Kisah Kepahlawanan Pembela HAM David Kilgour

Epochtimes.com

Sejak dulu hingga sekarang, di Timur ada pendekar yang membela kebenaran dan menegakkan keadilan. Di Barat juga ada kesatria yang membalas kejahatan dengan kejahatan, serta membalas kebaikan dengan kebaikan. Mereka memiliki sifat kesatria, serta membenci kejahatan, demi membela kebenaran, rela menempuh rintang- an sesulit apa pun, berkelana, dan mengembara.

Politisi senior Kanada, mantan Direktur Divisi Asia Pasifik yang meninggal dunia pada 5 April tahun ini, David Kilgour, selain memiliki semangat pendekar dari Timur, juga memiliki sifat seperti kesatria dari Barat. Ia dikenal dengan kontribusinya di bidang HAM, sangat mencintai rakyat Tiongkok, acapkali pada momen yang krusial mengulurkan bantuan, menyuarakan HAM serta demokrasi di Taiwan, Tiongkok, dan Hong Kong. Investigasi dan pengungkapan yang dilakukannya atas kejahatan perampasan organ tubuh yang dilakukan oleh PKT (Partai Komunis Tiongkok) tidak pernah berhenti, dan telah membuatnya memperoleh reputasi kelas dunia.

Pada 2006, Kilgour bersama dengan seorang pengacara HAM Kanada, David Matas melakukan investigasi independen, membuktikan kejahatan perampasan organ tubuh berskala besar terhadap praktisi Falun Gong dalam keadaan hidup-hidup oleh PKT, dan menyebutnya sebagai “kejahatan yang belum pernah ada sebelumnya di Planet Bumi ini”. Setelah itu buku berjudul Bloody Harvest pun diterbitkan. Kilgour dan Matas, juga dinominasikan sebagai calon peraih hadiah Nobel perdamaian pada 2010 berkat penelusuran independennya dalam menginvestigasi kejahatan perampasan organ tubuh oleh PKT tersebut.

Selama 10 tahun lebih Kilgour dan Matas telah berkunjung ke lebih dari 50 negara, menggandeng para anggota kongres dari banyak negara untuk mendorong dibuatnya undang-undang, untuk menghentikan kejahatan penyalahgunaan transplantasi organ internasional.

Pada Januari 2010, Asosiasi HAM Internasional (Internationale Gesellschaft für Menschenrechte atau IGFM atau ISHR) memberikan penghargaan HAM tahunan bagi Kilgour dan Matas, sebagai penghormatan bagi mereka atas upayanya menyelidiki perampasan organ tubuh secara paksa terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok oleh PKT.

Pada Desember 2021, Kilgour meraih penghargaan Global Humanitarian Leader of The Year dari Canadians in Support of Refugees in Dire Need (CSRDN), yang memuji prinsip yang dipertahankan oleh Kilgour, dalam “menentang ketidakadilan”, khususnya mengungkap perampasan organ tubuh dalam kondisi hidup di Tiongkok dengan skala industri, memuji dirinya telah “menggunakan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan diplomasi, menjadi seorang pemimpin yang teladan”.

Di mata banyak orang, Kilgour adalah seorang politisi dan pejuang HAM yang luar biasa. Namun, bagi orang yang mengenalnya saat mengenang dirinya, merasakan dia bagaikan seorang ayah yang penuh belas kasih, seorang sahabat setia, seorang pria sejati, dan seorang  yang baik hati.

Seorang penulis wanita etnis Tionghoa yang pernah dianiaya oleh PKT mengenang David Kilgour sebagai berikut: “Saat dia bersama dengan orang lain, dia selalu membuat orang lain tersebut merasa dirinya begitu penting dan hebat. Senyumnya yang hangat dan bersahabat, selamanya akan dikenang oleh setiap orang.”

Dua Dewa Pengawal Gerbang Pengusir Kejahatan

Berbicara soal David Kilgour, dengan sendirinya akan mengingatkan juga pada David Matas. Nama keduanya acapkali muncul bersamaan. David Matas adalah seorang pengacara HAM Kanada yang telah berulang kali mendapat penghargaan, juga peraih Bintang Kanada (Order of Canada), ia adalah anggota jajaran direktur dari International Center for Human Rights & Democratic Development yang berkantor pusat di Toronto.

perampasan organ manusia
Mantan Sekretaris Negara Kanada untuk Asia Pasifik David Kilgour menyajikan sebuah laporan revisi tentang pembunuhan berkelanjutan terhadap praktisi Falun Gong di China atas organ mereka, seperti yang dilaporkan oleh penulis laporan terdokumentasi oleh David Matas di latar belakang, pada 31 Januari 2007. (The Epoch Times)

