Peneliti Temukan Cincin Emas Bertahtakan Batu Kecubung dari Abad ke-7 Periode Akhir Byzantium

Michael Wing

Baru-baru ini dari penggalian kilang anggur terbesar periode Byzantium di Israel, menemukan cincin emas bertahtakan batu kecubung ungu yang diyakini berasal dari abad ke tujuh.

Para peneliti dari Israeli Antiquities Authority menganalisisnya. Batu itu dipastikan terdiri dari silika—bahan umum di banyak permata lainnya—menepis kemungkinan hanyalah sebuah kaca.

Diyakini “orang yang memiliki cincin itu sangat kaya, dan pemakaian permata menunjukkan status dan kekayaan mereka. Cincin seperti itu bisa dipakai oleh pria dan wanita,” kata Dr. Amir Golani, ahli perhiasan kuno untuk Otoritas.

“Batu kecubung disebutkan dalam Alkitab sebagai salah satu dari 12 batu mulia yang dikenakan oleh Imam besar kuil di tutup dada upacaranya,” tambah Golani, yang mengutip bahwa kekuatan tertentu dikaitkan dengan batu kecubung: “Banyak kebajikan melekat pada permata ini, termasuk pencegahan efek samping minum dan mabuk.”

Sebagai bagian dari inisiatif perluasan kota di Yavne, penggalian kilang anggur kuno—yang terbesar di dunia dari periode Byzantium—adalah konteks yang menarik untuk cincin tersebut, mengingat karakteristik batu semi mulia tersebut.

Dr. Elie Haddad, yang merenungkan tujuan pemakainya memiliki cincin seperti itu berkata, “Apakah orang yang memakai cincin itu ingin menghindari mabuk karena minum banyak anggur? Kita mungkin tidak akan pernah mengetahuinya.”

Perhiasan itu ditemukan hanya 150 meter dari sisa-sisa gudang panjang yang berisi toples anggur, yang disebut amphorae, beberapa di antaranya ditemukan terbalik, mungkin disimpan sebelum dibawa ke tempat pemerasan anggur untuk diisi dengan Wine, demikian Israeli Antiquities Authority menyatakan.

Cincin emas yang indah itu mungkin pernah menjadi milik pemilik gudang yang megah, seorang mandor, atau sekadar “pengunjung yang tak beruntung” yang menjatuhkan perhiasan berharga itu dan baru ditemukan beberapa abad kemudian.

Para peneliti memperdebatkan usia cincin, di mana cincin itu ditemukan berasal dari abad ketujuh (hingga periode Byzantium Akhir dan Islam Awal). Meskipun, benda seperti ini mungkin merupakan pusaka berharga yang diturunkan dari generasi ke generasi, dan mungkin sudah ada sejak abad ketiga. Cincin emas dengan batu kecubung tersebut telah diketahui sejak zaman Romawi.

“Penemuan kecil sehari-hari yang ditemukan dalam penggalian menceritakan kisah manusia dan menghubungkan langsung ke masa lalu,” kata Israeli Antiquities Authority, Eli Eskozido.

“Sangat menarik untuk membayangkan pria atau wanita yang memiliki cincin itu, berjalan di sini, dalam realitas yang berbeda dengan apa yang kita ketahui di kota Yavne saat ini,” tambahnya.

Pabrik anggur Byzantium dibuka untuk dilihat publik pada Jumat, 5 November 2021. Pengunjung diundang untuk menjelajahinya. (asr)