COVID-19 Kembali Merebak, Dua Rumah Sakit Ditutup Saat Keadaan Darurat Diterapkan di Guangzhou, Tiongkok

Luo Tingting

Situasi pandemi di Guangzhou kembali merebak lagi, Distrik Baiyun mengaktifkan mekanisme tanggap darurat, area terkait akhirnya dilockdown.  Semua karyawan menjalani test PCR massal dan setidaknya dua rumah sakit langsung ditutup.

Markas Pencegahan dan Pengendalian Pandemi Guangzhou, Tiongkok melaporkan pada Jumat (3/12/2021) bahwa seorang anggota staf sebuah hotel karantina masuk ke kawasan Distrik Baiyun. Ia dinyatakan positif COVID-19. Ia adalah pasien marga Xie, seorang pria berusia 50 tahun, yang tinggal di Taman Poly Ziyun, Jalan Xinshi. Ia akhirnya dikirim  ke Rumah Sakit Kedelapan yang Berafiliasi dengan Universitas Kedokteran Guangzhou untuk isolasi dan perawatan.

Pada hari yang sama, Distrik Baiyun meluncurkan rencana tanggap darurat untuk merespon kasus.  Kemudian langsung menutup tempat-tempat utama seperti Taman Poli Ziyun Jalan Xinshi, Taman Zijing, Sekolah Dasar Xinshi Tangyong, dan Hotel Junhe Wenxing. Semua orang harus menjalani test COVID-19 dalam semalam.

Video online menunjukkan bahwa sejumlah besar orang mengantre untuk penjalani test COVID-19 di Taman Lijia, Dapu, Distrik Tangyong, Distrik Baiyun, sekitar pukul 00.00 pagi pada 4 Desember.

Dari pukul 03.00 pada 4 Desember, dua rumah sakit di Guangzhou segera ditutup satu demi satu. Rumah Sakit Zona Perang Markas Besar Selatan pada 3 Desember malam, dan Rumah Sakit Pusat Guangzhou Liwan  pada 4 Desember pagi, mengumumkan layanan rawat jalan dan darurat akan dihentikan sementara waktu. Pasalnya, akan dilakukan penyelidikan epidemiologi. Adapun kapan akan kembali beroperasi, akan diberitahukan secara terpisah.

Kasus baru ditemukan lagi di Guangzhou, memicu diskusi panas di Internet. Netizen menyayangkan: “Ini benar-benar putaran demi putaran di musim dingin!” 

Netizen lainnya menulis : “Saya hanya mengalaminya sekali di Juni, dan saya tidak ingin melihatnya dan mengalaminya lagi. Kehidupan wabah yang berulang dalam dua tahun terakhir adalah benar-benar cukup. Saya merindukan kehidupan normal sebelumnya. Jalan-jalan semakin sepi.” (hui)