Dua Sekolah di Beijing Mendadak Ditutup, Sejumlah Besar Pelajar SD Dibawa ke Tempat Isolasi Hingga Warga Dilarang Keluar Rumah

Luo Tingting

Epidemi di Beijing terus memanas. Dua sekolah langsung ditutup setelah kasus yang dikonfirmasi terdeteksi. Sejumlah besar orang tua menunggu di luar gerbang sekolah hingga larut malam.

Zhu Sheng, wakil kepala Distrik Chaoyang Beijing, menyatakan pada konferensi pers bahwa pada 1 November 2021 pukul 17.00 Distrik Chaoyang Beijing menerima laporan dari Departemen Pengendalian Penyakit Changping bahwa ada 5 orang dari keluarga Zhang di Distrik Changping dan 4 orang didiagnosis COVID-19. Di antara mereka, Zhang bekerja di kampus Chaolai di Sekolah Dasar Eksperimental Huajiadi, dan Li belajar di sekolah Donghuwan dari sekolah cabang Sekolah Menengah Chen Jinglun.

Kedua sekolah itu langsung ditutup untuk penyelidikan epidemi. Sedangkan semua guru dan siswa menjadi sasaran pengujian tes COVID-19.

Zhu Sheng mengatakan bahwa semua personel di dua sekolah kecuali yang berhubungan dekat dan tak berhubungan dekat adalah orang-orang berisiko tinggi. Mereka harus menjalani isolasi di rumah selama 14 hari + pemantauan kesehatan selama 7 hari.

Selain itu, semua sekolah di daerah Laiguangying (termasuk sekolah dasar dan menengah, taman kanak-kanak) dan komunitas Yunshiyuan akan menjalani tes massal. Selain penangguhan dua sekolah yang disebutkan di atas, 16 sekolah lain di Distrik Chaoyang juga telah menghentikan sementara kelas, dan waktu dimulainya pengajaran kembali belum ditentukan.

Menurut laporan berita media corong komunis Tiongkok, CCTV, pada 1 November pukul 10:30 masih ada siswa di gedung pengajaran distrik Sekolah Dasar Percobaan Huajiadi, dan banyak orangtua di gerbang sekolah sedang menunggu pemberitahuan hasil tes COVID-19. 

Pada pukul 11:30 malam, seorang kepala sekolah datang dan menyuruh para orangtua untuk mengemasi pakaian anak-anak. Lalu meminta menuliskan nama anak tersebut. Kemudian memberikannya kepada pihak ke sekolah melalui satpam. Esok harinya, anak-anak akan diberitahukan hasil tes dan informasi isolasi. Para orang tua dijanjikan bisa pergi ke hotel untuk menemani anak-anak mereka. Setelah pemberitahuan itu, para orang tua baru meninggalkan sekolah.

Selama periode tersebut, orang tua bertanya: “Apakah 35 siswa telah dibawa pergi?” Kepala sekolah menjawab bahwa 35 anak telah dikarantina.

Salah satu orangtua mengatakan bahwa setelah menerima pemberitahuan dari sekolah pada sore hari, orang tua dapat datang dan membawa pakaian untuk anak-anak mereka ke titik isolasi bersama. Akan tetapi, anak-anak belum meninggalkan sekolah. Orang tua lainnya mengatakan bahwa mereka telah menunggu selama 6 jam.

Menurut video langsung yang dirilis oleh akun Weibo “Beijing Tongzhou Dafeng”, seorang guru di Sekolah Dasar Huajiadi didiagnosis dan sekolah langsung ditutup. Ada sejumlah besar polisi yang ditempatkan di gerbang sekol

Sekitar pukul 01:00 pada 2 November, semua pelajar dari wali kelas yang dikonfirmasi COVID-19, langsung dikirim ke titik isolasi terpusat. Sedangkan  setiap pelajar diizinkan untuk didampingi oleh seorang orangtua untuk isolasi.

Keterangan Foto : Anak-anak yang dikarantina semuanya mengenakan pakaian pelindung. (Tangkapan layar video)

Video itu menunjukkan bahwa anak-anak semuanya mengenakan pakaian pelindung, naik bus, dan dibawa pergi ke tempat karantina.

Berita penutupan dua sekolah di Beijing menjadi pencarian paling viral di Weibo. Para netizen menyatakan keprihatinan mereka. Ada netizen menuliskan “Melihat sosok kecil anak-anak, air mata tidak bisa berhenti. Semoga epidemi cepat stabil, berhenti menjadi monster.”

Netizen “Hu Xiaojuan” menulis: “Orangtua sangat cemas . paling takut virus menyebar di tempat-tempat padat seperti sekolah, rumah sakit, militer, dan penjara. Saya harap anak-anak akan selamat.”

Netizen lainnya “Hanmien. Bilingual Enlightenment” meninggalkan pesan yang berbunyi: “Melihat orang tua mengirim pakaian hangat kepada anak-anak mereka dalam semalam, saya mengerti dan khawatir. Saya berharap epidemi dapat dikendalikan sesegera mungkin, dan saya sangat khawatir taman kanak-kanak di sini akan ditutup .”

Banyak netizen juga menyatakan ketidakpuasannya dengan pencegahan epidemi yang tertutup dan ekstrem oleh Komunis Tiongkok, “seperti jus semangka dingin”: “Apa gunanya mengejar nol kasus tanpa akhir? 80% telah di vaksin, Tidak percaya terhadap vaksin domestik ? “

Beberapa netizen mempertanyakan kualitas vaksin dalam negeri, “Vaksin ini telah diberikan divaksin ke miliaran orang. Mengapa hanya 1 kasus yang diagnosis jadi heboh seperti momok? Apakah ada masalah dengan vaksin?”

Saat ini, epidemi virus Komunis Tiongkok  menyebar ke 16 provinsi di Tiongkok. Pihak berwenang Beijing mengeluarkan pemberitahuan pada 1 November, yang mengharuskan warga Beijing untuk tidak keluar dari Beijing kecuali diperlukan. Penduduk Beijing di tempat lainnya tidak dapat kembali ke Beijing jika ada kasus yang dikonfirmasi. (hui)