Ibu Negara Ukraina Berpidato di Depan Kongres AS Minta Dukungan Senjata Bagi Ukraina

oleh Li Yan

Ketika Rusia melanjutkan invasi ke Ukraina, ibu negara Ukraina Olena Zelenska pada Rabu 20 Juli berpidato di depan Kongres AS untuk meminta dukungan lebih banyak senjata bagi perjuangan Ukraina dalam melawan invasi Rusia.

Dia menyampaikan pidato selama 15 menit yang menyentuh hati anggota Kongres dan Senat AS melalui seorang pengalih bahasa. Dia mengatakan bahwa senjata dapat membantu Ukraina meraih “kemenangan bersama”.

Olena Zelenska menyoroti kekejaman yang dilakukan oleh tentara Rusia terhadap warga sipil, terutama kekerasan terhadap anak-anak di Ukraina.

“Bantulah kami menghentikan teror ini. Itu akan menjadi sukacita kita, kemenangan besar atas nama kehidupan, kebebasan, dan pengejaran kebahagiaan”.

Ibu negara Ukraina ini menyerukan dukungan senjata dan senjata pertahanan guna lebih baik dalam melakukan perlawanan terhadap agresi militer Rusia yang berkelanjutan.

“Saya memohon dukungan persenjataan, Saya memohon dukungan senjata untuk pertahanan udara”, lanjutnya.

“Kami ingin setiap ibu dan ayah dapat memberitahu anak-anak mereka agar ‘tidur dalam damai dan tidak ada lagi serangan udara’. Rasanya permintaan ini tidak berlebihan”.

Pemerintahan Biden mengatakan bahwa AS telah memberikan Ukraina bantuan keamanan sebesar USD. 8 miliar sejak pecahnya perang, termasuk bantuan yang diberikan bulan lalu sebesar USD. 2,2 miliar. Anggota Kongres menanggapi dengan antusias, mengatakan bahwa mereka siap untuk mengizinkan lebih banyak bantuan buat Ukraina.

Presiden Ukraina pernah mengatakan bahwa dirinya berharap istrinya dapat membawa “hasil gemilang” dari kunjungannya ke Washington. Pada Selasa 19 Juli, Olena Zelenska bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan Ibu Negara AS Jill Biden di Gedung Putih.

Menteri Luar Negeri Rusia : Target perang telah diperluas 

Serangan rudal Rusia terhadap Ukraina justru ditingkatkan bertepatan dengan ibu negara Ukraina meminta dukungan senjata kepada AS.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengumumkan pada Rabu 20 Juli, bahwa ambisi perang Moskow tidak lagi hanya mengendalikan secara menyeluruh wilayah Donbas, tetapi untuk memperluas cakupan dari apa yang Presiden Putin sebut sebagai “operasi militer khusus”.

Menurut laporan media Rusia, Lavrov mengatakan bahwa penargetan Kremlin terhadap wilayah denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina telah meluas ke Kherson, Zaporizhia, dan beberapa wilayah lain di Ukraina.

Sementara pernyataan menteri luar negeri tampaknya menjadi strategi baru bagi Moskow, pasukan Rusia telah menduduki daerah-daerah ini dan melakukan operasi brutal di sana selama berbulan-bulan.

Lavrov mengatakan bahwa tujuan Rusia di Ukraina telah berubah ketika sekutu Barat terus mengirim bantuan pertahanan ke Kyiv.

Baik Kongres AS dan pemerintahan Biden telah berikrar untuk terus mendukung Ukraina.

“Kongres akan bersama Ukraina karena berjuang untuk membela demokrasi tidak hanya untuk rakyatnya tetapi untuk dunia”, kata Ketua DPR Nancy Pelosi saat memperkenalkan Olena Zelenska sebelum berpidato kepada seluruh hadirin dalam gedung Capitol.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) pekan lalu mengkonfirmasi setidaknya 11.544 orang korban sipil di Ukraina, dan 5.024 orang di antaranya tewas, termasuk 343 orang anak-anak, selain itu 6.520 orang terluka karena serangan.

Kantor OHCHR mengatakan bahwa pihaknya yakin jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan. (sin)