Kota Paling Membosankan di Dunia, Penduduk Setempat Hampir Tidak Saling Berkomunikasi

aboluowang.com

Ketika berbicara tentang kota kecil, banyak orang akan membayangkan irama kehidupan yang  berjalan lambat, udara yang segar, jumlah penduduk yang relatif sedikit dan keramah tamahan antar warganya yang boleh dikatakan jauh berbeda dengan gaya hidup di kota besar. Karena itu banyak orang yang tinggal di kota besar mendambakan kehidupan yang lebih nyaman dan tentram di kota kecil. 

Meski terpisah dari kota metropolitan yang makmur, ramai dengan hiburan, tetapi banyak penduduk yang tinggal di kota-kota kecil kerap juga berkumpul untuk mengobrol sambil minum kopi atau bersenda gurau untuk menghilangkan rasa bosan. Namun ada juga kota kecil yang tidak demikian, seperti Kota Puolanka di Finlandia, ia dikenal sebagai kota paling membosankan di dunia.

01. Kota kecil Puolanka 

Kota kecil Puolanka berjarak sekitar 650 kilometer dari ibu kota Helsinki, Finlandia. Finlandia adalah negara yang bersahaja dengan kondisi iklim yang berat, ditambah dengan lokasi geografis yang khusus dan alasan sejarah, menjadikan bangsa Finlandia memiliki karakter yang sangat khas. Mereka cenderung tidak suka berkomunikasi.

Orang Finlandia terkesan baik, memiliki kepribadian yang jujur, introvert, tidak pandai berekspresi, dan tidak suka berkomunikasi. Hari-hari besar toko tutup alias tidak menerima tamu belanja, bahkan jadwal bus pun tidak sebanyak hari-hari biasa.

Orang Finlandia tidak suka bertanya tentang hal-hal yang sangat privasi, karena mereka memang kurang suka berkomunikasi, lebih memilih menyendiri. Itulah sebabnya, Finlandia kemudian menduduki peringkat ketiga teratas mengenai jumlah pasien yang kena gangguan depresi. Lebih-lebih warga yang tinggal di kota kecil seperti Puolanka.

02. Di musim dingin, selain makan dan tidur, penduduk setempat juga enggan saling berkomunikasi

Puolanka terletak di distrik Kainuu di Finlandia timur. Kota ini dikelilingi oleh hutan. Karena lokasinya yang terpencil, tidak banyak penduduk yang tinggal di sini. Namun, karena tidak banyak aktivitas manusia, jadi tanaman di sekitarnya tumbuh subur.

Namun, di lingkungan yang begitu indah, penduduk yang tinggal di kota kecil itu tidak merasa bahagia, bahkan banyak penduduk yang tertekan, karena kehidupan yang monoton, membosankan.

Karena perkembangan kota yang pesat, sebagian besar anak muda yang tinggal di kota-kota kecil telah pergi ke kota-kota besar untuk mencari perkembangan.

Kota kecil di sana nyari tidak berbeda dengan di pedesaan daratan Tiongkok, menjadi “panti jompo” karena yang tinggal hanya orang-orang lanjut usia, dan masalah penuaan di kota kecil menjadi semakin serius. Sekarang penduduk di kota kecil tidak lagi sebaik dulu.

Tanpa vitalitas anak-anak muda, ditambah lagi dengan karakter khas bangsa Finlandia, penduduk kota kecil itu jarang sekali saling berkomunikasi, kecuali menyapa kalau bertemu.

Lalu melakukan kegiatan masing-masing. Karena lokasinya yang membuat sulit transportai, butuh waktu 3 hingga 4 jam untuk mencapai kota besar terdekat, jadi di sana hanya ada 6 bus jarak jauh setiap minggu yang melayani penumpang. 

Waktu yang paling membosankan tak lain adalah ketika musim dingin yang berlangsung lama tiba. Di musim dingin, seluruh kota tertutup angin dan salju. Aktivitas praktis menjadi nol.

Sebagian besar penduduk setempat cuma tinggal di dalam rumah, jarang ekali keluar. Ditambah lagi dengan kebiasaan yang enggan aling berkomunikasi antar warga, sehingga hidup bisa dikatakan sangat membosankan, mirip keadaan “autisme”.

Kota kecil ini akhirnya dikenal sebagai kota yang paling membosankan di dunia karena ditunjang oleh berbagai alasan. (sin)