Kedua David telah menjadi rekan selama bertahun-tahun karena bersama-sama menginvestigasi dan mengungkap kejahatan perampasan organ tubuh hidup-hidup oleh PKT. Keduanya memiliki kesepahaman dan perhatian yang tinggi terhadap banyak permasalahan HAM, mereka mempertahankan prinsip tanpa ragu, sangat membenci kejahatan, ibarat dua dewa pengawal yang menjaga pintu gerbang HAM, serta mengusir kejahatan. Pemerintah RRT yang selalu menindas HAM dan penuh kebusukan itu sangat membenci sekaligus ketakutan pada kedua orang David ini.

Setelah Kilgour meninggal dunia, Matas menulis artikel khusus untuk mengenang rekan seperjuangannya itu. Di mata Matas, Kilgour adalah seorang yang bersahabat, berkepribadian lincah dan terbuka, serta suka berteman. Di awal 1960, Kilgour dan Matas hampir bersamaan lulus dari University of Manitoba (UFM) Canada, keduanya sama- sama antusias dalam kegiatan mahasiswa di kampus. Setelah lulus, keduanya bekerja di Ottawa. 

Pada akhir 1960 pindah ke Paris untuk bekerja dan sekolah. Matas adalah tamu undangan dalam pernikahan Kilgour di Edmonton pada 1974, waktu itu Kilgour masih menjabat sebagai jaksa di Edmonton.

Sejak Maret 2006, keduanya memenuhi undangan dari sebuah NGO untuk bersama- sama menyelidiki kejahatan perampasan organ tubuh praktisi Falun Gong dalam kondisi hidup oleh PKT demi meraup keuntungan besar. Sejak saat itu, interaksi dan hubungan keduanya pun mengalami perubahan substansial. Selama 16 tahun terakhir, keduanya hampir setiap hari berinteraksi, terkadang bahkan berkomunikasi berkali-kali dalam sehari.

Pada Juni 2006, laporan investigasi pertama hasil kerja sama keduanya pun dipublikasikan, yang menjelaskan telah terbukti kuat PKT melakukan perampasan organ tubuh praktisi Falun Gong dalam kondisi hidup. Kedua David yang terkenal itu, memiliki kredibilitas tinggi di tengah masyarakat arus utama Barat. Setelah laporan mereka terkait perampasan organ tubuh oleh PKT itu dipublikasi, sangat disoroti oleh media massa internasional dan politisi Barat. Berkat tekanan internasional, PKT mau tidak mau terpaksa berulang kali merevisi undang-undangnya (terkait masalah pencangkokan organ).

Kurang dari setengah tahun laporan investigasi tersebut dirilis, juru bicara Kementerian Kesehatan RRT, Mao Qun’an mematahkan pernyataannya sendiri sebelumnya, dan dipaksa mengakui telah terjadi perampasan organ tubuh narapidana yang divonis mati.

Pada Maret 2012, Huang Jiefu yang menjabat sebagai Wakil Menteri kesehatan RRT pun kembali mengakui, RRT sangat kekurangan akan organ untuk transplantasi, kurang akan donor organ sukarela dari masyarakat, jadi organ terpidana mati pun menjadi sumber organ transplantasi yang utama.

Kedua David juga bekerjasama di banyak urusan HAM, seperti kediktatoran Iran, genosida RRT terhadap suku Uighur, ancaman RRT terhadap Taiwan, penindasan terhadap Hong Kong, anti-semitisme, dan topik-topik lainnya.

David Perangi Iblis Merah

Film dokumenter yang berjudul Human Harvest, juga diberi nama “Davids and Goliath”, memaparkan investigasi bertahun-tahun kedua David terhadap perampasan organ oleh PKT itu dalam bentuk film. Film tersebut telah meraih penghargaan Peabody Awards yang ke-74, penghargaan ini adalah salah satu wujud penghargaan bagi kalangan radio juga televisi yang paling bergengsi dan bersejarah paling lama di dunia, serta dipandang sebagai penghargaan Pulitzer dalam dunia televisi dan Radio.

David and Goliath adalah kisah dalam Alkitab, di kalangan orang Filistin ada seorang raksasa bernama Goliath yang setiap hari sebanyak dua kali menantang bertarung orang Israel, semua orang Israel sangat ketakutan dibuatnya. Seorang pemuda bernama David (Daud, red.) di dalam hatinya memiliki Tuhan yang diyakininya, ia pun tidak merasa takut, dengan berani menerima tantangan itu, hingga akhirnya berhasil mengalahkan Goliath.

