Pakar : Beijing Akhirnya Akan Mematikan Tesla di Tiongkok Demi Mendukung Produsen Kendaraan Listrik Lokal

Frank Fang dan David Zhang

Strategi nasional Beijing untuk transfer teknologi secara paksa berarti bahwa Tesla pada akhirnya akan disingkirkan dari pasar Tiongkok, sama seperti nasib diderita oleh perusahaan Barat lainnya di masa lalu, kata Robert Atkinson, Presiden Information Technology and Innovation Foundation (ITIF) yang berbasis di Washington.

“Pada akhirnya, strategi untuk Tiongkok adalah cukup jelas. Mereka akan memanfaatkan anda dan kemudian mencampakkan anda,” kata Robert Atkinson dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan NTD, media saudara The Epoch Times.

Robert Atkinson  menjelaskan, Strategi Tiongkok untuk Tesla, ia percaya adalah, hei, kita akan mendapatkan beberapa keuntungan dari Tesla. Tetapi pada akhirnya, kita ingin perusahaan seperti Geely dan para pembuat kendaraan listrik Tiongkok lainnya untuk mendominasi, bukan hanya di pasar Tiongkok, tetapi di banyak pasar dunia. 

Rezim Tiongkok dikenal karena mengharuskan perusahaan asing untuk masuk usaha patungan dengan perusahaan Tiongkok, banyak dari perusahaan-perusahaan Tiongkok itu didukung oleh rezim partai komunis Tiongkok, untuk mendapatkan pengetahuan  teknologi dan kekayaan intelektual yang berharga.

Tesla tampaknya telah menghindari risiko semacam itu ketika, pada tahun 2018, Tesla menjadi pembuat mobil asing pertama yang mendirikan sebuah pabrik yang sepenuhnya dimiliki Tesla di Tiongkok tanpa sebuah perusahaan Tiongkok sebagai mitranya. Pabrik Tesla yang berlokasi di Shanghai, mulai memproduksi Tesla Model 3 pada akhir tahun 2019.

Namun, Robert Atkinson mengatakan Beijing memang mendapatkan “transfer teknologi secara langsung atau tidak langsung” dari Tesla. Terlebih lagi, pembuat kendaraan listrik Tiongkok juga diatur untuk diuntungkan, karena beberapa pekerja Tesla saat ini pada akhirnya akan beralih pekerjaan dan bekerja untuk pembuat kendaraan listrik Tiongkok sebagai gantinya, tambahnya.

Misalnya, Robert Atkinson menunjuk ke dua perusahaan telekomunikasi Eropa, Nokia dan Ericsson, mengatakan bagaimana kedua perusahaan itu pernah memiliki bagian besar di pasar Tiongkok sebelum menyerahkan pada ke pesaingnya dari Tiongkok, ZTE dan Huawei.

“Saya pikir itulah yang akan kita lihat terjadi [dengan Tesla] di beberapa titik. Pertanyaan sebenarnya adalah berapa lama?” kata Robert Atkinson.

Robert Atkinson mengatakan bahwa tetapi mungkin yang lebih penting untuk diketahui semua perusahaan asing, apakah Tiongkok tidak menyerah pada metode-metodenya saat ini dalam memperoleh teknologi-teknologi Barat.

“Transfer teknologi secara paksa, pencurian kekayaan intelektual, akuisisi ilmu pengetahuan, apa pun yang  ingin anda sebut, masih tetap akan menjadi sebuah bagian inti dari ekonomi Tiongkok untuk setidaknya satu atau dua dekade lagi,” Robert Atkinson memperingatkan.

Ekonomi Tiongkok menjadi lebih canggih, dengan cepat berkembang di Amerika Serikat dalam 20 tahun terakhir, menurut peringkat global kompleksitas ekonomi oleh Laboratorium Pertumbuhan Universitas Harvard. Sebuah peringkat yang lebih tinggi pada Indeks Kompleksitas Ekonomi menunjukkan suatu negara mengekspor barang-barang yang lebih beragam dan kompleks.

Pada tahun 2000, Tiongkok berada di peringkat ke-39 dalam Indeks Kompleksitas Ekonomi sementara Amerika Serikat adalah negara paling kompleks keenam di dunia. Di tahun 2019, Tiongkok melonjak ke peringkat ke-16 sedangkan Amerika Serikat turun ke peringkat ke-11.

Jepang menempati peringkat pertama pada tahun 2000 dan 2019.

Untuk membalikkan tren tersebut, Robert Atkinson mengatakan Undang-Undang Inovasi dan Persaingan Amerika Serikat, sebuah Rencana Undang-Undang yang disahkan di Senat pada bulan Juni tahun lalu, adalah bagian utama undang-undang untuk membangun kemampuan-kemampuan Amerika Serikat di sektor teknologi canggih.

Jika diberlakukan, Rencana Undang-Undang tersebut akan mengotorisasi sekitar 190 miliar dolar AS pembelanjaan untuk penelitian dan pengembangan ilmiah serta pendanaan sebesar  52 miliar dolar AS untuk meningkatkan produksi dan penelitian Amerika Serikat di bidang semikonduktor–—kepingan kecil yang menggerakkan segalanya mulai dari telepon pintar, kendaraan listrik, hingga rudal.

Dewan Perwakilan Rakyat masih perlu meloloskan Rencana Undang-Undang tersebut versi Senat. Pada November tahun lalu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi (D-Calif.) dan Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer (D-N.Y.) mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengumumkan sebuah perjanjian bikameral untuk konferensi Undang-Undang Inovasi dan Persaingan Amerika Serikat.

Menurut Robert Atkinson, mungkin ada pemungutan suara di Dewan Perwakilan Rakyat bulan depan.

Masih banyak lagi yang dapat dilakukan pemerintah Amerika Serikat, seperti mengingkari perusahaan Tiongkok yang diketahui mendapat keuntungan dari pencurian kekayaan intelektual atau besar-besaran, mendapat subsidi pemerintah Amerika Serikat secara besar-besaran dengan cara mengakses pasar Amerika Serikat, Robert Atkinson menambahkan.

Subsidi pemerintah yang berlebihan dan pencurian  kekayaan intelektual termasuk praktik perdagangan yang ilegal yang dilakukan Tiongkok yang ditemukan di dalam penyelidikan “Bagian 301” Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat pada tahun 2018. 

Hal itu mendorong perang dagang Tiongkok-Amerika Serikat dan mendorong penandatanganan kesepakatan perdagangan fase pertama pada Januari 2020. Di bawah kesepakatan perdagangan itu, Tiongkok setuju untuk membeli setidaknya tambahan barang dan jasa Amerika Serikat sebesar USD 200 miliar selama tahun 2020 dan 2021 dan mengakhiri transfer teknologi secara paksa.

“Saya pikir pada akhirnya, apa yang harus kita lakukan di Amerika Serikat adalah kita harus mulai bergerak lebih cepat, Jika kita tidak bergerak lebih cepat, maka saya pikir pada dasarnya adalah tamat,”  kata Robert Atkinson. (Vv)