Wawancara Langsung : Setelah Hasil Test COVID-19 Positif, Sekeluarga Tinggal di Kabin Tanpa Perawatan

Sebuah keluarga di Pudong New Area terinfeksi saat melakukan tes COVID-19 di area komunitas kecil. Meskipun mereka batuk, mereka didefinisikan sebagai infeksi tanpa gejala dan dikirim ke rumah sakit darurat untuk diisolasi. Namun demikian, di rumah sakit penampungan Fangcang, mereka tidak mendapat perawatan dan hanya bisa menunggu kesembuhan sendiri

Shang Yan/Chang Chun/Zhong Yuan

Di tengah malam pada 11 April, beberapa warga Shanghai meminta bantuan secara online. Keluarga mereka bertiga berada di pintu masuk Rumah Sakit Fangcang di Jalan Hengqing di Area Baru Pudong.

Setelah memasuki Fangcang , sang ibu sangat tidak nyaman dengan disinfektan di dalam ruangan tertutup, sehingga sulit untuk mengisolasi diri di Fangcang.

Seorang Warga Shanghai Ms. Zhang (dengan nama samaran) berkata : “Saat itu, dokter di kabin persegi menilai bahwa ibu saya alergi terhadap desinfektan di kabin persegi, jadi tidak cocok untuk karantina di kabin persegi. Dokter menasihati kami untuk mengisolasi di rumah dan memberi kami surat keterangan dokter. Namun demikian, pada saat itu tidak ada mobil untuk membawa kami pulang. Saya ingin meminta bantuan sebuah mobil. Tetapi ketika saya berkomunikasi dengan komite lingkungan, mereka memberitahukan kepada saya dengan jelas bahwa Anda positif COVID-19, bahkan jika Anda kembali, tidak akan diizinkan masuk ke komunitas.”

Ada rumah tetapi tidak dapat pulang, dan rumah sakit darurat lainnya di Shanghai penuh.  Keluarga Zhang naik bus dari pukul 07.00 tanpa makan atau minum. Pada akhirnya sampai pukul 21.00 malam, keluarga ini hanya bisa tinggal di sana.

Ms. Zhang: “Tidak mungkin kami menginap di jalanan. Saya tidak akan membiarkan orang tua saya, yang berusia 70-an, tinggal di jalanan. Saya hanya bisa mengatur agar mereka tinggal di sana sementara. Tapi gejala alerginya masih ada, hanya bisa mengawasinya frekuensi mereka menyemprot desinfektan.”

Zhang mengatakan bahwa orangtuanya memiliki riwayat komorbid, jadi mereka berhati-hati memperhatikan pencegahan epidemi, tetapi mereka terinfeksi selama tes COVID-19 di komunitas.

Ms. Zhang berkata: “Kami terinfeksi ketika sedang mengantre untuk tes COVID-19, karena kami diuji sebelumnya negatif. Kemudian ada saat ketika orang di depan kami dites dan hasilnya positif dan ternyata dia benar-benar positif. Setelah dia selesai, kami menjalaninya di belakangnya dan kami bertiga terinfeksi.”

Setelah laporan hasil tes COVID-19, keluarga Zhang menjadi tidak normal, masyarakat masih meminta mereka  mengantre untuk tes COVID-19.

Ms. Zhang: “Setelah tes terdeteksi, laporan keesokan harinya tidak diunggah. Tidak ada yang datang kepada kami meskipun tidak diunggah. Kedua kalinya kami diminta untuk melakukan pengujian asam nukleat, dan kami telah mengantre untuk melakukan pengujian asam nukleat. Kemudian kedua kalinya Laporan muncul sebagai “peninjauan tertunda”, dan setelah dua hari sebelum seseorang datang ke rumah untuk memeriksa. Setelah peninjauan dan setelah kami didiagnosis, dua hari kemudian ada yang datang menjemput kami, saat itu kami baru mengetahui, bukan hanya keluarga kami, tetapi satu barisan itu terinfeksi, menyebabkan hampir sepuluh keluarga di dua gedung kami terinfeksi. ” 

Baru-baru ini, beberapa kader komite lingkungan Shanghai juga menyebutkan fenomena yang sama. Misalnya, seorang anggota organisasi cabang partai di daerah perumahan mengirim artikel panjang tentang kekacauan dalam memerangi epidemi, di mana ia menyebutkan: “Hanya ada 2 tempat tes asam nukleat dalam komunitas yang lebih dari 7.000 orang, faktanya setelah beberapa kali tes asam nukleat untuk semua warga , warga setempat yang telah selama 12 negatif mulai menjadi positif, dan kasus positif baru terus muncul dan berlipat ganda.”

Dalam putaran epidemi di Shanghai pada gelombang ini, ada banyak kasus infeksi tanpa gejala, dan keluarga Zhang juga tidak menunjukkan gejala. Dia sendiri mengalami batuk, tetapi menurut standar resmi  tidak dianggap sebagai gejala.

Ms. Zhang: “Ini tertulis dalam peraturan. Pada awalnya, saya juga berpikir, wah, saya batuk, saya memiliki gejala infeksi, tetapi tidak. Batuk dan demam semuanya tidak menunjukkan gejala, hanya CT scan paru-paru , terdapat sesuatu di paru-paru , dia disebut simtomatik. Anda mengalami batuk dan demam, yang merupakan Omicron paling dasar. Itu bisa sembuh sendiri dalam 7 hari, dan akan berubah positif menjadi negatif dalam 7 hari.”

Meskipun saat ini tinggal di kabin, Zhang belum menerima perawatan.

Zhang mengungkapkan: “Tanpa pengobatan, kami bahkan belum menjalani tes. Sejauh ini, kami hanya berbaring. Semua kasus positif menunggu penyembuhan, menunggu sampai negatif, lalu pulang.”

Reporter kemudian bertanya: “Kalau tidak berobat, apa bedanya menunggu sembuh sendiri di rumah dan menunggu sembuh sendiri di Fangcang?”

Zhang menjawab: “Mereka ingin nol kasus, berita nasional keluar, dan perlu dibersihkan. Mereka ingin semua komunitas memeriksa sampai tidak ada kasus positif COVID-19, dan jika ada yang positif harus terkonsentrasi di semua tempat penampungan. Ini yang dia sebut nol kasus, yang mereka inginkan adalah angka. Kita tidak bisa menangani hal semacam ini, apa yang harus kita lakukan jika negara ingin membersihkannya?”

Reporter menghubungi komite lingkungan komunitas Zhang, dan komite lingkungan mengatakan bahwa semuanya harus menunggu penilaian dokter. 

Saat ini, Zhang perlu mendapatkan dua hasil negatif dari tes COVID-19 dalam waktu 24 jam sebelum dia bisa pulang. Dia mengatakan bahwa dirinya tidak mengkhawatirkan keadaannya, tetapi khawatir bahwa ibunya tinggal di lingkungan yang rentan terhadap alergi, yang mana justru akan menyebabkan penyakit lainnya. (hui)