Populasi Global akan Melebihi 8 Miliar dan India Diperkirakan Bakal Melampaui Tiongkok 2023

oleh Chen Ting

Perserikatan Bangsa-Bangsa memprediksikan bahwa India akan menggantikan kedudukan Tiongkok sebagai negara terpadat di dunia pada tahun depan. Laporan tersebut juga memperkirakan bahwa populasi dunia bakal mencapai 8 miliar pada 15 November tahun ini. Dan, seiring dengan menurunnya tingkat kematian, populasi global akan tumbuh menjadi 8,5 miliar pada tahun 2030 dan mungkin mencapai 10,4 miliar pada tahun 2100.

Pada Senin (11/7) adalah Hari Kependudukan Dunia, ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa merilis Prospek Penduduk Dunia 2022 (World Population Prospects 2022). 

Laporan tersebut memperkirakan bahwa populasi India akan mencapai 1,412 miiar (satu miliar empat ratus dua belas juta) jiwa tahun ini, sementara Tiongkok 1,426 miliar (satu miliar empat ratus duapuluh enam juta) jiwa, dan populasi India akan melampaui Tiongkok tahun depan (2023).

Menurut sensus penduduk 10 tahunan India, total populasi pada tahun 2011 adalah 1,21 miliar. Namun sensus yang disedianya akan kembali dilaksanakan pada tahun 2021 menjadi tertunda akibat pandemi COVID-19.

Menurut statistik (tautan: https://www.bbc.com/future/article/20220531-why-chinas-population-is-shrinking), Tiongkok sekarang menjadi salah satu negara yang tingkat kelahiran paling rendah di dunia, meskipun otoritas Tiongkok secara resmi meninggalkan kebijakan satu anak pada tahun 2016. 

Namun demikian, tingkat kesuburan terus tidak bisa naik, sehingga pada tahun 2020 rata-rata wanita Tiongkok akan melahirkan 1,3 anak dalam hidupnya. Tetapi tahun tahun 2021, angka tersebut turun menjadi 1,15. Angka ini selain lebih rendah dari 1,6 di Amerika Serikat dan Australia, tetapi juga lebih rendah dari Jepang yang 1,3.

Tidak hanya tingkat kelahiran yang menurun, jumlah pencatatan pernikahan di Tiongkok juga terus berkurang. 

Menurut data yang dirilis tahun ini oleh Kementerian Urusan Sipil Tiongkok, jumlah pasangan yang mencatatkan pernikahannya ke Catatan Sipil berjumlah 7,636 juta kasus pada tahun 2021, angka terendah baru sejak data pencatatan pernikahan mulai dipublikasikan pada tahun 1986. 

Di masa lalu, beberapa pakar kependudukan telah menunjukkan bahwa populasi India terus tumbuh, hampir pasti akan menyusul kedudukan Tiongkok sebagai negara terpadat di dunia. Namun, di luar dugaan jumlah bayi baru lahir di Tiongkok menurun pada tingkat yang mengkhawatirkan, yang menunjukkan bahwa bonus demografi Tiongkok secara pasti akan hilang, selain itu juga struktur demografis akan mengalami perubahan dramatis.

“Tiongkok diperkirakan akan mengalami penurunan populasi absolut pada awal tahun 2023”, tulis dalam laporan PBB itu.

Tiongkok adalah salah satu negara di dunia dengan tingkat kelahiran paling rendah. (Getty Images)

Laporan PBB setebal 54 halaman itu juga memperkirakan populasi global akan mencapai 8 miliar pada 15 November tahun ini.

 Pertumbuhan penduduk sebagian besar disebabkan oleh kemajuan dalam ilmu kedokteran dan sains, yang berarti bahwa lebih banyak anak-anak hidup sampai dewasa dan lebih banyak orang dewasa hidup sampai usia tua. 

Laporan tersebut memperkirakan bahwa pada tahun 2050 harapan hidup rata-rata manusia di dunia akan mencapai sekitar 77,2 tahun.

“Penduduk global yang mencapai 8 miliar adalah tonggak angka, tetapi fokus kami harus selalu pada kualitas hidup manusia”, kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam sebuah pernyataan.  (tautan : https://www.un.org/en/observances/world-population-day).

“Di dunia yang senantiasa kami upayakan untuk pembangunnya, 8 miliar orang berarti 8 miliar peluang untuk hidup bermartabat dan peluang untuk memperkaya hidup”, katanya.

Perkiraan PBB menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk dunia sedang melambat. Pada tahun 2020, untuk pertama kalinya sejak tahun 1951 pertumbuhan global turun di bawah 1% per tahun. Demikian tulis dalam laporan itu.

Namun, PBB juga telah memperingatkan bahwa pertumbuhan penduduk dunia tidak merata.

Dalam 30 tahun ke depan, kita akan melihat lebih dari setengah pertumbuhan akan terjadi di 8 negara : Republik Demokratik Kongo, Mesir, Ethiopia, India, Nigeria, Pakistan, Filipina, dan Tanzania.

Laporan lebih lanjut menyatakan bahwa 46 negara yang tergolong kurang berkembang (LDC) juga cenderung menjadi negara yang pertumbuhan penduduknya paling cepat. Populasi banyak negara akan tumbuh berlipat ganda antara tahun 2022 hingga 2050. Hal ini akan  memberikan tekanan tambahan pada sumber daya.

Pada saat yang sama, populasi di 61 negara diprediksikan akan menurun sebesar 1% atau lebih antara tahun 2022 hingga 2050 karena penurunan angka kelahiran.

Pada tahun 2021, rata-rata tingkat kesuburan global adalah 2,3, Sementara rata-rata tingkat kesuburan global pada tahun 1950 adalah 5. Diproyeksikan angka tersebut akan menurun hingga 2,1 pada tahun 2050.

Laporan itu juga memprediksikan bahwa rasio pria-wanita di dunia akan berbalik pada abad ini (21).

“Secara global, jumlah perbandingan antara pria (50,3%) dan wanita (49,7%) pada tahun 2022, dan angka itu diperkirakan akan berbalik dalam abad ini. Pada tahun 2050, jumlah wanita akan sama dengan jumlah pria”, kata laporan itu. (sin)