Film dokumenter Human Harvest menggunakan alur cerita ini, merekam sepak terjang kedua orang David pengacara Kanada itu, tanpa rasa takut pada kekuasaan, tampil untuk mengungkap kejahatan perampasan organ yang dilakukan oleh “iblis merah” PKT. Film Human Harvest telah ditayangkan di stasiun TV pada lebih dari 20 negara seperti Amerika Serikat, Eropa, Australia, dan lain- lain, serta mendapat sorotan luas dari media massa Barat. 

Pada Maret 2006, seorang saksi mata mantan warga RRT, Annie yang berdomisili di luar negeri tanpa mengenal rasa takut mengungkap kejahatan PKT yang telah merampas organ tubuh praktisi Falun Gong. Mantan suami Annie adalah seorang dokter di Shenyang, pernah mengambil kornea mata dari 2.000 orang lebih praktisi Falun Gong. Annie menceritakan akibat hal itu dirinya menjadi buruan yang hendak dibunuh, dan pernah mengalami luka bacok. Tuduhan Annie itu pun memicu kontroversi. Pemerintah RRT menyangkal seluruh tuduhan Annie. Dua orang “David” dari Kanada, diminta untuk melakukan pembuktian secara profesional terhadap kejahatan yang mengerikan itu.

Pada 6 Juli di tahun yang sama, mereka merilis laporan bersama, yang telah me- ngonfirmasi tuduhan terhadap PKT yang telah melakukan kejahatan perampasan organ tubuh hidup-hidup itu adalah benar, dan membuat “kejahatan yang belum pernah terjadi di atas Planet Bumi itu” menjadi terungkap, seluruh dunia pun gempar.

Upaya non-stop dari Kilgour dan Matas selama belasan tahun, secara swadaya pergi ke PBB dan puluhan negara lainnya, serta berusaha keras menegakkan keadilan bagi para praktisi Falun Gong beserta korban lainnya. Buku Bloody Harvest juga telah berulang kali menduduki posisi buku terlaris di situs penjualan buku di internet. 

Buku tersebut mencapai ratusan halaman tebalnya, dengan fakta yang tak terbantahkan, telah mengungkap kejahatan besar yang diperbolehkan oleh pemerintah RRT, yang melibatkan banyak rumah sakit, termasuk juga Departemen Keamanan Publik, rumah tahanan, militer, pengadilan, dan lain-lain.

(kiri–kanan) David Kilgour, David Matas, dan Ethan Gutmann, penulis “Bloody Harvest/The Slaughter: An Update.”

Pada Februari 2012 setelah kejadian mantan Direktur Biro Keamanan Publik Kota Chongqing, Wang Lijun melarikan diri ke Konjen AS, surat kabar The Epoch Times secara eksklusif memperoleh informasi bahwa Wang Lijun telah menyerahkan berbagai macam data terkait rahasia internal PKT kepada pihak AS, di antaranya termasuk informasi rahasia tentang perampasan organ tubuh praktisi Falun Gong.

Kilgour dan Matas adalah pengacara terkenal. Kilgour bahkan pernah menjadi jaksa, penyelidikan mereka cermat dan netral, mereka menyatakan, mereka lebih senang mendapat- kan kesimpulan bahwa “semua tuduhan itu adalah tidak benar”.

Kilgour pernah menyatakan, “Saya pernah ke ibukota 50 negara untuk berpidato, menjelaskan kepada orang banyak tentang bukti perampasan organ tubuh oleh PKT. Sekarang masih banyak orang yang tidak mengetahui hal ini, atau tidak berani mempercayainya.”

Kilgour menjelaskan, penindasan PKT terhadap Falun Gong, telah meluas hingga ke kalangan masyarakat lainnya. Semasa hidupnya ia juga terus menyoroti kejadian hilangnya seorang pengacara HAM Tiongkok bernama Gao Zhisheng yang secara terbuka pernah membela Falun Gong. 

Semasa hidupnya Kilgour terus menyeru- kan: “Masyarakat di negara demokrasi Barat seharusnya berada bersama rakyat Tiongkok, dengan gigih demi mewujudkan demokrasi, hukum, kesetaraan, pemerintahan yang bertanggung jawab, dan lingkungan alami yang terus berkembang.”

Setelah pengungkapan selama belasan tahun itu, kejahatan merampas organ tubuh oleh PKT terhadap praktisi Falun Gong dan para tahanan hati nurani lainnya telah terekspos ke seluruh dunia. Kilgour mengatakan, pertengahan abad ke-20, komunis Soviet berkhayal menguasai dunia, tapi hingga kini, seluruh dunia hanya tersisa 5 negara yang masih mempertahankan partai komunis, yang sangat bertolak belakang dengan demokrasi dunia.

