Apa Saja yang Dibicarakan dalam KTT Video Pertama antara Joe Biden dengan Xi Jinping ?

oleh Xia Yu

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping mengadakan KTT video pertama yang bertujuan untuk menstabilkan hubungan antara kedua negara Pada Senin (15/11/2021) malam waktu AS Timur.

Kepada Xi Jinping, Biden mengatakan bahwa kita harus memastikan bahwa hubungan AS-Tiongkok tidak berkembang menjadi konflik terbuka dan berjanji untuk menyelesaikan bidang-bidang yang menjadi perhatian bersama, termasuk masalah hak asasi manusia dan Indo-Pasifik. Xi Jinping mengatakan bahwa Tiongkok dan Amerika Serikat harus saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan mengejar kerjasama dengan solusi keuntungan bersama.

Menarik kesimpulan dari pemberitaan yang disampaikan oleh Bloomberg dan Reuters, bahwa konferensi video pertama antar kedua kepala negara tersebut berlangsung pada Senin mulai pukul 19:45. Pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa konferensi video, termasuk waktu untuk terjemahan dan komentar, diperkirakan bisa berlangsung sampai beberapa jam.

Wartawan Amerika Serikat diizinkan untuk menonton pembukaan KTT selama 10 menit.

Biden : Semua negara wajib mematuhi aturan yang sama

Ketika Xi Jinping muncul di layar lebar yang dipasang di Ruang Roosevelt Gedung Putih, Biden mengatakan : “Mungkin saya harus memulai dengan lebih formal, meskipun Anda dan saya tidak pernah bertemu seformal ini”.

Sambil tersenyum ia mengatakan : “Anda dan saya telah membahas masalah ini — semua negara wajib mematuhi aturan yang sama”.

Biden juga mengatakan tentang alasan Amerika Serikat selalu membela kepentingan dan nilai dirinya serta sekutu dan mitranya.

Presiden Amerika Serikat juga mengatakan bahwa, tanggung jawab mereka adalah untuk memastikan bahwa persaingan antara kedua negara tidak berubah menjadi konflik, baik disengaja maupun tidak disengaja. Biden mengatakan bahwa hubungan AS-Tiongkok “Menurut saya memiliki dampak mendalam tidak hanya di negara kita, tetapi terus terang, di seluruh dunia”, katanya.

“Hari ini, saya yakin kita akan membahas bidang-bidang yang menjadi perhatian bersama kita, mulai dari hak asasi manusia hingga ekonomi, hingga memastikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka”, kata Biden.

Xi Jinping : Senang sekali bertemu dengan teman lama Konferensi video kali ini merupakan pertemuan paling ekstensif antara kepala kedua negara ini sejak Biden menjabat sebagai presiden AS pada bulan Januari tahun ini.

Melalui penterjemah, Xi Jinping memberitahu Biden : “Senang sekali bertemu dengan teman lama”. Lalu Biden mengungkapkan rasa terima kasihnya.

Xi Jinping mengatakan : “Kita masing-masing perlu menangani dengan baik urusan dalam negeri kita, dan pada saat yang sama memikul tanggung jawab internasional kita masing-masing. Serta kita secara bersama-sama mempromosikan tujuan mulia perdamaian dan pembangunan dunia”.

“Ini adalah aspirasi bersama kedua negara kita dan masyarakat dunia, yang juga adalah misi bersama para pemimpin Tiongkok dan Amerika Serikat”, tambah Xi Jinping.

Xi Jinping mengatakan bahwa kedua negara harus bekerja keras untuk menemukan cara yang efektif dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan pandemi.

“Tiongkok dan Amerika Serikat perlu saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan mengupayakan kerja sama yang saling menguntungkan”, kata Xi.

Ia juga menambahkan bahwa kedua belah pihak perlu berusaha untuk membangun konsensus dan mengambil langkah-langkah aktif dalam mempromosikan pengembangan hubungan Tiongkok-AS ke arah yang positif”.

Biden ingin menentukan “pagar pembatas” untuk hubungan AS-Tiongkok

Gedung Putih memposisikan pertemuan video ini sebagai upaya Biden untuk menentukan “pagar pembatas” untuk hubungan AS-Tiongkok, sambil memberikan perhatian khusus untuk menghindari konflik yang tidak terduga.

Biden mengatakan kepada Xi Jinping bahwa kedua pemimpin harus memastikan bahwa hubungan AS-Tiongkok tidak berkembang sampai menjadi konflik terbuka, termasuk pemasangan pagar pembatas “akal sehat”.

“Menurut pendapat saya, kita perlu membangun beberapa pagar pembatas akal sehat. Kita harus jelas dan jujur ​​di mana kita tidak setuju, dan bekerja sama di mana kepentingan bersinggungan, terutama pada isu-isu global yang penting seperti perubahan iklim”, kata Biden.

Sebelumnya para pejabat AS telah mengatakan bahwa presiden juga akan menyebutkan praktik ekonomi non-pasar Tiongkok, seperti subsidi industri dan sebagainya, tetapi masalah perdagangan tidak akan menjadi topik prioritas yang dibicarakan.

Jen Psaki, juru bicara Gedung Putih pada hari Senin mengatakan : “Dalam pandangan kami, pertemuan ini adalah sebuah kesempatan untuk merumuskan persyaratan persaingan dengan cara yang mencerminkan kepentingan dan nilai-nilai kami”.

Dia menambahkan bahwa Biden akan mengungkapkan keyakinannya bahwa Tiongkok harus bertindak sesuai dengan aturan yang diharapkan oleh negara lain dalam komunitas internasional, mengungkapkan keprihatinan kami tentang beberapa tindakan mereka, dan mendiskusikan bidang-bidang dimana kepentingan kami selaras”.

Scott Kennedy, seorang ahli urusan Tiongkok dari Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington DC. mengatakan kepada Reuters : “Kedua belah pihak berusaha melalui mereka mengekspresikan bahasa yang harmonis, keseluruhan dari kerangka dialog, dan pentingnya hubungan (AS-Tiongkok) ini. Untuk menetapkan tujuan pertemuan ini, yaitu menciptakan stabilitas dalam hubungan (bilateral)”.

“Pertanyaannya adalah apakah mereka bisa mencapai kesepakatan terhadap semua isu, atau setidaknya mana yang setuju dan mana yang tidak setuju, lalu menetapkan langkah-langkah untuk menghindari pemburukan isu”, kata Kennedy.

Sebelum konferensi video, Wall Street Journal mengutip ungkapan dari sumber yang mengetahui masalah tersebut melaporkan bahwa, Xi Jinping juga memfokuskan strategi AS-nya pada “pengendalian kerusakan” daripada membentuk kembali hubungan bilateral. Mereka (sumber) mengatakan bahwa pertimbangan utama Xi Jinping adalah untuk memastikan bahwa “jalan” tidak diblokir, dan dia bersedia memulai kembali saluran komunikasi dengan Biden untuk mencegah terjadinya konflik militer. (sin)