Teleskop Hubble Temukan Earendel, Bintang Terjauh yang Pernah Tercatat

Reuters

Menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA, para ilmuwan telah menemukan bintang individu terjauh yang pernah tercatat, raksasa terang yang mereka juluki Earendel—bahasa Inggris kuno untuk “bintang pagi”—karena bintang itu  ada selama fajar alam semesta.

Para peneliti mengatakan, bintang itu sangat panas dan berwarna biru, diperkirakan 50 hingga 100 kali massa Matahari kita, serta jutaan kali lebih terang. Cahayanya menempuh perjalanan selama 12,9 miliar tahun sebelum mencapai Bumi, yang berarti bahwa bintang itu ada ketika alam semesta baru berusia 7 persen dari usianya saat ini.

Menjelaskan julukannya, pemimpin tim peneliti, Brian Welch mengatakan, para peneliti memperkirakan bahwa “bintang pagi” yang ada selama periode Cosmic Dawn adalah “paralel yang baik”. “Ini juga persembahan untuk para kutu buku Lord of the Rings di luar sana,” tambahnya Dalam Lord of the Rings, Earendel adalah karakter setengah elf yang mengarungi lautan membawa permata Silmaril yang disebut bintang pagi.

Dalam mengamati objek sejauh Earendel, para ilmuwan mengintip ke masa lalu yang dalam karena jarak yang sangat jauh yang ditempuh cahaya dari bintang untuk mencapai Bumi—dalam arti tertentu, menggunakan Hubble sebagai mesin waktu.

“Biasanya ketika kita melihat objek yang sangat jauh, apa yang kita lihat adalah cahaya dari seluruh galaksi—jadi jutaan bintang bercampur  menjadi  satu—dan kita dapat melihatnya hingga jarak yang lebih jauh. Namun dalam kasus ini, berkat sekelompok galaksi yang sangat masif di latar depan, cahaya dari satu bintang ini baru saja diperbesar dengan sangat, sangat tinggi, sehingga kami dapat melihat bintang tunggal ini pada jarak yang jauh dan lebih jauh lagi,” papar Welch.

Gambar Earendel Hubble pertama diperoleh pada 2016, dengan pengamatan tindak lanjut pada 2019. Para peneliti berharap untuk mempelajarinya lebih lanjut menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb generasi berikutnya, yang akan mulai beroperasi dalam beberapa bulan setelah diluncurkan pada Desember mendatang.

Welch mengatakan bahwa para peneliti terkejut dengan penemuan itu, dengan mengatakan, “Ya, pasti ada periode bertanya-tanya apakah hal ini mungkin nyata.”

Hingga saat ini, bintang tunggal terjauh yang pernah tercatat adalah bintang berjuluk Icarus yang ada 4 miliar tahun setelah Earendel.

Earendel mungkin jauh berbeda dari bintang-bintang yang mengisi alam semesta saat  ini. Welch mengatakan itu kemungkinan sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium, dengan mungkin sejumlah elemen yang lebih berat termasuk karbon, nitrogen, dan oksigen.

Unsur-unsur yang lebih berat tidak ada sampai mereka ditempa dalam kaldron fusi inti dari generasi awal bintang, kemudian diledakkan ke luar angkasa ketika bintang-bintang paling awal ini meledak di akhir siklus hidupnya.

Meskipun para ilmuwan di Bumi sekarang dapat melihat cahayanya, Earendel sendiri sudah pasti tidak ada lagi, dengan kemungkinan, bintang-bintang sebesar itu memiliki rentang hidup yang relatif pendek, menurut Welch. Itu mungkin ada selama beberapa ratus juta tahun sebelum mati dalam ledakan supernova.

“Bintang besar  cenderung  hidup cepat dan mati muda,” ujar Welch. (eko)