Presiden Ukraina Tolak Tawaran Evakuasi dari Amerika Serikat: ‘Saya Butuh Amunisi, Bukan Tumpangan’

Zachary Stieber

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak sebuah tawaran evakuasi dari Amerika Serikat, Ia menyatakan  tetap berada di negaranya saat pasukan Rusia semakin menguasai banyak wilayah, kata para pejabat Ukraina pada 26 Februari.

“Pertarungan ada di sini; Saya butuh amunisi, bukan suatu tumpangan,” kata Volodymyr Zelensky dalam sebuah penyataan.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan kepada The Epoch Times dalam sebuah email, “Kami  mengetahui lokasi Presiden Volodymyr Zelenskyy dan berhubungan dekat dengan beliau dan timnya.”

“Kami terus memberikan dukungan kepada beliau dan pemerintah Ukraina yang terpilih secara demokratis, tetapi saya tidak akan membahas masalah keamanan,” juru bicara tersebut menambahkan.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan pada Jumat 25 Februari, bahwa ia berbicara dengan Volodymyr Zelensky setelah sebuah KTT darurat Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO). Joe Biden mengatakan ia “memuji tindakan berani orang-orang Ukraina yang berjuang untuk membela negara mereka” dan “menyampaikan dukungan ekonomi, kemanusiaan, dan keamanan yang diberikan oleh Amerika Serikat serta upaya kami yang berkelanjutan untuk menggalang negara-negara lain untuk memberikan bantuan serupa.”

Pemerintahan Joe Biden juga dilaporkan meminta kepada Kongres sebesar  $6,4 miliar dolar AS untuk memberikan dukungan kepada Ukraina.

Volodymyr Zelensky berbicara kepada rakyat Ukraina sambil berdiri di Kyiv, ibukota Ukraina, pada hari Sabtu saat pertempuran pecah di jalan-jalan di sana.

“Selamat pagi rakyat Ukraina. Jangan percaya berita palsu. Saya berada di sini. Kita tidak akan meletakkan senjata kita. Kita akan membela negara kita. Senjata-senjata kita adalah kekuatan kita. Ini adalah tanah kita. Negara kami. Anak-anak kita. Kita akan melindungi mereka semua,” kata Volodymyr Zelensky dalam video tersebut, yang ia posting di media sosial.

Pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari dan bertempur di beberapa wilayah Ukraina telah berkembang sejak saat itu.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah menuntut agar rakyat Ukraina untuk melucuti senjata dan menggulingkan Volodymyr Zelensky.

Kyiv tetap berada di bawah kendali Ukraina, kata Volodymyr Zelensky dalam sebuah video terpisah yang  dirilis oleh pemerintahannya pada Sabtu pagi.

Tetapi selain pertempuran darat, serangan-serangan udara menyebabkan kerusakan pada bagian-bagian Kyiv dan menyisakan tentara dan penduduk-penduduk sipil yang tewas dan terluka.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba membagikan sebuah foto dari sebuah bangunan apartemen yang rusak sebuah serangan udara, menulis bahwa “Kyiv, kota kita yang indah dan damai, selamat satu malam lagi di bawah serangan pasukan darat dan rudal-rudal Rusia.”

“Salah satu rudal telah menghantam sebuah apartemen perumahan di Kyiv. Saya menuntut dunia: sepenuhnya mengisolasi Rusia, mengusir para duta besar Rusia, melakukan embargo minyak Rusia, merusak ekonomi Rusia. Hentikan penjahat-penjahat perang Rusia!” Dmytro Kuleba menambahkan.

Tidak ada pasukan luar yang membantu pasukan Ukraina tetapi beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, telah memberikan -senjata dan bentuk bantuan lainnya.

“Kami terus memberikan dukungan bagi Ukraina untuk mempertahankan diri,” John Kirby, Sekretaris Pers Pentagon, mengatakan kepada wartawan-wartawan di Washington. 

“Saya akan sangat jelas di sini, kita akan memberikan bantuan keamanan tambahan untuk Ukraina. Kita akan. Bagaimana hal itu akan dilakukan masih sedang.”

Volodymyr Zelensky telah menekan NATO mengenai apakah Ukraina dapat bergabung tetapi “tidak seorang pun yang menjawab” katanya dalam video baru-baru ini. “Tetapi kami tidak takut, kami tidak takut apa pun. Kami tidak takut membela negara kami, kami tidak takut pada Rusia,” katanya.

NATO pada Jumat mengaktifkan pasukan tanggapannya untuk pertama kalinya dalam sejarah.

“Kami telah mengerahkan pasukan darat dan pasukan udara yang bertahan di bagian timur aliansi, dan aset-aset maritim di seluruh wilayah NATO,” aliansi, yang termasuk anggota yang adalah tetangga Ukraina, mengatakan dalam sebuah siaran pers.

Di bawah aturan-aturan NATO, sebuah serangan terhadap salah satu anggota NATO dianggap sebagai suatu serangan terhadap semua anggota NATO.

Para pejabat Rusia mengatakan mereka menginvasi Ukraina sebagian karena potensi Ukraina bergabung dengan NATO tidak dikesampingkan oleh para pemimpin Ukraina atau pejabat-pejabat NATO.

Perdana Menteri Finlandia mengatakan, setelah invasi tersebut bahwa langkah itu mengubah perdebatan mengenai apakah Finlandia harus bergabung, mendorong Maria Zakharova, seorang juru bicara Menteri Luar Negeri Rusia, untuk mengatakan Finlandia atau Swedia bergabung NATO akan memicu “konsekuensi militer dan politik yang serius.” (Vv)