Cara Miliarder Tiongkok Sembunyikan Uang Hindari Incaran Xi Jinping untuk Program ‘Kemakmuran Bersama’

oleh Luo Tingting

Program ‘Kemakmuran Bersama’ yang diusung Xi Jinping membuat orang kaya Tiongkok panik. Untuk mempertahankan kekayaan mereka, orang kaya menggunakan 3 cara untuk menyembunyikan uang meskipun juga penuh dengan risiko.

Tiga cara yang digunakan untuk mengalihkan dana 

Media AS ‘Fox News’ pada 7 November melaporkan bahwa program ‘Kemakmuran Bersama’ mendorong orang kaya Tiongkok untuk menemukan cara baru guna melindungi kekayaan mereka. 

Untuk menyembunyikan dan mengalihkan kekayaan, orang-orang kaya di daratan Tiongkok telah mengadopsi tiga cara utama, yakni menginvestasikan lebih banyak dana ke dalam perwakilan lepas pantai (offshore trust), mendiversifikasi aset untuk diinvestasikan dalam teknologi hijau dan perusahaan asing, atau di saat kepepet, memanfaatkan jasa bank gelap untuk mentransfer dana mereka keluar negeri.

Menurut laporan itu, ketiga metode ini semuanya berisiko, beberapa adalah upaya baru, dan beberapa menghadapi kesulitan karena undang-undang yang diberlakukan oleh pemerintah komunis Tiongkok.

Perwakilan lepas pantai (offshore trust) dijadikan “pelindung” kekayaan

Faktanya, sejak dimulainya perang dagang dengan AS pada tahun 2018, para miliarder Tiongkok sudah mulai aktif mentransfer dana keluar daratan Tiongkok, dan semakin banyak orang kaya memanfaatkan dana keluarga perwakilan lepas pantai untuk menghindari risiko.

Perwakilan lepas pantai mengacu pada perwalian yang didirikan di luar negeri tetapi aset yang dikelola berada di daratan Tiongkok. Menurut orang yang berkecimpung dalam industri ini, perwakilan lepas pantai setara dengan “pelindung” kekayaan untuk menghindari risiko. 

Bahkan jika perusahaan bangkrut, aset yang berada di perwakilan lepas pantai tidak dapat dilikuidasi untuk melunasi utang, dan lainnya.

Sebelumnya, media pernah melaporkan bahwa Sun Hongbin, ketua Sunac China Holdings Limited pada hari terakhir tahun 2018 telah mengalihkan aset bernilai pasar USD. 4,5 miliar ke perwakilan lepas pantai — Perwakilan lepas pantai keluarga Sun di South Dakota, AS.

Hanya 0,2% saham di Alibaba Group yang dimiliki oleh Jack Ma individu, dan sisanya dipegang oleh perwakilan lepas pantai keluarga, yayasan amal luar negeri, dan Cayman Holdings. Liu Qiangdong memegang 15,5% saham JD.com melalui perwakilan lepas pantai.

Namun, ‘Fox News’ melaporkan bahwa tanpa mengetahui undang-undang apa yang mungkin diberlakukan Beijing di masa depan untuk menangani perwakilan lepas pantai ini, penasihat keuangan menyarankan klien untuk mempertahankan tingkat kendali serendah mungkin atas aset-aset pribadi mereka.

‘Kemakmuran Bersama’ memicu gelombang donasi

Orang kaya daratan Tiongkok pernah mencuci dana mereka di luar negeri dengan cara membeli karya seni. Transaksi mata uang kripto pada awalnya merupakan cara populer untuk mentransfer dana, tetapi pemerintah komunis Tiongkok baru-baru ini menurunkan instruksi untuk melarang adanya transaksi mata uang kripto, jadi saluran ini sudah terblokir.

Pada tahun 2020, dengan mewabahnya virus komunis Tiongkok (COVID-19), pihak berwenang  menutup perbatasan Tiongkok, sehingga menyulitkan orang kaya Tiongkok untuk mentransfer dana ke luar negeri.

Pada Agustus tahun ini, Xi Jinping dalam pertemuan Komite Keuangan dan Ekonomi mengusung program ‘Kemakmuran Bersama’ dan mengklaim program tersebut untuk mempersempit kesenjangan antara si kaya dan si miskin di daratan Tiongkok, yang menyebabkan kepanikan di kalangan orang kaya terutama para miliarder di daratan Tiongkok.

Raksasa teknologi Tiongkok ‘Tencent’ segera mengumumkan rencana menginvestasikan RMB. 50 miliar untuk membentuk “Program Khusus untuk Kemakmuran Bersama”. Sebelumnya, ‘Tencent’ telah menginvestasikan jumlah yang sama untuk meluncurkan strategi “Inovasi Nilai Sosial yang Berkelanjutan”.

Alibaba kemudian juga ikut berjanji menginvestasikan RMB. 100 miliar guna mendukung program ‘Kemakmuran Bersama’. Perusahaan ‘Pinduoduo’ (PDD) berjanji untuk menyumbang RMB. 10 miliar guna mendukung perkembangan di bidang pertanian Tiongkok. 

Lei Jun, pendiri perusahaan ‘Xiaomi’ berjanji akan menyumbangkan sejumlah besar saham kepada yayasan amal.

Pada saat yang sama, ‘Kasus Tao Yuanming’ [Tao Yuanming (365 – 427) adalah seorang penyair ternama yang hidup pada zaman dinasti Jin Timur, minta mengundurkan diri dan pulang kampung setelah 81 hari menduduki jabatan di pemerintahan karena benci terhadap politik saat itu] kembali terulang di zaman now. Dimana orang-orang super kaya Tiongkok seperti Jack Ma, Zhang Yiming, Huang Zheng, dan Liu Qiangdong satu per satu menyatakan pensiun lebih awal.

Lee Roy Chun, wakil kepala eksekutif dari Chung Hua Institution for Economic Research Taiwan WTO & RTA Center mengatakan kepada Radio Free Asia bahwa munculnya gelombang “orang kaya menyumbang dana” atau “pensiun lebih awal” di daratan Tiongkok itu merupakan akibat dari munculnya badai yang bernama ‘Kemakmuran Bersama’.

Lee Roy Chun mengatakan bahwa umumnya orang-orang yang berpenghasilan tinggi lebih sensitif terhadap arah perubahan politik di Tiongkok, dan mereka lebih merasakan bahwa lingkungan baik untuk usaha maupun hidup mereka di masa mendatang sudah tidak lagi seramah di waktu lalu, meskipun juga tidak sampai membahayakan. Sehingga mereka memilih untuk mundur lebih cepat untuk menyelamatkan diri sebelum terjadi perubahan kebijakan yang akan merugikan mereka.

‘Fox News’ melaporkan bahwa menjaga profil rendah adalah kunci bagi orang-orang kaya daratan Tiongkok untuk menghindari “malapetaka”. Mereka mulai menghapus akun di media sosial dan menolak untuk menerima wawancara media, demi mencegah pernyataan yang ditafsirkan keliru, yang bisa dianggap sebagai ucapan yang anti-pemerintah, yang kemudian mengundang tekanan. (sin)