Harga Grosir Naik 0.2 Persen di AS dengan Inflasi Tertinggi Selama 40 Tahun Terakhir

Bryan Jung

Harga-harga grosir di Amerika Serikat naik 0,2 persen di Desember 2021, dengan total harga-harga yang meroket 9,7 persen pada tahun 2021, rekor periode 12 bulan tertinggi kembali ke tahun 2010, menurut indeks harga produsen.

Ini adalah setengah dari perkiraan 0,4 persen oleh Dow Jones, tetapi konsumen masih merasa terjepit, dengan inflasi berjalan hampir pada level tertinggi selama 40 tahun, menurut sebuah laporan Kementerian Tenaga Kerja pada tanggal 13 Januari.

Namun, itu adalah penurunan besar dari November 2021, di mana indeks harga produsen naik 1 persen, naik dari 0,6 persen di Oktober.

Jumlah total untuk tahun 2021 jauh di atas peningkatan 0,8 persen pada tahun 2020 dan kenaikan 1,4 persen pada tahun 2019.

Ini terjadi setelah laporan Indeks Harga Konsumen 12 Januari, menunjukkan inflasi di tahun 2021 naik 7 persen dari tahun sebelumnya, kenaikan 12 bulan terbesar sejak Juni 1982.

Indeks harga produsen adalah sebuah indikator penting untuk pertumbuhan riil dengan menyesuaikan sumber pendapatan untuk inflasi di bidang industri seperti manufaktur, pertanian, energi, dan angkutan.

Indeks harga produsen inti, tidak termasuk makanan, energi dan perdagangan, meningkat 0,4 persen bulan lalu.

Harga pangan turun sebesar 0,6 persen dan harga energi turun sebesar 3,3 persen, sementara perdagangan naik 0,8 persen, menurut indeks tersebut.

Biaya transportasi dan pergudangan naik 1,7 persen.

Inflasi inti di tingkat grosir, tidak termasuk makanan dan energi, naik 0,5 persen pada sebuah basis bulanan di bulan Desember, turun dari lonjakan 0,9 persen di November.

Inflasi harga sebagian besar disebabkan oleh krisis rantai pasokan yang tidak ada habisnya pada saat permintaan konsumen melonjak.

Sementara itu, tingkat pengangguran untuk Desember turun menjadi 3,9 persen.

Klaim pengangguran mingguan pada akhir minggu lalu berjumlah 230.000, di atas perkiraan 200.000, dan naik dari angka minggu sebelumnya klaim-klaim 207.000.

Klaim berkelanjutan turun sebesar 194.000 menjadi 1,56 juta, karena rata-rata empat minggu dari pengajuan mencapai titik terendah sejak Juni 1973.

Tren penurunan klaim yang sebagian besar terjadi di tengah partisipasi angkatan kerja jauh di bawah tingkat pra-pandemi dan karena manfaat COVID-19 karyawan berakhir.

Meskipun penurunan angka pengangguran, angka pekerjaan total adalah sekitar 2,9 juta di bawah sebelum tahun 2020, di mana angkatan kerja yang lebih sedikit hampir 2,3 juta.

Pemulihan pandemi pasca-tahun 2021 akhir-akhir ini terhambat oleh pesatnya penyebaran varian Omicron, yang telah memicu meningkatnya kasus-kasus dan banyak lagi pembatasan oleh pemerintah.

Meningkatnya inflasi memaksa sebuah perubahan kebijakan oleh Federal Reserve, yang sebelumnya memandang tekanan harga itu hanya sementara.

Federal Reserve diperkirakan akan memperketat kebijakan akhir tahun ini, dengan menaikkan suku bunga sebagai tanggapan terhadap inflasi yang tinggi dan sebuah pasar kerja yang pulih.

Pengetatan suku bunga oleh The Fed, diperkirakan akan memperlambat perekonomian dan menjaga inflasi menjadi terkendali dengan menaikkan biaya pinjaman untuk para konsumen dan dunia bisnis. (Vv)