Terjerambab Kembali ke Era Uni Soviet, Dua Putri Putin, Sberbank dan Alfa Bank Dijatuhi Sanksi

Zhang Ting

Amerika Serikat pada Rabu 6 April menerapkan langkah baru terhadap lembaga keuangan dan elit Rusia, setelah Amerika Serikat dan negara-negara Eropa menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina. Sasaran yang dikenai sanksi termasuk Sberbank, putri  Putin, dan istri serta putri menteri luar negeri Rusia

Menurut Reuters dan CNN, seorang pejabat senior AS mengatakan kepada wartawan bahwa sanksi baru yang dijatuhkan akan memberlakukan blokade menyeluruh terhadap Sberbank dan Alfa Bank.

“Hari ini, kami telah meningkatkan kejutan keuangan dengan memberlakukan blokade komprehensif terhadap Sberbank, lembaga keuangan terbesar Rusia, dan Alpha Bank, bank swasta terbesar Rusia,” kata pejabat senior AS kepada wartawan.

Sberbank memegang hampir sepertiga dari total aset perbankan Rusia, kata pejabat itu, seraya menambahkan bahwa AS kini telah sepenuhnya memblokir “lebih dari dua pertiga sektor perbankan Rusia.”

Pejabat itu juga mengatakan bahwa orang Rusia dapat dipaksa kembali ke standar hidup gaya Soviet tahun 1980-an. Orang Amerika dilarang berinvestasi di Rusia, termasuk modal ventura atau merger.

Pejabat AS juga mengumumkan bahwa “sejalan dengan G7 dan Uni Eropa, pihaknya telah mengumumkan larangan investasi baru di Rusia.” Ini akan dilaksanakan melalui perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Presiden AS Joe Biden.

Sberbank dan Alfa Bank merespons

Sberbank dan Alfa Bank menanggapi pada Rabu 6 April, bahwa sanksi baru yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat tidak akan berdampak signifikan pada operasi bank.

“Sanksi tidak akan berdampak signifikan pada bisnis bank, juga tidak akan mempengaruhi layanan ke Rusia, karena sistem telah disesuaikan dengan pembatasan sebelumnya,” kata Sberbank dalam sebuah pernyataan.

Alfa Bank mengatakan akan menangguhkan sementara transaksi dolar AS dengan rekan-rekannya, tetapi akan terus memperdagangkan rubel, euro, dan mata uang lainnya.

Seorang perwakilan Alfa Bank mengatakan kepada Reuters, bahwa tidak jelas apa yang akan terjadi pada rekening dolar AS pelanggannya di bank tersebut.

“8.257 sanksi telah dijatuhkan pada Rusia. Kami khawatir sebelumnya, tetapi sekarang – bisnis seperti biasa,” kata Alfa Bank dalam sebuah pernyataan di Telegram-nya.

AS Sanksi Elit Rusia Termasuk Putri Putin

Pejabat itu juga mengatakan AS juga telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap elit Rusia dan keluarga mereka, termasuk putri dewasa Presiden Rusia Vladimir Putin, Mariya Putina dan Katerina Tikhonova, istri dan putri Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, dan anggota Dewan Keamanan Rusia. Mantan Presiden dan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev dan Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin juga dikenai sanksi. AS telah memberikan sanksi kepada lebih dari 140 oligarki dan anggota keluarga mereka dan lebih dari 400 pejabat pemerintah Rusia, kata pejabat senior itu.

Departemen Kehakiman AS juga mengumumkan tindakan penegakan baru pada hari Rabu untuk mengganggu dan menuntut kegiatan kriminal Rusia.

Lebih banyak sanksi yang Akan Diumumkan

AS juga akan memberlakukan sanksi blokade besar-besaran kepada BUMN Rusia. Departemen Keuangan AS akan mengumumkan sanksi pada Kamis 7 April. Pejabat itu juga mengatakan Departemen Keuangan telah memblokir Rusia dari melakukan pembayaran utang dalam dolar yang disimpan di bank-bank AS.

Pejabat senior itu mengatakan langkah AS telah berdampak buruk pada ekonomi Rusia sejak Rusia menginvasi Ukraina.

“PDB Rusia diperkirakan menyusut dua digit tahun ini. IMF (Dana Moneter Internasional) memprediksi bahwa guncangan ekonomi tahun ini saja akan menghapus keuntungan ekonomi dalam 15 tahun terakhir,” kata pejabat itu.

Ditanya tentang efek sanksi untuk mengakhiri perang Putin di Ukraina, pejabat senior itu berusaha menyoroti dampak sanksi terhadap kehidupan di Rusia, dengan mengatakan Putin pada akhirnya harus berurusan dengan rakyatnya.

“Bahkan seorang diktator seperti Putin membuat kontrak sosial dengan rakyat Rusia. Dia mengambil kebebasan mereka dengan imbalan janji stabilitas. Jadi dia tidak memberi mereka stabilitas,” kata pejabat itu.

“Apa yang bisa kita lakukan dan kapan itu akan berhasil? Saya pikir pertanyaannya adalah, apa akhir permainan Putin di sini? Apa yang dia mainkan?” pejabat itu menambahkan, “Baginya, ini (invasi ke Ukraina) jelas sedang terjadi. Kegagalan dan pada titik tertentu dia harus mengakui kenyataan itu.” (hui)