Gedung Putih : Reaksi Berlebihan Beijing Meningkatkan Eskalasi Provokasi Militer !

oleh Chen Beichen

Pemerintah Tiongkok tak peduli dengan seruan dari banyak negara agar tidak meningkatkan suhu ketegangan regional. Pada Kamis 4 Agustus, rezim Tiongkok meluncurkan 11 rudal balistik Dongfeng ke perairan Taiwan. Hal demikian memicu kecaman internasional. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan bahwa provokasi militer Beijing adalah reaksi berlebihan yang tidak bertanggung jawab, dan merupakan tindakan untuk meningkatkan ketegangan regional. Ia juga menambahkan bahwa Washington telah siap untuk menghadapi pilihan Beijing.

Dalam jumpa pers, John Kirby mengutuk Beijing atas tindakan tidak bertanggung jawab dan bertentangan dengan tujuan jangka panjang menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan kawasan. 

Kirby mengatakan : “Tiongkok telah memilih untuk bereaksi berlebihan, menggunakan kunjungan Ketua DPR-AS sebagai alasan untuk meningkatkan aktivitas militer yang provokatif di sekitar Selat Taiwan. Tindakan provokatif Beijing tersebut adalah eskalasi besar, dan merupakan upaya jangka panjangnya untuk mengubah status quo”.

Kirby mengatakan, Amerika Serikat dan sekutunya tidak menolak “status quo baru” yang dibuat oleh Beijing dalam kesempatan ini.

Pada 4 Agustus, militer Tiongkok melakukan apa yang disebut “serangan rudal presisi” di perairan Selat Taiwan dan pantai timur Taiwan, mengerahkan puluhan pesawat dan menembakkan peluru kendali. CCTV mengatakan bahwa latihan militer kali ini akan melibatkan lebih dari 100 pesawat termasuk jet tempur dan pembom, serta lebih dari 10 kapal perang. Sehari sebelumnya, Ketua DPR-AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan.

Kirby mengatakan bahwa mengingat Beijing berusaha meningkatkan situasi ketegangan, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah memutuskan untuk menunda peluncuran uji ICBM untuk menghindari lebih panasnya situasi.

Kirby memperkirakan bahwa dalam beberapa minggu ke depan, kapal perang dan pesawat tempur AS dalam menjalankan misinya untuk mempertahankan kebebasan navigasi yang sesuai dengan Hukum Internasional akan melintasi wilayah udara dan perairan di Selat Taiwan.

“Dengan adanya latihan militer Tiongkok yang merusak stabilitas di sekitar Taiwan, Amerika Serikat melalui cara mengurangi risiko salah perhitungan dan kesalahpahaman untuk menunjukkan perilaku sebagai negara tenaga nuklir yang bertanggung jawab”, kata John Kirby.

Kirby mengatakan bahwa Beijing diperkirakan masih akan “terus merespons dalam skala jangka panjang”. Dan, Amerika Serikat akan mengambil langkah lebih lanjut untuk menunjukkan komitmennya terhadap keamanan sekutu di kawasan”. (sin)