuk mencoba mengubah wilayah teritorial. Ia menegaskan bahwa praktik-praktik ini harus ditafsirkan sebagai tindakan agresi.

“AS tidak menghendaki — saya tekankan lagi — AS tidak menghendaki munculnya kembali perang dingin baru, atau dunia yang terbagi menjadi blok-blok yang kaku”. 

Biden mengatakan : “Bahkan jika kita memiliki perbedaan serius di bidang-bidan tertentu, Amerika Serikat siap untuk mengambil tindakan dan bekerja sama dengan siapa pun, terutama negara yang terlibat untuk mengatasi tantangan secara damai. Jika tidak, kita semua juga yang menderita akibat kegagalannya”.

AS berkomitmen menginvestasikan USD. 10 miliar guna memerangi bencana kelaparan dunia

Biden mengumumkan dalam pidatonya di Majelis Umum PBB bahwa Amerika Serikat berkomitmen untuk menginvestasikan dana sejumlah USD. 10 miliar,  guna memerangi bencana kelaparan dunia dan untuk membentuk sistem ketahanan pangan bagi dalam dan luar negeri”.

“Di saat hampir sepertiga dari penduduk dunia tidak dapat memperoleh kecukupan pangan, baru tahun lalu, Amerika Serikat berjanji untuk memanggil mitra kami guna secara bersama-sama memecahkan masalah kekurangan gizi yang mendesak, dan memastikan bahwa kami dapat memberi makan penduduk global secara berkelanjutan dalam beberapa dekade mendatang”, kata Biden.

Perubahan iklim global

Presiden Biden meminta para pemimpin global untuk bersatu dalam mengatasi perubahan iklim dan mengatakan kepada peserta Majelis Umum PBB, bahwa krisis ini berbentuk tanpa batas wilayah.

“Tahun ini juga terjadi kematian massal dan kerusakan serius yang disebabkan oleh krisis iklim tanpa batas. Kita semua telah melihat peristiwa cuaca ekstrem di seluruh dunia”, kata Biden kepada para pemimpin dunia.

“Untuk mencapai tujuan penting membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius, ketika pertemuan COP26 (iklim) diselenggarakan di Glasgow, setiap negara perlu mengedepankan program terbesar mereka dalam mengatasi masalah ini. Kemudian kita harus mengikutinya, melaksanakannya secara bertanggung jawab dari waktu ke waktu”.

Biden mengumumkan bahwa AS akan berusaha memobilisasi dana sebesar USD. 100 miliar, untuk mendukung kegiatan positif terkait perubahan iklim dari negara-negara berkembang.

Mewaspadai terorisme

Biden mengatakan bahwa Amerika Serikat harus tetap waspada terhadap terorisme di luar negeri, dan yang ada di “halaman belakang” Amerika Serikat.

“Kita juga harus tetap waspada terhadap ancaman terorisme. Terorisme merupakan ancaman bagi semua negara di dunia, apakah itu bagian dunia yang terpencil atau di halaman belakang rumah kita sendiri”.

Biden juga menyatakan bahwa Amerika Serikat akan bekerja dengan mitra regional untuk mengurangi kebutuhan pengerahan militer berskala besar.

“Kami akan menggunakan berbagai alat yang tersedia untuk menanggapi ancaman terorisme yang muncul hari ini dan di masa mendatang, termasuk bekerja dengan mitra lokal sehingga kami tidak harus terlalu bergantung pada pengerahan militer berskala besar. Itu adalah salah satu cara bagi kita untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi kekerasan dengan efektif. Itu adalah upaya untuk meningkatkan kehidupan masyarakat di seluruh dunia yang tidak bisa mendapatkan apa yang mereka butuhkan dari pemerintah masing-masing”, kata Biden. (sin)