Ahli Kimia Australia Kembangkan Cara Mengekstraksi Merkuri dari Air Menggunakan Bahan Limbah

Steve Milne

Dengan pencemaran air oleh merkuri dianggap sebagai masalah global dan tindakan penghilangan sering kali terlalu sulit atau mahal di negara berkembang, para ahli dari Flinders University South Australia telah mengembangkan bahan ekstraksi baru yang mampu dengan cepat mengikat hampir semua merkuri dalam air yang tercemar.

Pengujian menunjukkan bahwa sorben, yang seluruhnya terbuat dari limbah berbiaya rendah dari minyak bumi, jeruk, dan produksi pertanian, mencapai penyerapan merkuri hampir secara total dalam waktu satu menit dalam kondisi percobaan.

Rekan penulis penelitian ini, Dr. Max Worthington dari Chalker Lab Flinders University, mengatakan dalam siaran pers pada Rabu 18 Mei,  bahwa sorben baru dibuat dengan melapisi silika dengan belerang dan limonene— kombinasi kimia yang telah terbukti secara efektif menyerap limbah merkuri.

“Silika ini dilapisi dengan lapisan poli (S-r-limonene) ultra tipis, menggunakan sisa belerang dalam produksi minyak bumi dan minyak jeruk dari kulit jeruk yang dibuang oleh industri jeruk, telah diuji secara ekstensif dalam berbagai pH dan konsentrasi garam,” katanya.

“Tidak hanya sorben merkuri baru ini yang dapat dengan cepat mengikat merkuri dalam air, tetapi juga mampu secara selektif menyerap merkuri tetapi tidak kontaminan logam lain seperti besi, tembaga, kadmium, timbal, seng, dan aluminium.”

Hanya 27 gram bubuk jeruk yang mengalir secara bebas dapat membersihkan luas permukaan kira-kira seluas lapangan sepak bola dan dapat dengan cepat diproduksi dalam volume yang cukup besar agar sesuai dengan tingkat kontaminasi merkuri, menurut Dr. Max Mann, yang juga anggota Chalker Lab.

Mann mengatakan kepada The Epoch Times melalui email, bahwa jika diterapkan dalam situasi dunia nyata, menurutnya cara terbaik untuk menghilangkan merkuri dari badan air yang terkontaminasi adalah dengan memompa air melalui tangki atau filter yang mengandung sorben.

“Kami belum menyelidiki apakah sorben meninggalkan bahan di dalam air, sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjawab pertanyaan itu,” katanya.

Sementara itu, kandidat PhD Chalker Lab, Alfrets Tikoalu mengatakan agar sorben dibuat lebih berkelanjutan, komponen silika dapat bersumber dari limbah pertanian seperti produksi gandum atau beras. 

“Teknologi remediasi merkuri ini dapat menjadi solusi ekonomi sirkular untuk dunia yang lebih berkelanjutan karena material bernilai tambah ini seluruhnya terbuat dari limbah,” ujarnya.

Artikel, “Pemodelan Penyerapan Merkuri dari Lapisan Polisulfida yang Terbuat dari Belerang dan Limonen” ini, diterbitkan dalam Physical Chemistry Chemical Physics.  (zzr)