Xi Jinping Dikerjai oleh Faksi Anti-Xi dengan Cara yang Sungguh Canggih

oleh Qin Rui – Aboluowang

Baru-baru ini, media corong partai yang berkuasa ‘Renmin Rebao’ menerbitkan artikel yang disebut “komentar penting” dalam bahasa Mandarin yang isinya menuding Amerika Serikat sebagai biang kerok krisis Ukraina. 

Tadinya penerbitan tulisan ini dimaksudkan oleh penguasa untuk kepentingan propaganda dalam negeri, namun artikel tersebut dimanfaatkan oleh golongan anti-Xi dalam Partai Komunis Tiongkok (PKT), yakni faksi Jiang Zemin dan Zeng Qinghong untuk dipublikasikan ke Barat lewat media Hongkong yang mereka kuasai yaitu ‘South China Morning Post’ setelah dialihbahasakan ke Inggris. 

Golongan anti-Xi ini bertujuan meminjam tangan Barat untuk lebih lanjut menyerang Xi Jinping yang sedang ngotot untuk terus berkuasa. Tentunya jika Xi gagal terpilih kembali dalam Kongres Nasional ke-20 nanti, maka kekuasaan akan beralih kembali ke tangan mereka. 

“Amerika Serikat Mengemban Tanggung Jawab Tak Terelakkan atas Krisis : Melihat Hegemoni Amerika dari Krisis Ukraina”, ini adalah judul artikel pertama dari serangkaian artikel komentar.

Mereka yang akrab dengan politik PKT mungkin tahu bahwa, sebagai surat kabar partai, artikel komentar yang dimuat pada ‘Renmin Rebao’ umumnya dibagi ke dalam 3 kategori. Diantaranya, artikel komentar untuk suatu isu khusus, umumnya dipublikasikan berdasarkan “panduan” dari Kementerian Propaganda Tiongkok. Sedangkan nama samaran penulis “Zhong Sheng” di ‘Renmin Rebao’ biasanya digunakan untuk penulisan artikel yang berkaitan dengan Tinjauan Internasional.

Dari judul artikel, masyarakat dapat melihat bahwa PKT telah mengaitkan tanggung jawab atas perang yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina kepada Amerika Serikat, dan ini dikatakan sebagai “hegemoni Amerika”.

Media ‘South China Morning Post’ yang dikendalikan oleh Zeng Qinghong, menggunakan beberapa jam untuk mengalihbahasakan artikel tersebut ke dalam bahasa Inggris lalu dipublikasikan “tepat waktu” kepada pembaca di dunia.

Artikel tersebut juga memperkenalkan bahwa pada 28 Maret ‘Renmin Rebao’, juga menerbitkan artikel “komentar penting” berjudul yang ditulis oleh “Jun Sheng” , menerbitkan apa yang disebut komentar penting ‘Dengan Niat Menyembunyikan, Pengrusak Keamanan Hayati Global’, yang merupakan bagian ke-6 dari serinya komentar ‘Peran Tercela yang Dimainkan Amerika Serikat dan Barat di Panggung Internasional dari Perspektif Krisis Ukraina’.

Sun Yun, direktur Program Tiongkok di lembaga pemikir ‘Stimson Center’ yang berbasis di Washington, mengatakan bahwa pernyataan Beijing terutama ditujukan untuk pembaca berita dalam negeri Tiongkok dengan menekankan maksud bahwa “Tiongkok berdiri di sisi Rusia itu merupakan hal yang sepatutnya”, kata Sun Yun.

‘South China Morning Post’ dalam artikelnya menyebutkan : Sementara Tiongkok menyerukan untuk menggunakan saluran diplomatik untuk menyelesaikan masalah Ukraina, tetapi penolakannya untuk mengutuk tindakan sekutu dekatnya (Rusia) telah meningkatkan kekhawatiran tentang apakah Beijing dapat membantu Moskow untuk menghindari sanksi dan memberikan dukungan militer. 

Laporan juga menambahkan bahwa, Beijing juga menolak negara-negara lain yang menginginkan Beijing menggunakan pengaruhnya atas Moskow untuk membantu mengakhiri perang.

Dalam pembicaraan visual antara kepada negara AS dan Tiongkok pada 18 Maret, Biden dengan tegas menjelaskan kepada Xi Jinping bahwa akan ada konsekuensi jika Beijing memberikan dukungan material kepada Moskow. Beijing beralih ke beberapa negara berkembang untuk mendapatkan dukungan atas pendiriannya terhadap Ukraina.

Laporan tersebut mencatat bahwa sehari setelah pembicaraan, Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok Le Yucheng berbicara tentang 4 “pelajaran penting” yang diperoleh dari krisis Ukraina, yang semuanya diarahkan untuk menuduh Washington dan NATO yang demi mencapai keamanan mutlak mereka tidak segan untuk menggunakan negara kecil sebagai senjata.

Niat awal dari anak buah Xi Jinping adalah menerbitkan artikel di ‘Renmin Rebao’ untuk propaganda di dalam negeri. Namun dikerjain oleh golongan anti-Xi dalam partai yang ingin meminjam tangan Barat untuk menyerang Xi Jinping, yang masih ngotot untuk tetap berkuasa. Syukur kalau Xi Jinping gagal terpilih di Kongres Nasional ke-20, maka faksi Jiang Zemin dan Zeng Qinghong dapat merebut kembali kekuasaan. (sin)