Relawan RS Fangcheng Shanghai: Kasus Terkonfirmasi Positif Covid-19 Bercampur dengan Relawan yang Negatif Hingga Tidur di Jalanan

Setelah epidemi di Shanghai, lebih dari 100 relawan yang dibayar dipanggil oleh otoritas partai Komunis Tiongkok untuk melakukan perjalanan dari Hangzhou dan Guangdong ke Pusat Konvensi dan Pameran Shanghai untuk mendukung keamanan rumah sakit darurat . Tanpa diduga, setelah mereka tiba, tidak hanya kondisi kehidupan mereka yang buruk, tetapi mereka juga dipaksa  tidur di jalanan selama lebih dari 20 jam. Tidak ada air, tidak ada makanan, dan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 bercampur dengan relawan yang negatif

Wang Ziqi/Chang Chun/Wang Mingyu

Chen Jun (nama samaran), seorang pria berusia 19 tahun dari Gansu, berangkat dari Hangzhou pada 8 April dengan lebih dari 50 rekan ke rumah sakit penampungan Shanghai Convention and Exhibition Centre Fangcang. Mereka datang untuk berpartisipasi dalam pekerjaan penjaga keamanan.

“Pada waktu itu, ia bertanggung jawab atas pekerjaan keamanan di pinggiran Shanghai. Rumah sakit darurat di Pusat Konvensi dan Pameran cukup besar. Tempat itu memiliki delapan aula. Dia mengatakan tempat itu dapat menampung lebih banyak dari total 60.000 orang,” ujarnya.

Selama tiga hari pertama, Chen Jun dan yang lainnya diminta tidur di lantai di kabin, berebutan makanan dan masker. Baru pada hari keempat mereka tiba-tiba menerima pemberitahuan bahwa ada kasus yang dikonfirmasi positif di antara rekan-rekan mereka, sehingga lebih dari 100 dari mereka dan sukarelawan dari Guangzhou dibawa ke hotel di Gedung Gubei di Jalan Jinzhu untuk diisolasi.

“Pada pukul 19.00 pada 11 April. Mereka mengirim kami ke Shanghai Gubei Mansion, mengatakan bahwa kami akan dikarantina, tetapi pihak hotel tidak mengizinkan kami masuk ke hotel untuk karantina di sana, jadi kami harus tidur di pintu masuk hotel itu. Tidur di jalanan selama 26 jam,” katanya.

Tidak ada air, tidak ada makanan, dan lebih dari 100 orang tidur di pinggir jalan.

Chen Jun bingung. Bukankah mereka datang untuk mendukung Shanghai? Mengapa mereka diperlakukan seperti itu? Mereka tidak hanya tidak mendapatkan uang sepeser pun, tetapi mereka bahkan tidak memiliki jaminan isolasi dasar.

Chen Jun juga mengatakan “(Pada saat itu) mengatakan bahwa itu empat ratus lima puluh sehari, dan kemudian ia tidak mendapatkan sepeser pun. Sekarang menyesal juga sudah terlambat.”

Akibatnya, ia mengekspos pengalaman ini ke Internet, yang menarik perhatian media daratan Tiongkok, dan banyak orang meninggalkan pesan kepadanya.

Pada 14 April, Chen Jun mengatakan kepada wartawan bahwa tes antigen yang dilakukan di pintu hotel saat itu menemukan 3 pasien positif, tetapi tidak ada yang peduli. Hingga pukul 00.00 malam, mereka ditempatkan di gudang dekat Wenjing Road, Distrik Minhang, Shanghai, dan menjalani tes antigen. Dan diantara mereka ditemukan dua kasus. Pada 13 April, mereka diatur untuk pengujian asam nukleat.

Chen Jun mengungkapkan, mereka terdiri  100 orang, dan setidaknya 10 orang terinfeksi. Infeksinya menyebar sangat cepat. Kemudian mereka tidak memiliki pemisahan yang efektif antara negatif dan positif. Akan semakin banyak orang yang mungkin terinfeksi saat itu. Mereka tidak memberikan obat, dia mengatakan bahwa setelah hasil tes asam nukleat keluar, orang negatif dan positif akan akan dipisahkan kembali.”

Chen Jun mengatakan bahwa meskipun mereka diberi makan, tetapi kasus negatif dan positifnya masih bercampur jadi satu dan semua orang khawatir.

Chen Jun menjelaskan: “Sekarang mereka hanya ingin diisolasi secara terpisah. Tidak ada permintaan lain. Mereka hanya ingin bergegas setelah isolasi dapat pulang , dan tidak ingin keluar lagi.”

Pada Maret, infeksi kolektif terjadi di lokasi pembangunan tempat penampungan Jilin. Selain manajemen yang kacau, para pekerja migran yang datang untuk mendukung pembangunan terjerat kondisi makanan dan perumahan yang buruk, sehingga terjadi infeksi silang.

Seorang mengungkapkan : “227 orang menunggu mati? setiap hari ada saja orang yang dibawa untuk isolasi, sehari 2 sampai 3 kasus,  Jika Anda membawa ratusan orang seperti ini, mereka berkontak erat semua bisa tertular.”

Cai, seorang pekerja migran di Shanghai, mengungkapkan pada 9 April, bahwa lebih dari seribu pekerja migran semuanya diisolasi di lokasi dekat lokasi konstruksi Yilian Fashion Trading Co., Ltd. dan tidur di satu ruang besar, menyebabkan infeksi kolektif lebih dari 800 orang. Pada 9 April, lebih dari 700 orang telah ditarik pergi untuk isolasi, dan lebih dari 100 pekerja migran yang didiagnosis dibiarkan bertahan dengan pekerja migran negatif COVID-19, tidak hanya diabaikan, tetapi juga menghadapi krisis kekurangan pangan.

“Para pejabat dan personel yang berpartisipasi di semua tingkat pemerintahan, semuanya bertujuan untuk menyelesaikan tugas politik dari atas, dan mereka semua bertindak sebagai pertunjukan untuk dilihat oleh yang di atas. Kerugian seperti apa, terancam nyawanya, bisa makan atau tidak, kejadian tersebut bukan hal pertama yang harus mereka pikirkan. Oleh karena itu, jika terjadi bencana kemanusiaan, tidak akan bisa ditemukan. Tidak ada orang yang akan bertanggung jawab atas bencana ini, sehingga tragedi semacam ini akan terus terjadi. Jika tidak ada perhatian dari dunia luar, orang-orang ini dibiarkan berjuang sendiri,” kata Xing Tianxing, seorang komentator di Amerika Serikat.

Para komentator percaya bahwa pengalaman para sukarelawan dan pekerja migran tersebut,  mengungkap wajah sebenarnya dari apa yang disebut drama “satu pihak dalam masalah, semua pihak membantu” yang dilakukan partai Komunis Tiongkok selama epidemi. Partai Komunis Tiongkok tidak pernah peduli dengan hak asasi manusia, terutama pekerja migran yang direkrut dari tempat lain, partai Komunis Tiongkok hanya mengeksploitasi mereka. (hui)