Penghuni Gedung-gedung Terisolasi Shenzhen Putus Asa, Membunyikan Mulai Mangkok Stainles Hingga Berteriak di Larut Malam

  • Lockdown secara keseluruhan Shenzhen dilonggarkan, tetapi situasi epidemi di beberapa daerah masih serius pada Jumat (18/3/2022).
  • Video beredar menunjukkan bahwa beberapa komunitas telah ditutup selama lebih dari dua minggu, warga telah melampaui batas kesabaran mereka dan mulai memukuli berbagai benda seperti mangkok stainles dan pot di malam hari.
  • Warga juga berteriak dan meluapkan amarah mereka.

NTDTV.com

Kota Shenzhen telah ditutup selama seminggu. Pejabat setempat mengumumkan bahwa sejak 18 maret, bus dan kereta bawah tanah di Yantian, Pingshan, Distrik Baru Dapeng dan Zona Kerjasama Khusus Shenshan akan kembali beroperasi. Beberapa taman dan alun-alun juga akan dibuka kembali. 

Namun demikian, pihak berwenang mengingatkan bahwa situasi pencegahan dan pengendalian epidemi masih parah, dan pertemuan harus dihindari.

Video yang diunggah online menunjukkan bus dan pejalan kaki sudah berada di jalanan di beberapa daerah yang diregulasi.

Akan tetapi, banyak daerah tetap ditutup untuk pengelolaan pandemi. Beberapa komunitas telah ditutup selama lebih dari dua minggu. 

Penduduk pun mulai melawan. Penutupan jangka panjang akan menciptakan tekanan mental yang besar. Sehingga menyebabkan kurangnya kebutuhan bagi keluarga yang tidak cukup persiapan.

Video beredar menunjukkan bahwa Taman Weipeng Shenzhen pada awalnya direncanakan untuk dibuka blokirnya, tetapi ditutup kembali karena kasus wabah baru.

Warga yang marah muncul di balkon mereka di malam hari, beberapa memukul berbagai alat, yang lain mengetuk pot, dan lebih banyak lagi berteriak untuk melampiaskan amarah mereka.

Ada juga sebuah komunitas  yang telah ditutup selama 16 hari dan sepenuhnya memenuhi persyaratan untuk pembukaan blokir. Akan tetapi, masih belum dibuka. Warga juga mulai berteriak dari balkon mereka di malam hari. Warga berkata: “Komunitas tertutup, dan penghuni komunitas telah menjadi gila.”

Pada 19 Maret, penduduk di Shazui 1st Fang, Distrik Futian, Shenzhen juga mengetuk benda-benda dan meneriakkan “kami perlu bahan pokok.”

Menurut berita, pada 18  Maret, kasus COVID-19 meledak di Desa Longqiu, Shenzhen. Pihak berwenang mengirimkan banyak bus besar untuk membawa penduduk pergi ke tempat isolasi terpusat.

Selain itu, jalan-jalan di Desa Shatou, Distrik Futian, Shenzhen baru saja dibuka. Akan tetapi,  cluster COVID-19 kembali muncul. Komunitas terkait ditutup kembali, dan beberapa pejabat diberhentikan. (Hui)