Analis Tiongkok Menunjukkan Kekuatan Ekonomi Partai Komunis Tiongkok Membuat Perusahaan AS ‘Tunduk’ kepada Beijing

Danella Pérez Schmieloz dan Jan Jekielek

Kekuatan ekonomi Partai Komunis Tiongkok membuat banyak perusahaan dan pemerintahan “tunduk,” dalam  membantu rencana Beijing untuk mencapai hegemoni global, menurut analis Tiongkok Anders Corr.

Anders Corr, kepala di firma penasihat Corr Analytics dan penulis “The Concentration of Power,” mengatakan kepada program “American Thought Leaders” EpochTV mengatakan perusahaan [dan] … pemerintah  mulai sejalan dengan apa yang Partai Komunis Tiongkok ingin mereka lakukan … dengan sebuah cara yang benar-benar harus menjadi perhatian kita.” 

Anders Corr, yang juga merupakan seorang kontributor The Epoch Times, mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok memaksa perusahaan-perusahaan untuk melakukan penawarannya dengan imbalan akses ke pasar Tiongkok, yang menyumbang 20 persen ekonomi dunia. Perusahaan cenderung mematuhi Partai Komunis Tiongkok, karena  ingin menjual produk-produknya kepada 1,4 miliar orang Tiongkok dan mendapatkan tenaga kerja murah dari Tiongkok. 

Demikian halnya dengan Apple, kata Anders Corr, Apple dilaporkan membuat sebuah  kesepakatan rahasia dengan Partai Komunis Tiongkok pada 2016 untuk menghabiskan USD 275 miliar di Tiongkok selama lima tahun. Kesepakatan itu juga mencakup transfer teknologi secara paksa. 

Anders Corr mengatakan, kesepakatan itu tampaknya dipaksakan, karena Partai Komunis Tiongkok membuat aplikasi tertentu tidak tersedia di App store milik Apple.

“Jika anda membuktikan kepada Tiongkok bahwa anda berada di pihak Partai Komunis Tiongkok… [dengan cara] menyumbangkan  275 miliar dolar AS dalam sebuah perjanjian rahasia untuk transfer teknologi ke Tiongkok, jika anda membuktikan bahwa … mungkin Partai Komunis Tiongkok memberi kesepakatan yang lebih baik kepada anda… yang memaksimalkan pendapatan jangka-pendek anda [dan] meningkatkan bonus anda sebagai Kepala Staf Eksekutif, tetapi menjual semua pemegang saham di masa depan,” kata Anders Corr.

Anders Corr berpendapat bahwa tindakan semacam itu dimungkinkan karena konsentrasi kekuasaan Partai Komunis Tiongkok, yang memungkinkan Partai Komunis Tiongkok untuk “bertindak sebagai penjaga gerbang” ke pasar Tiongkok. Kekuasaan semacam ini tidak tersedia bagi presiden Amerika Serikat karena adanya kebebasan ekonomi di Amerika Serikat.

Banyak perusahaan yang membuat kesepakatan dengan Partai Komunis Tiongkok, bersedia untuk mengabaikan pelanggaran hak asasi manusia yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh rezim Tiongkok karena keserakahan, menurut Anders Corr.

Anders Corr menyebutkan bahwa beberapa pengusaha, seperti manajer pengelola investasi global miliarder Ray Dalio, membenarkan kesepakatan mereka dengan Partai Komunis Tiongkok dengan mengatakan bahwa, mereka tidak dapat terlibat dalam masalah hak asasi manusia dan masalah pemerintahan dan bahwa Amerika Serikat juga memiliki masalahnya sendiri. Tetapi, Anders Corr percaya bahwa ini adalah sebuah pernyataan yang tidak dapat diterima.

“Anda tidak dapat membandingkan tiga genosida di Tiongkok–—dari orang-orang Uyghur, orang-orang Tibet, dan Falun Gong–—dengan apa yang terjadi di Amerika Serikat,” ungkapnya.

“Untuk membandingkan keduanya adalah Tiongkok berupaya menyembunyikan bukti-bukti yang tidak menyenangkan itu dan sebuah fitnah untuk Amerika Serikat.”

Analis tersebut mengatakan Partai Komunis Tiongkok memiliki tujuan untuk mencapai “hegemoni global,” yang merupakan sebuah kebenaran yang diterima di dunia akademis. Anders Corr mengatakan, Partai Komunis Tiongkok menggunakan kekuasaan ekonomi ini untuk memperluas pengaruh politiknya di Amerika Serikat.

“Pengaruh yang dimiliki Beijing atas politik Amerika Serikat melalui perusahaan Amerika Serikat sebenarnya sangat mirip dengan pengaruh yang dimiliki Beijing terhadap negara-negara lain,” kata Anders Corr.

“Apakah itu Uganda atau Filipina, mereka menggunakan sedikit kekuasaan karena dapat menghidupkan dan mematikan impor dan ekspor antara Tiongkok dengan semua negara lain di dunia,” katanya.

Demokrasi Barat tidak berbuat cukup untuk melawan ekspansi Partai Komunis Tiongkok dan harus mengkoordinasikan sebuah pendekatan strategis ke Tiongkok, bersama dengan negara-negara Barat lainnya “sehingga demokrasi-demokrasi Barat memastikan bahwa perusahaan kita tidak menjual demokrasi ketika perusahaan kita sedang berbisnis di Tiongkok,” menurut Anders Corr.

“Kami seharusnya lebih banyak melawan. Kita seharusnya melihat lebih banyak bukti perlawanan terhadap Partai Komunis Tiongkok, yang tidak kita lihat, Bahkan G-7… mereka tidak dapat menyetujui boikot diplomatik terhadap Olimpiade ketika ada tiga genosida  yang sedang terjadi di Tiongkok,” pungkas Anders Corr.  (Vv)