“Mulai dari ‘Lompatan Besar ke Depan (1958)’ sampai Revolusi Kebudayaan (1966), dari peristiwa pembantaian Tiananmen 1989 hingga dimulainya penindasan terhadap praktisi Falun Gong 1999, PKT di masa damai telah menewaskan puluhan juta rakyatnya sendiri.”

Penampilan Keras Namun Berhati Lembut – Independen

Matas pernah menggambarkan Kilgour dengan cara ini: “Ada orang yang dalam menghadapi uang, kekuasaan, status, dan ketenaran, kemungkinan dapat membuat kesepakatan atau menjual prinsip mereka sendiri, atau berkompromi lantaran tak sanggup melawan tekanan realita, atau hanya melakukan upaya verbal tanpa mengambil tindakan praktis, atau di bawah retorika pelaku, dan segala macam janji palsu dia mengikuti aliran air dan takluk. Kilgour mutlak tidak akan! Dukungannya terhadap para korban sangat konsisten; kemukakannya terhadap kemunafikan muncul dari dalam lubuk hati; kebenciannya terhadap orang jahat yang masih bebas berkeliaran, sampai memuncak ke ubun-ubun. Justru sejumlah kualitas ini membedakannya secara signifikan dari yang lain.”

Kilgour memiliki karakter yang ulet, mandiri, dan otonom, ia bersikeras pada prinsip tanpa syarat, ia selamanya tidak pernah menjadi politisi yang melihat arah angin dan mengikuti arus. Tetapi karakternya yang luar biasa telah memungkinkannya untuk terpilih kembali ke Kongres (Kanada) berulang kali, Kilgour delapan kali melayani Kongres selama 27 tahun berturut-turut dari 1979 hingga 2006. Dia telah meraih tolok ukur politik yang sulit dicapai oleh politisi biasa.

Selama berkecimpung dalam politik, Kilgour memperoleh reputasi global sebagai advokat internasional untuk hak asasi manusia. Dia independen, mandiri, dan bicara blak-blakan, serta tidak takut untuk menentang kolega dan otoritas. 

Untuk itu, dia pernah secara terbuka dua kali mundur dari partai yang berkuasa lantaran perbedaan politik. Karir politik Kilgour tidak diragukan lagi adalah cemerlang dan sukses, tetapi momentum paling mulia selama hidupnya, datang setelah ia pensiun dari politik. Dia bekerja keras untuk hak asasi manusia, terutama kontribusinya yang luar biasa dalam memperhatikan hak asasi manusia di Tiongkok, yang terlebih lagi menunjukkan kepribadiannya yang mulia.

Jiwa Kesatrianya Tak Pernah Lekang oleh Waktu

Istri Kilgour, Laura Scott Kilgour mengatakan, sebelum Kilgour meninggal ia masih memikirkan urusan hak asasi manusia, dan mempertahankan interaksi dekat dengan teman-teman internasionalnya. Meskipun kesehatannya telah menurun secara signifikan selama dua tahun terakhir ia masih aktif dalam berbagai kegiatan hak asasi manusia dan demokrasi, seperti tahun lalu ia menghadiri hampir setiap acara tentang mendukung Uyghur, dan memprotes Beijing menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin. Dia juga telah menerbitkan beberapa artikel yang menyerukan Ottawa untuk mendukung partisipasi Taiwan dalam organisasi internasional, dan memuji pencapaian Taiwan dalam pencegahan epidemi. Dia juga fokus pada situasi rakyat Ukraina, menerbitkan artikel yang mengkritik Putin. 

Pada 3 Februari 2022, “Warga Ottawa” Kanada menerbitkan sebuah artikel oleh Kilgour berjudul: “Olimpiade Musim Dingin – Mengapa Kami Menyebutnya Olimpiade Genosida”, bahwa PKT yang diketahui publik telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, telah menafsirkan “demokrasi” sebagai totalitarianisme, dan merampas hak kebebasan dari rakyat Hong Kong dengan Undang-Undang Keamanan Nasional versi PKT.

Matas, yang telah bekerja sama dengan Kilgour selama 16 tahun untuk menyelidiki dan mengungkap kejahatan memanen organ dalam keadaan hidup oleh PKT, menyatakan bahwa jiwa Kilgour masih akan kesakitan dan marah atas kejahatan yang masih terjadi di planet ini, serta orang- orang jahat akan terus menantang kesabarannya, hatinya akan selalu berada di pihak para korban dan akan senantiasa peduli pada mereka. (whs)