Mantan Penembak Jitu Inggris yang Berperang di Ukraina : Tentara Rusia Lebih Lemah daripada Taliban

oleh Chen Juncun

Seorang mantan penembak jitu Inggris yang pergi ke Ukraina untuk ikut berperang mengatakan bahwa kinerja pertempuran tentara Rusia sangat buruk, bisa jadi lebih buruk daripada militan Taliban. Dia percaya bahwa pasukan Rusia tidak mungkin mengepung Kiev, ibu kota Ukraina.

Menurut laporan media Inggris ‘Times’, pria berusia 34 tahun yang bernama Shane Matthew, sebelumnya telah 2 kali dikirim ke Afghanistan, tempatnya Taliban, ketika ia bertugas di Angkatan Darat Inggris.

Matthew telah terlibat dalam perang Rusia – Ukraina yang pecah pada 24 Februari, tetapi dia bukan anggota Legiun Asing, melainkan bertugas untuk membantu melatih warga sipil Ukraina dalam hal pertolongan pertama dan mangobati luka korban pertempuran.

Dia baru-baru ini menyaksikan sendiri situasi pertempuran tentara Rusia di Irpin. hal mana membuatnya bertambah yakin bahwa dirinya berada dipihak yang bakal meraih kemenangan.

Dia menggambarkan bahwa pada ketika 12 orang tentara Rusia memasuki Irpin kemudian terjadi baku tembak dengan tentara Ukraina. tentara Rusia sempat panik, sehingga sebagian besar dari mereka terbunuh dan sisanya melarikan diri.

“Kinerja militer Taliban bahkan lebih baik daripada mereka. Tampaknya mereka tidak mungkin mampu mengepung Kyiv”, katanya.

Setelah menyaksikan “ketidakmampuan total” tentara Rusia, ia menggambarkan kinerja tentara Rusia sebagai “taktis rendahan”. Dia mengatakan bahwa dirinya yakin benar telah berdiri  di pihak yang 100 persen bakal menang.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya telah menghimbau kedatangan sukarelawan asing untuk berperang melawan invasi Rusia. Sejauh ini, sekitar 20.000 orang dari seluruh dunia telah melakukan perjalanan ke Ukraina untuk tujuan itu. Mereka membentuk Legiun Asing yang paling menarik perhatian sejak Perang Saudara Spanyol.

Media Inggris ‘The Guardian’ melaporkan bahwa semua sukarelawan asing harus menandatangani kontrak dengan pemerintah Ukraina, dan kemudian mereka akan ditugaskan ke unit pelatihan untuk menilai pengalaman profesional mereka.

Selain merekrut sukarelawan asing, pemerintah Ukraina juga mendorong warga sipil bergabung dengan tentara Ukraina untuk bersama-sama membela tanah air. Baru-baru ini, seorang wanita berusia 98 tahun ingin bergabung dengan tentara untuk berperang melawan Rusia, tetapi dia ditolak dengan alasan usianya yang sudah tua, tetapi semangatnya dalam membela negara masih patut diacungkan jempol.

Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam pesan di Twitter menyebutkan bahwa wanita tua itu pernah ikut bertempur dalam Perang Dunia Kedua, dan ini adalah kedua kalinya dalam hidup menemui peperangan. Dia telah siap untuk kembali membela tanah air. Terlepas dari kelebihan dan pengalamannya, dia ditolak karena usianya yang senja.

“Kami yakin bahwa dalam waktu dekat dia akan ikut merayakan kemenangan lain di Kyiv”, demikian pesan di tweet itu. (sin)