Wanita Lansia Shanghai Kelaparan Hingga Nekat Melompat dari Gedung, Menyayat Hati! Sang Suami Meratapi Mayatnya

Jing Zhongming

Lockdown brutal jangka panjang Shanghai  menciptakan bencana “kelaparan”. Sebuah video yang beredar di Internet menunjukkan seorang wanita lansia melompat dari sebuah gedung karena kelaparan, dan suaminya meratap di samping mayatnya. Adegan tersebut sangat menyayat hati.

Dalam sebuah video, seorang wanita tua terlihat berbaring tengkurap di halaman rumput di bawah seorang penduduk. Sementara seorang pria tua berdiri di sampingnya. Ia meratap dengan suara serak. Netizen yang membagikan video tersebut menunjukkan bahwa di Shanghai, seorang wanita tua itu diduga bunuh diri dengan melompat dari sebuah gedung karena kelaparan.

Di Twitter, seorang netizen memposting pesan yang mengonfirmasi bahwa tangisan lelaki tua itu memang dialek lokal Shanghai: “Dialek daerah dialek Wu di kampung halaman saya, berteriak ‘Tolong.. tolong ‘ berulang kali. Ketika Mendengarnya saya sangat sedih dan prihatin.”

Netizen Twitter berkomentar dengan kesedihan dan kemarahan:

“Sebuah tangisan tak berdaya …”

“Meratap sedih bersama sang  Kakek …”

Netizen lainnya juga menulis : “Kelaparan hebat 60 tahun lalu tetapi tidak ada yang mati kelaparan, tetapi mati kelaparan di mana persediaan berlimpah di Shanghai.”

Ada juga netizen menulis : “Negara macam apa  yang bisa membuat orang tua berambut putih meratap demikian memilukan? Siapa yang menciptakan dunia yang makmur ini? Apakah ini distorsi sifat manusia atau hilangnya moralitas?”

“Saya tidak percaya ini terjadi di abad ke-21, di Shanghai Tiongkok.”

“Sering ada kader Komunis yang mengatakan : Apakah kebebasan dapat dimakan? Lihat Shanghai sekarang, hanya dengan kebebasan baru bisa makan.”

“Kapan tragedi ini akan berakhir? Air mata mengalir”

Video lainnya yang diposting di Internet menunjukkan seorang wanita di Shanghai berlutut dan memohon bantuan: “Saya sudah sekarat karena kelaparan.” Wanita lain di sebelahnya membujuknya, “Jangan menangis lagi, tidak ada yang peduli.” lokasi video tidak diketahui, dan saya tidak tahu apakah itu di daerah pemukiman yang diblokir atau di tempat isolasi.

Informasi internet menunjukkan bahwa tidak hanya di Shanghai, tetapi juga di kota-kota tertutup di seluruh Tiongkok, beberapa warga melakukan bunuh diri karena mereka tidak dapat mencari perawatan medis karena sakit atau kelaparan.

Shanghai lockdown selama lebih dari setengah bulan, dan di beberapa daerah sudah lebih dari sebulan. Sejumlah besar warga kelaparan, terutama orangtua yang hidup sendiri. Situasinya bahkan lebih menyedihkan. Dilaporkan di Internet banyak orang mati kelaparan di rumah. Ada juga berita di Internet bahwa beberapa relawan menggunakan makanan untuk merayu wanita lajang, mengulangi tragedi wanita muda berpendidikan pergi ke pedesaan.

Banyak netizen mengeluh bahwa “nol kasus politik” gila ini bisa disebut “Revolusi Budaya 2.0”. Personil anti-epidemi yang mengenakan pakaian pelindung putih diejek sebagai “penjaga kulit putih.” (Hui)