Penembakan Meletus di Perbatasan Ukraina, Inggris Sebut Rusia Mengirim Lebih Banyak Pasukan

Bi Xinci dan Chen Haiyue 

Tembakan terdengar di daerah perbatasan timur Ukraina yang dikendalikan oleh pemberontak yang didukung oleh Rusia, pada Kamis 17 Februari.

Ukraina menyalahkan pemberontak yang didukung Rusia menyerang taman kanak-kanak di perbatasan timurnya, tetapi untungnya tidak ada korban.

Pasukan pemerintah Ukraina dan pemberontak juga saling menuding melanggar perjanjian gencatan senjata dan menggunakan senjata berat seperti mortir.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengunjungi perbatasan timur dan Laut Azov pada hari Kamis, menuduh pasukan Rusia tidak mundur.

Volodymyr Zelensky berkata : “Kami melihat pertemuan besar tentara (Rusia), yang tidak berubah dalam seminggu terakhir. Kami melihat beberapa rotasi (prajurit) kecil, kami tidak menyebut ini sebagai penarikan pasukan Rusia.”

Ukraina juga telah memperkuat keamanan perbatasan, dan saat ini, situasi di perbatasan antara Ukraina dan Belarusia tenang.

Sekitar 140.000 tentara Rusia dan pemberontak Ukraina telah berkumpul di perbatasan, kata militer Ukraina, dan 9.000 tentara Rusia lainnya di Belarus berpartisipasi dalam latihan tersebut.

Pemerintah Inggris menunjukkan bahwa tidak hanya tidak mundur, Rusia telah meningkatkan pasukannya.

Wakil Sekretaris Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey mengatakan, “Untuk menyerang dan kemudian menduduki negara seluas Ukraina mungkin akan membutuhkan jauh lebih dari 140.000 tentara. Tetapi pada kenyataannya, mereka telah mengerahkan cukup banyak pasukan untuk mengepung Donbass dan menduduki wilayah Ukraina di Odessa, pelabuhan utama dan mengancam ibukotanya.”

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menegaskan  bahwa Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda meredakan situasi.

Menteri Pertahanan Ukraina berpartisipasi dalam Pertemuan Menteri Pertahanan NATO secara online pada hari yang sama. (hui)