Pakar Keamanan Pangan : Persediaan Gandum Dunia Tersisa Hanya Cukup untuk 10 Pekan

oleh Jack Phillips

Di tengah konflik yang terjadi di Ukraina dan larangan ekspor gandum di India, dalam beberapa pekan terakhir, dunia hanya memiliki persediaan gandum untuk sekitar 10 minggu, kata seorang pakar keamanan pangan.

Sara Menker, kepala eksekutif analis pertanian Gro Intelligence mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada 19 Mei, bahwa perang Rusia-Ukraina hanya memperparah krisis. Itu bukan alasan utama kekurangan gandum. Ukraina dan Rusia bersama-sama memproduksi sekitar sepertiga dari total produksi gandum dunia.

“Saya tegaskan bahwa perang Rusia-Ukraina tidak menciptakan krisis ketahanan pangan. Tetapi memperparah krisis”, kata Sara Menker. Ia juga mengatakan pihaknya telah mendeteksi rapuhnya rantai pasokan gandum jauh sebelum pandemi COVID-19.

“Saya berbagi (pandangan) ini karena saya hal penting yang perlu semua orang pahami adalah bahwa meskipun jika perang (Rusia-Ukraina) berakhir besok, tanpa tindakan bersama, ketahanan pangan kita tidak akan terselesaikan dalam waktu dekat”, katanya.

Sambil memperlihatkan datanya, Sara Menker mengatakan, akibat kenaikan harga tanaman utama tahun ini, menyebabkan jumlah penduduk dunia yang menghadapi kerentanan pangan bertambah sebesar 400 juta jiwa. 

“Dalam kasus gandum, stok dunia hanya cukup untuk 10 pekan saat ini”, katanya.

Ia juga mengatakan, situasi yang dihadapi saat ini lebih buruk daripada tahun 2007 dan 2008. Penting untuk dicatat bahwa tingkat stok biji-bijian global berada pada tingkat rekor terendah, pasokan pupuk sangat ketat, dan daerah penghasil gandum dunia sedang menghadapi kekeringan terburuk dalam 20-an tahun terakhir. Masalah stok serupa juga muncul di jagung dan biji-bijian lainnya. Rasanya perkiraan pemerintah perlu dipertanyakan.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken menuduh Rusia memblokir ekspor gandum Ukraina, mengklaim bahwa Moskow menggunakan gandum sebagai senjata perang. Tetapi langsung ditolak mentah-mentah oleh Rusia. 

“Pemerintah Rusia tampaknya berpikir bahwa menggunakan biji-bijian sebagai senjata akan membantu menyelesaikan apa yang belum mereka capai lewat perang … mematahkan semangat rakyat Ukraina”, kata Blinken.

Namun, Sara Menker mencatat bahwa alasan persediaan gandum berkurang adalah kekeringan di seluruh dunia yang dipicu lagi oleh kekurangan pupuk dan masalah cuaca lainnya.

David Beasley, Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia mengatakan bahwa dunia sekarang menghadapi krisis parah yang belum pernah dialami sebelumnya. Ia mencatat bahwa ada 49 juta orang di 43 negara sedang “mengetuk pintu kelaparan”. Dia mengingatkan bahwa kelaparan dapat mengobarkan kerusuhan politik.

“Saat kita berbicara, kita melihat kerusuhan dan protes sudah terjadi di Sri Lanka, Indonesia, Pakistan, Peru. Kami telah melihat adanya dinamika yang tidak stabil di Burkina Faso, Mali dan Chad. Ini hanyalah tanda-tanda dari gejolak yang mungkin muncul di kemudian hari”. (sin)