Penutupan Kota Ekstrem di Shenzhen Menimbulkan Korban, 2 Orang Tewas dan 2 Terluka

 oleh Chen Yue, Zhao Fenghua, Hong Ning

Di Distrik Luohu, Shenzhen, seorang penghuni apartemen bentrok dengan 3 orang sekuriti yang berujung pada pembacokan, mengakibatkan 2 orang meninggal dunia dan 2 orang lainnya mengalami luka-luka. Namun berita tentang insiden tersebut telah dihapus dari Internet oleh otoritas Tiongkok.

Netizen yang mengetahui masalah mengungkapkan bahwa pada 18 Juli tengah malam, seorang warga penghuni apartemen di Taining Garden, Shenzhen ingin keluar apartemen untuk suatu keperluan. Namun komunitas tersebut sedang dalam situasi tertutup karena ditemukan adanya warga yang berhubungan dekat dengan warga terdiagnosis COVID-19, sehingga sekuriti komunitas melarangnya keluar. Karena itu konflik terjadi. Akhirnya, penghuni dan seorang sekuriti tewas dan 2 sekuriti lainnya terluka.

Setelah itu, seorang reporter yang ingin meliput kejadian mencoba untuk menghubungi Kantor Subdistrik Cuizhu di Distrik Luohu, Shenzhen, tetapi dibantah oleh mereka.

Anggota Jaringan Komunitas Xincun dari Kantor Subdistrik Cuizhu mengatakan : “Pasti ada saja yang berhubungan dekat dengan orang positif COVID-19. Tidak tahu, tidak tahu, jangan tanya kepada kami”.

Namun, sejumlah orang yang mengetahui kejadian di komunitas tersebut mengkonfirmasi kepada wartawan bahwa penutupan komunitas itu menyebabkan hubungan antara penghuni dengan sekuriti komunitas bagaikan api dalam sekam.

Ms. Lin, seorang warga Distrik Luohu, Shenzhen mengatakan : “Memang di gedung itu ada seorang yang berkontak dekat dengan pasien COVID-19, sehingga sekuriti berusaha mencegah pria penghuni itu keluar dari komunitas. tetapi penghuni itu bersikeras mau keluar. Ia yang sangat marah karena dicegah lalu mengeluarkan senjata tajam untuk menyerang sekuriti, sehingga dia dan sekuriti itu meninggal. Selain itu, kedua sekuriti lainnya mengalami luka berat dan ringan”.

Meski rekaman video insiden tersebut telah diblokir pihak berwenang, tetapi berita kejadian itu tetap beredar dari mulut ke mulut.

Netizen menyayangkan pemerintah yang menerapkan kebijakan dalam mengendalikan penyebaran epidemi dengan cara yang ekstrem. Akibatnya pengangguran bertambah, usaha swasta bangkrut, debitur menghentikan pembayaran angsuran KPR, harga properti anjlok, dan keluhan publik semakin intensif, yang membuat orang-orang yang tadinya pendiam  jadi berani bertindak ekstrem.

Dalam beberapa hari terakhir, Jumlah pasien terinfeksi COVID-19 di Kota Shenzhen terus bertambah, dan wilayah penyebarannya pun cukup luas. Tercatat hingga 20 Juli, laporan resmi dari pihak Kota Shenzhen menyebutkan bahwa infeksi baru pada hari itu bertambah sebanyak 19 kasus, dengan penambahan 5 daerah berkategori risiko sedang dan tinggi. (sin)