Kasus Bunuh Diri Terus Terjadi di Shanghai yang Pelonggaran Lockdown Cuma Permainan Kata dari Otoritas

oleh Jing Zhongming 

Meskipun pada 16 Mei 2022 propaganda otoritas menyebutkan sebagian pasar dan toko sudah mulai beroperasi, dan mengumumkan bahwa otoritas masih sedang memperjuangkan agar normalisasi dapat terlaksana mulai Juni tahun ini, tetapi sebagian besar wilayah di Kota Shanghai masih terkunci secara ketat. Jalan-jalan masih tampak sepi. Sehingga tak heran jika netizen masih mempostingkan insiden bunuh diri warga yang berada di sekitar lingkungannya.

Pada 18 Mei, sebuah video (tautan diblokir pihak berwenang : https://twitter.com/tw_tomy_/status/1526889057103491072) yang diposting di Internet menunjukkan bahwa di ruang tamu Pabrik Elektronik Shanghai Dafeng, sebuah kendaraan rumah duka didatangkan untuk mengangkat seorang yang diduga sengaja menjatuhkan diri dari gedung. Netizen bersangkutan mengatakan : “Kemarin baru satu, hari ini satu lagi …”

Netizen tersebut juga mengatakan bahwa pada hari itu 18 Mei, banyak petugas keamanan publik yang datang ke pabrik untuk mengunjungi para pekerja yang mengalami “kondisi mental yang buruk” (tentu saja stress berat) karena lockdown ketat yang cukup lama, banyak pekerja yang menjadi kehilangan kendali atas emosi mereka, ada yang sampai menangis, dan beberapa orang menabrakkan diri ke tembok.

Belum lama ini, para pekerja Pabrik Elektronik Dafeng pernah memprotes pelaksanaan lockdown, banyak dari mereka melakukan pendobrakan terhadap pagar penghalang yang dibangun, dan beberapa orang bahkan melawan kekerasan  aparat keamanan.

Pada 19 Mei, video lain (tautan diblokir pihak berwenang : https://twitter.com/TragedyInChina/status/1527253480959643648) menunjukkan ada seorang pemuda dari Putuo, Shanghai yang disinyalir jatuh hingga tewas dari lantai 6 sebuah gedung. Petugas datang ke tempat kejadian untuk menanganinya.

Pada hari yang sama, di sebuah komunitas di Pudong, Shanghai, seorang pria melompat dari sebuah gedung yang langsung disaksikan oleh para relawan yang sedang mengurusi dan mengantar kiriman perbekalan untuk warga.

Keterangan Foto : Pada 19 Mei 2022, postingan gambar menunjukkan seorang pria yang bunuh diri dengan melonjat dari sebuah gedung di Pudong, Shanghai. (foto Internet)

Pada 16 Mei, pejabat Shanghai mengumumkan bahwa mereka akan secara bertahap mengusahakan supaya bisnis dan pasar dapat kembali melakukan kegiatan. Kemudian mereka juga mengklaim bahwa pihaknya telah mewujudkan ‘lingkungan hidup yang bersih dari infeksi’ (red. mengarah pada orang yang terinfeksi atau dicurigai terinfeksi semua telah dikarantinakan secara paksa), karena itu sedang diusahakan agar normalisasi dapat terlaksana mulai Juni tahun ini. 

Netizen Shanghai menanggapi hal ini dengan ucapan sinis — ‘cuma permainan kata dari otoritas’. Menurut netizen lokal, meskipun penutupan di sejumlah kecil komunitas di Shanghai telah dilonggarkan, tetapi sebagian besar wilayah masih tetap ditutup dan dikontrol secara ketat, dan pejabat lokal masih belum mau mengendurkan pengontrolan ketat karena belum ada ketegasan yang dibuat pihak berwenang sehingga takut kalau disalahkan.

Namun, dalam propaganda media partai, Shanghai digambarkan seolah-olah sudah bebas penuh dari situasi lockdown, dan masyarakat Shanghai merayakan kegembiraan dengan menyalakan kembang api. 

Menurut laporan dari netizen Shanghai, perayaan dengan menyalakan kembang api itu memang terjadi, tetapi itu karena adanya mobilisasi pihak berwenang yang gambarnya kemudian direkam untuk keperluan kinerja mereka. Jadi itu bentuknya seperti sandiwara.

Keterangan Foto : Tabel tentang tugas pengambilan gambar. (foto Internet)

Pada 17 Mei, netizen memposting sebuah foto tabel yang isinya mengenai serangkaian tugas yang dibebankan kepada si A, si B, si C dan seterusnya untuk mengambil gambar (perayaan kegembiraan masyarakat, toko-toko yang sudah melakukan kegiatan) yang akan disampaikan kepada media resmi. 

Tabel tersebut selain mencantumkan nama-nama petugasnya, juga waktu untuk pengambilan gambar, lokasi, konten, reporter dan penyiar yang bertanggung jawab untuk diserahi hasil rekaman video atau foto.

Ada netizen Shanghai yang mengabarkan bahwa beberapa komunitas yang sudah lama tertutup, tiba-tiba dibuka blokirnya tanpa alasan yang jelas, selain itu juga melepaskan warganya untuk pergi belanja selama beberapa jam yang telah ditentukan. Setelah mereka kembali semua, komunitas kembali ditutup tanpa batas waktu yang jelas. Usai kejadian itu warga baru menyadari bahwa mereka sedang dijadikan aktor-aktor dari perekaman adegan masyarakat yang bebas lockdown dengan tanpa sepengetahuan mereka.

Ada juga netizen yang mengabarkan bahwa banyak juga pedagang di lokasi perbelanjaan yang dipaksa untuk berpartisipasi dalam perekaman adegan sandiwara itu. (sin)