Para Guru Yantai, Shandong, Tiongkok Ditindas Polisi Karena Berunjuk Rasa Menentang Pemotongan Gaji

oleh Qiao An

Sejumlah besar guru sekolah dasar dan menengah di Zona Pengembangan Yantai melakukan pemogokan bersama pada Rabu (15/06/2022). Mereka menentang peraturan terbaru tentang pemotongan gaji dan pengembalian potongan gaji yang berlaku surut.

Sebuah surat terbuka yang diposting di Internet kabarnya dari guru zona pengembangan tersebut yang ditujukan kepada orang tua siswa menyebutkan : “Kami telah ditipu. Kami selain sudah 2 tahun tidak mendapat penilaian kinerja, malahan sekarang dituntut untuk mengembalikan pendapatan kami sebesar antara RMB. 50.000 hingga 100.000,- . dan juga menerima penurunan gaji ke level belasan tahun silam”.

Surat itu juga mengungkapkan bahwa sejumlah besar lulusan baru dari Universitas Normal Timur Laut dan Universitas Normal Shaanxi sudah menunggu pemutusan kontrak mereka. “Sama-sama berada di zona pengembangan, mengapa mereka yang berada di Gedung Biro Pendidikan sama sekali tidak mengambilnya, sama-sama juga berada di zona pengembangan, ada 15 departemen yang sama sekali tidak mengambil, mengapa kami (guru) yang harus mengambil ?” “Kami tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan, kami hanya dapat menunjukkan wajah kami, mengekspresikan kemarahan dan ketidakberdayaan kami dengan cara ini”.

Dari video langsung yang diposting oleh netizen juga menunjukkan bahwa, pihak berwenang Yantai mengirim sejumlah besar polisi ke lokasi unjuk rasa untuk menekan dan menjaga stabilitas, dan beberapa guru yang berpartisipasi dalam unjuk rasa dibawa pergi oleh polisi.

Ada netizen mengatakan : “Polisi rakyat menangkap guru-guru rakyat, apakah Anda tidak malu ?”

Meskipun para guru adalah korban dari insiden perlindungan hak ini, banyak juga netizen yang berpikir dari sudut pandang lain, yaitu barisan guru adalah onderdil terbesar dari mesin cuci otak, biarkan palu besi yang membangunkan para guru terlebih dahulu. (sin)