Naiknya Permukaan Air Laut Membuat Warga Desa di Pesisir Fiji Bingung Ambil Keputusan untuk Tinggal atau Pergi

oleh Ye Enjie

Fiji adalah negara kepulauan yang terdiri dari ratusan pulau, banyak desa tradisional di sepanjang pantai telah menderita akibat intrusi air laut dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2014, Fiji menjadi negara kepulauan Pasifik pertama yang merelokasi desa karena naiknya permukaan air laut. 6 desa yang sudah berhasil dan sedang dalam perencanaan direlokasi.

Perahu ditambatkan di sebelah ruang tamu rumah, dan ketika air pasang, air laut akan melewati tanggul laut yang tampak sudah kalah tingginya dengan permukaan air laut menggelora, kemudian mengalir masuk ke desa dan menggenangi pekarangan rumah. Meningkatnya air Lautan Pasifik telah menyebabkan 80 penduduk sebuah desa di Pulau Serua di Fiji harus membuat keputusan yang menyakitkan, sama seperti warga desa-desa pesisir lainnya, yakni pindah ke pulau utama Fiji demi masa depan anak cucu mereka.

Semisi Madanawa, seorang penduduk Pulau Serua yang berusia 38 tahun mengatakan : “Airnya datang dan kami sedang mendiskusikan, di antara kami, apakah akan merelokasi atau mereklamasi tanah di pulau itu dan membangun tanggul laut”.

Anak-anak bermain di halaman berumput, komunitas baru yang berhasil direlokasi dari desa lama Vunidogoloa pada tahun 2014, menjadikan Fiji negara kepulauan Pasifik pertama yang merelokasi desanya karena naiknya permukaan air laut.

Sailosi Ramatu, mantan kepala desa Vunidogoloa mengatakan : “Ya, relokasi komunitas saya termasuk cukup sukses”.

Pada saat itu, air laut sudah menggenangi desa tua, dan 150 orang penduduk di sana sudah tidak lagi bisa bercocok tanam. Penduduk desa mengundang pejabat untuk berkunjung dan melihat kenyataan mereka harus hidup di air yang menggenang setinggi lutut. Meskipun begitu, tetap butuh waktu meyakinkan para manula untuk berelokasi.

Saat ini, masih banyak penduduk yang kembali ke desa lama mereka setiap harinya, untuk mengenang kembali masa lalunya dan merasakan kembali hubungan mereka dengan para anggota keluarga yang telah meninggal dunia.

Sailosi Ramatu, mantan kepala desa Vunidogoloa mengatakan : “Kami sangat merindukan komunitas ini, Anda tahu. Karena kami belajar banyak tentang adat, tradisi, dan cara hidup di sini karena kami orang Fiji”.

Dengan dukungan pemerintah Fiji, 6 desa yang telah berhasil dan sedang berencana direlokasi. Selain itu, pihak berwenang Fiji sedang mengembangkan proses baru untuk memprioritaskan pemindahan bagi  warga desa yang paling mendesak.

Karena masalah dana ditambah dengan keragu-raguan banyak manula untuk memilih tinggal atau pergi dari desa kesayangan mereka. Pulau Serua tidak bisa memastikan kapan akan memungkinkan untuk pindah. Banyak orang Fiji berharap kesediaan negara-negara maju untuk mendukung dana untuk biaya relokasi warga penduduk pulau. (sin)