Saat COVID-19 Merebak, Wabah Demam Berdarah ‘Mematikan’ Meluas di Xi’an, Shaanxi, Tiongkok

Li Qian

Media resmi Tiongkok Xi’an News Network pada Sabtu (18/12/2021) melaporkan bahwa daerah Guanzhong di Provinsi Shaanxi adalah daerah utama merebaknya demam berdarah epidemik, dan memasuki periode  tinggi setiap Oktober.

Sejak awal musim dingin tahun ini, rumah sakit besar di Xi’an telah berturut-turut merawat banyak pasien dengan demam berdarah akibat virus mematikan ini. 

Menurut laporan, wabah demam berdarah epidemik ini adalah penyakit menular akut dan parah yang disebabkan oleh Hantavirus yang berasal hewan pengerat, terutama Apodemus agrarius dan Rattus norvegicus sebagai sumber utama infeksi. Manusia dapat terinfeksi jika mereka bersentuhan dengan darah tikus, urin, feses, atau makanan dan air yang terkontaminasi tikus.

Demam berdarah epidemik ini bukan seperti demam berdarah seperti biasanya. Secara klinis, demam berdarah ini terutama ditandai dengan demam, pedarahan, dan kerusakan ginjal, dengan onset atau waktu permulaannya terinfeksi yang cepat, perkembangan  cepat, dan mortalitas tinggi. Gejala awalnya mirip dengan flu biasa, sehingga banyak pasien akan salah mengiranya sebagai flu seperti biasa.

Setelah munculnya “beberapa kasus demam berdarah di Xi’an” terungkap ke publik, dengan cepat muncul di daftar pencarian Weibo dan menjadi topik terpanas di Internet. Meskipun laporan resmi tidak mengungkapkan situasi spesifik, menurut informasi yang diungkapkan oleh netizen lokal, situasi di beberapa wilayah Xi’an cukup serius.

Tangkapan layar obrolan menunjukkan beberapa staf medis mengatakan bahwa, departemen infeksi rumah sakit mereka penuh dengan pasien. Selain itu, semua rumah sakit yang ditunjuk untuk penanganan demam berdarah di Xi’an juga penuh, dan beberapa rumah sakit terpaksa ditutup. 

Menurut berita, situasi wabah di Distrik Chang’an sangat serius, dengan banyak kasus kematian. Beberapa sekolah terdapat anak-anak yang terinfeksi, dan sekolah-sekolah ditutup, dan beberapa pegawai pemerintah harus keluar untuk memburu tikus setiap hari.

Reporter itu menelepon Rumah Sakit Distrik Chang’an untuk meminta keterangan, dan staf yang bertugas memastikan bahwa memang ada wabah demam berdarah dan sibuk merespon.

“Demam berdarah ini adalah wabah sebelumnya, dan nama medisnya saat ini adalah demam berdarah. Anda juga bisa divaksinasi, dan jangan pergi ke tempat yang ada tikus. Ini panggilan darurat. Pusat perlindungan selalu bisa dihubungi,” ujar seorang staf yang bertugas di Rumah Sakit Distrik Chang’an di Xi’an.

Seorang anggota staf lainnya dari sebuah hotel di Distrik Chang’an mengatakan kepada wartawan bahwa demam berdarah selalu ada di Xi’an.

“Ada sejenis tikus di Distrik Chang’an yang membawa virus. Umumnya, ada tempat di mana tikus bergaris hitam muncul. Jika virus dibawa oleh tikus itu sendiri terkontaminasi dengan makanan atau sesuatu, itu mungkin terinfeksi,” katanya.

Anggota staf lainnya mengatakan bahwa Rumah Sakit Distrik Chang’an sudah penuh dan rumah sakit lokal yakni tempat hotel berada sudah ditutup.

Seorang anggota staf sebuah hotel di Distrik Chang’an mengatakan “Rumah sakit di dekat tempatnya ditutup. Jumlah kematian di rumah sakit itu tidak pasti, karena pemerintah mungkin tidak melaporkannya.”

Seorang netizen  mengungkapkan bahwa ada warga di Desa Xinbei, Taiyigong, Distrik Chang’an, meninggal dunia karena demam berdarah, dan pejabat mengirim sejumlah besar personel untuk mendesinfeksi lokasi. Ada juga desas-desus bahwa setidaknya 200 orang telah terinfeksi virus itu, dan beberapa orang terkena demam berdarah di taman dan meninggal dunia seminggu kemudian.

Netizen menduga wabah demam berdarah mungkin terkait dengan Strawberry rumah kaca, karena jumlah tikus hitam yang tidak normal di rumah kaca tahun ini. Kemungkinan Strawberry sudah terkontaminasi tikus dan kemudian terinfeksi setelah dimakan oleh manusia.

Seorang anggota staf sebuah hotel di Distrik Chang’an mengatakan “Hanya pada Strawberry, jangan makan Strawberry. Lagi pula, tikus akan menghabiskan musim dingin. Seharusnya musim dingin ketika tikus mengumpulkan makanan dan sejenisnya, yang mungkin membawa sebagian besar virus. Strawberry ini yang utama ditanam di Distrik Chang’an.”

Media resmi membantah kabar yang beredar, mengklaim bahwa demam berdarah tidak ada hubungannya dengan makan Strawberry. Laporan itu mengatakan Strawberry telah diperiksa dan tidak ada residu pestisida melebihi dari standar yang ditemukan.

Beberapa netizen langsung meninggalkan pesan untuk bertanya, tolong jawab petugas: Apakah ada hubungan antara residu pestisida dan demam berdarah? Jika feses tikus diekskresikan pada Strawberry, apakah akan menularkan demam berdarah jika dibersihkan  dan dimakan manusia secara menyeluruh?

Selain wabah demam berdarah, Xi’an juga merupakan salah satu daerah yang paling parah terkena gelombang baru COVID-19 di daratan Tiongkok.

Menurut data resmi, saat ini ada 11 zona berisiko sedang di Xi’an. Karena parahnya penularan, tim medis langsung diorganisir untuk memberikan dukungan di banyak tempat.

Banyak komunitas di kota di-lockdown secara ketat untuk penanggulangan pandemi. Bahkan, bar, tempat dansa, gimnasium, teater, tempat permainan mahjong, pusat pemandian dan tempat-tempat lainnya dilarang beroperasi. Selain itu, aturan yang diberlakukan adalah warga setempat tidak diizinkan meninggalkan kota Xi’an kecuali karena keperluan esensial. (hui)