Penelitian Mengungkapkan Kepulauan Indonesia adalah Tempat Peleburan Multi-Etnis

Kang Yier

Penelitian yang dilakukan bekerja sama dengan para peneliti dari Australian National University (ANU) dan Max Planck Institutes Jerman ini adalah yang pertama menyimpulkan bahwa ribuan tahun  lampau melalui analisis kelompok genetik sisa-sisa manusia dari ribuan tahun silam. 

Menurut penelitian, analisis menunjukkan bahwa sekitar 3.000 hingga 3.500 tahun silam, orang-orang Austronesia yang berasal dari Taiwan, Tiongkok selatan dan Filipina pindah ke daerah tersebut dalam jumlah besar. Mereka mulai bercampur dengan penduduk asli setempat, berkembang pesat di wilayah kepulauan Wallacea saat ini hingga Papua. Bahkan masyarakat dari banyak pulau di kawasan Asia-Pasifik.

Wallacea adalah bagian utama dari kepulauan Indonesia. Untuk diketahui, Wilayah Kepulauan Wallacea adalah wilayah terdiri atas Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Timor, dan Kepulauan Maluku.

Pulau Selatan adalah istilah umum untuk berbagai pulau, terutama termasuk Kepulauan Pasifik Selatan,  Taiwan, Hainan, Vietnam selatan, Filipina, dan Kepulauan Melayu, Madagaskar di lepas pantai Afrika Timur di barat, dan Selandia Baru di selatan. 

Sue O’Connor, salah satu peneliti utama, mengatakan para imigran membawa keterampilan seperti beternak, bercocok tanam, membuat porselen, dan berbagai budaya mereka ke Kepulauan Wallacea. Hal demikian membuat mereka menjadi populer di wilayah yang diwariskan selama ribuan tahun.

O’Connor mengatakan Penelitian ini untuk pertama kalinya menunjukkan luasnya genetik orang-orang di kepulauan utara Australia. Temuan ini juga memberikan perspektif unik  tentang jejak migrasi berbagai orang melalui laut, yang hanya berasal dari Petunjuk yang tidak dilihat oleh arkeologi. Peneliti juga melihat bahwa migrasi Austronesia melintasi Pasifik adalah salah satu yang terbesar dalam sejarah manusia.

Penelitian juga menemukan bahwa orang Austronesia yang pindah ke wilayah Wallacea pada saat itu, juga melakukan perjalanan ke banyak bagian Pasifik. Bahkan, beberapa melakukan perjalanan sejauh Amerika Selatan. Akan tetapi, tidak ada bukti bahwa salah satu dari mereka menetap di Amerika Selatan atau Australia.

“Kami melihat kedatangan orang Austronesia membawa perubahan dramatis dalam masyarakat lokal, mirip dengan apa yang dialami masyarakat Australia hari ini,” kata rekan penulis Stuart Hawkins.

Tentu saja, penelitian sebelumnya telah mengetahui bahwa orang-orang Austronesia adalah asal utama imigran ke kawasan Wallacea. Penelitian ini memiliki temuan terbaru: beberapa migran dari daratan Asia Tenggara bermigrasi ke wilayah Wallacea lebih awal dari Austronesia.

Rekanan peneliti lainnya, Peter Bellwood, mengatakan: “Populasi daratan Asia Tenggara selalu menjadi misteri besar bagi dirinya. Dugaannya adalah bahwa apa yang dilihat dari analisis genetik adalah minoritas dari mereka, Mungkin petani awal, yang menempuh jarak  sangat jauh, tanpa meninggalkan petunjuk arkeologis atau linguistik di sepanjang jalan. Akan tetapi, kelompok mereka berkembang  setelah bermukim.”

O’Connor mengatakan meskipun penemuan ini agak tidak terduga, sebenarnya peneliti telah melihat beberapa petunjuk dari informasi arkeologis sejak lama, yang mana menunjukkan bahwa mungkin ada imigran dari daratan Asia Tenggara sebelumnya, seperti fragmen keramik yang terlihat dari beberapa situs dan orang Austronesia awal.

Para peneliti memperoleh hasil ini dengan mengurutkan secara genetik total 16 sisa-sisa manusia purba di daerah Wallacea. Sisa-sisa ini digali pada waktu yang berbeda, dan beberapa digali pada tahun 1990-an. Namun hingga saat ini, teknik analisis genetik belum cukup maju untuk melihat petunjuk tersebut.

Penelitian ini diterbitkan 9 Juni di jurnal Nature Ecology and Evolution. (hui)