Rusia Umumkan Tersangka Kedua Pembunuh Putri “Otak Putin”

 oleh Chen Beichen

Peristiwa terbunuhnya Darya Dugina, putri filsuf dan orang kepercayaan Presiden Rusia Vladimir Putin yang dikenal sebagai “Otak Putin”, Alexander Dugin telah menemui titik terang.

Federal Security Service (FSB) pada  Senin 29 Agustus, mengklaim identitas tersangka kedua, yakni seorang pria Ukraina berusia 44 tahun bernama Bogdan Tsyganenko.

FSB menjadikan Bogdan Tsyganenko sebagai tersangka kedua karena ia telah masuk ke Rusia dari Estonia pada 30 Juli 2022 untuk memberikan kartu identitas palsu dan plat nomor mobil palsu kepada tersangka pertama Natalya Vovk, dan menyewa sebuah garasi di Moskow untuk merakit bom.

FSB mengungkapkan bahwa Bogdan telah kembali ke Estonia sehari sebelum peristiwa pembunuhan, dan Natalya Vovk baru melarikan diri ke Estonia setelah peristiwa peledakan.

Pihak berwenang Rusia mengatakan Darya Dugina, 29 tahun adalah seorang komentator di saluran TV nasionalis Rusia. Bom yang dikendalikan dari jarak jauh dalam mobil pribadi yang dikendarainya meledak di pinggiran Bolshiye Vyazemy, pinggiran kota Moskow pada 20 Agustus malam, mengakibatkan Darya tewas seketika.

20 Agustus malam itu, Darya dan ayahnya yang juga menghadiri kegiatan festival musik, memilih pulang dengan menggunakan mobil ayahnya, sedangkan ayahnya Alexander pulang dengan menggunakan mobil yang lain. Tak disangka, saat mobil Darya yang melaju di jalan sekitar  20 kilometer sebelah barat Moskow, kendaraan tiba-tiba meledak dan terbakar. Alexander Dugin yang mobilnya juga melaju di belakang mobil Darya menyaksikan seluruh proses peledakan. Pihak berwenang Rusia menduga bahwa Alenxander Dugin sebenarnya yang dijadikan target pembunuhan. 

Menurut Associated Press, Darya Dugina dan ayahnya Alexander Dugin, seorang filsuf, penulis dan ahli teori politik, keduanya mendukung keputusan Presiden Vladimir Putin mengirim pasukan untuk menyerang Ukraina.

FSB kini menyebut pembunuhan Darya sebagai “kasus pembunuhan yang disiapkan dan dilakukan oleh pasukan khusus Ukraina” dan menuduh Natalya Vovk melakukan pembunuhan sebelum melarikan diri ke Estonia.

FSB mengungkapkan bahwa Natalya Vovk tiba di Rusia dengan putrinya yang berusia 12 tahun pada bulan Juli tahun ini dan menyewa sebuah apartemen di gedung tempat Dugin tinggal agar lebih mudah dalam melakukan pelacakan. FSB merilis video dan foto tersangka yang ditangkap oleh kamera di perbatasan, selagi mengemudi di Moskow dan di pintu masuk gedung apartemen.

Putin belum pernah bertemu Darya, tetapi dia memberinya medali untuk keberanian, menyebut ledakan itu sebagai “kejahatan yang keji dan kejam”.

Pemerintah Ukraina dengan keras menyangkal keterlibatan pihaknya dalam kasus pembunuhan tersebut. Juru bicara pemerintah Ukraina mengatakan : “Kami bukan negara kriminal, jelas bukan negara teroris, Kami tidak seperti Rusia”.

Pihak berwenang Estonia mengatakan bahwa mereka belum menerima dari Rusia tentang permintaan ekstradisi atau penyelidikan resmi terhadap Natalya Vovk. (sin)