Gadis 21 Tahun Selamat Setelah 88 Jam Terkubur dalam Reruntuhan Berkat Selimut dan Air Minum Setengah Cerek

  • Berita 5 hari telah berlalu sejak bangunan berlantai 6 di Kota Changsha, Provinsi Hunan tiba-tiba runtuh di tengah hari.
  • Tercatat hingga Selasa (3/5) pagi, total baru 9 orang yang diselamatkan, dan lebih dari 50 orang lainnya yang berada dalam reruntuhan masih belum diketahui nasibnya.
  • Salah seorang gadis yang terselamatkan setelah 88 jam terjebak, dipuji oleh banyak netizen karena kemampuannya dalam penyelamatan diri.

Menurut laporan media pemerintah daratan Tiongkok, bahwa Xiao Yuan, seorang gadis berusia 21 tahun berhasil diselamatkan pada 3 Mei pagi, setelah terjebak dalam reruntuhan selama 88 jam. 

Menurut petugas penyelamat di TKP, ketika Xiao Yuan diselamatkan, dia dalam kondisi fisik dan mental yang baik. Kemampuan penyelamatan dirinya yang luar biasa adalah kunci ia dapat bertahan hidup selama 88 jam.

Menurut tim penyelamat di tempat kejadian, ketika bangunan itu runtuh, Xiao Yuan yang berada dalam ruangan yang disewa di lantai 4 sedang belajar untuk menghadapi ujian. Setelah bangunan runtuh, dia dan tempat tidurnya jatuh ke lantai bawah. Untungnya, lantai bangunan di atasnya yang jatuh membentuk ruang segitiga di atas kepalanya.

Masih ada air minum setengah cerek di sampingnya yang telah menjadi bahan penyelamat hidupnya yang paling berharga, dan dia hanya meneguk sedikit air setiap kali muncul rasa haus dan lapar. Begitu sampai dia diselamatkan oleh petugas SAR, rupanya air minum dalam cereknya masih bersisa.

Selain air minum setengah cerek, selimut di sampingnya juga memainkan peran penting dalam menghadapi perbedaan suhu yang cukup besar antara siang dan malam.

Dia tidak berteriak meminta bantuan secara membabi buta, tetapi mendengar sampai ada gerakan dari petugas penyelamat yang mendekat atau ketika suara sepi, lalu mengetuk-ketuk bidang dinding dengan bantuan benda keras yang ditemukan di sekitar badannya untuk mengirimkan sinyal marabahaya.

Ketika kecelakaan itu terjadi, ponsel Xiao Yuan kehilangan sinyal untuk beberapa saat, tetapi dia masih bisa melihat tanggal dan waktu, jadi dia tahu sudah berapa lama dirinya terjebak tanpa timbul rasa panik.

“Saya tidak sering menghidupkan ponsel, kecuali ketika ingin tahu waktu”, kata Xiao Yuan kepada petugas penyelamat. Melalui cara ini ia mencoba menghemat baterai ponselnya.

Pengalaman penyelamatan diri gadis tersebut telah membangkitkan pujian dan diskusi panas dari sejumlah netizen daratan Tiongkok yang antara lain :

“Gadis ini pemberani, cerdas, dan bermental baja !”

“Sangat beruntung ia memiliki air, selimut, dan baterai ponsel yang belum aus, tetapi mentalnya juga luar biasa”.

“Bagi mereka yang ajalnya belum tiba, Malaikat akan memberi perlindungan !”

“Saya selalu menyediakan air minum dalam cerek di meja samping tempat tidur karena saya pernah dibuat shock oleh gempa di Sichuan”.

“Mulailah berencana untuk menyiapkan barang apa saja yang perlu diletakkan di samping tempat tidur : power bank yang terisi penuh, air minum dalam botol besar, makanan ringan untuk mengganjal lapar, dan peluit”.

Menurut statistik awal setidaknya ada 60 lebih warga yang berada dalam bangunan berlantai 6 yang runtuh itu, tetapi orang tua dari siswa yang terjebak dalam reruntuhan menuduh pihak berwenang lamban dalam melakukan penyelamatan, seakan hanya berpura-pura. Hingga dini hari tanggal 3 Mei, total baru 9 orang yang berhasil diselamatkan, dan 50 orang sisanya masih belum diketahui nasibnya. Penyelamatan telah memasuki hari keenam, dan peluang para korban untuk selamat menjadi semakin kecil.

Setelah insiden itu, Changsha Medical College menutup sekolah dan memblokir berita dengan alasan epidemi. Tetapi dari obrolan yang diposting di Internet terlihat bahwa orang tua dari siswa yang menjadi korban telah mendapat ancaman dan pengawasan dari pihak berwenang, beberapa orang tua bahkan dipukuli oleh petugas keamanan, sampai kelompok orang tua juga dikendalikan oleh pihak berwenang. (sin)