Epidemi di Tiongkok Terus Merebak, Kota-kota di-Lockdown Hingga Modal Asing Mempercepat Hengkang

Ruili – NTD

Sebelum Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok, wabah  kembali merebak di berbagai tempat pada saat bersamaan. Chengdu di-lockdown, Shenzhen, Guangzhou, Dalian dan tempat-tempat lain mengintensifkan penutupan dan pengontrolan serta pengendalian COVID-19, bagaimana perusahaan bisa keluar dari lingkaran setan ini?

Seorang Penduduk Chengdu mengatakan, kota tempatnya tinggal dikunci, semua jalan dan tempat ditutup, dan hanya seorang dalam sebuah rumah yang dapat masuk dan meninggalkan komunitas setiap hari.

“Jalanan sangat sepi, hampir tidak ada orang di jalanan, semuanya sunyi,” ujar warga. 

Pada 1 September pukul 18.00 sore, Chengdu memasuki lockdown selam empat hari. Dalam beberapa minggu terakhir, daerah setempat telah mengalami suhu tinggi yang parah, kekeringan dan banjir.

Baru saja mengalami krisis pemadaman listrik, lalu memasuki keadaan blokade, maka  warga sudah mengalami pukulan ganda. Warga khawatir tragedi penutupan kota Shanghai akan terulang kembali.  Mereka telah menggelar “pertempuran besar untuk mendapatkan persediaan makanan”.

“Coba lihat, daging-daging semua direbut. Cepatlah, saya akan merebut sesuatu, saya sangat kesal, ada banyak orang.  Setelah 3 hari (sayur), saya pikir cukup untuk membeli makanan selama 5 hari,” kata Penduduk Chengdu.  

Penduduk Chengdu juga berkata :  “Setelah sekian lama, saya mengambil dua tomat seharga 7 renminbi, habislah sudah.”

Penduduk Chengdu: “bersih semua, kosong semua, dan kentangnya juga habis terjual.”

Penduduk Chengdu: “Menakutkan.”

Penduduk Chengdu: “Kosong, habis semuanya, kosong.”

Penduduk Chengdu: “Tidak punya ikan lagi. Ya Tuhan, ikannya sudah habis terjual.”

Saat ini, Volvo Cars telah menutup sementara pabriknya di Chengdu. Pabrik OEM iPhone Toyota, Volkswagen dan Foxconn juga menerapkan manajemen pekerja “tertutup”.

Para ekonom mengatakan penguncian di Chengdu “akan menjadi pukulan besar bagi ekonomi yang sudah berjuang dengan serangkaian guncangan.”

Namun demikian, Chengdu bukan satu-satunya kota besar yang memberlakukan penguncian. Tianjin dan Shijiazhuang dekat Beijing, Dalian di timur laut, dan beberapa distrik di Shenzhen, pusat manufaktur di selatan, semuanya telah menerapkan kontrol pencegahan epidemi yang ketat.

Warga Shenzhen berkata: “Hari ini 2 September. Biasanya, lockdown sudah dicabut. Mari kita lihat semua toko ini tutup. Lewati mereka secara berurutan. Padahal harga sewa toko-toko ini cukup mahal. Wow, ini sangat sulit., bagaimana  masih bisa hidup?”

Dari 3 hingga 4 September, bus dan kereta bawah tanah Futian Shenzhen ditangguhkan, pergerakan orang-orang yang tidak penting ditangguhkan.  Tindakan penutupan dan kontrol diperpanjang lebih lanjut.

Warga Dalian berkata: “Tunjukkan kepada teman-teman di distrik lain dan kota-kota lain seperti apa Dalian yang sebenarnya dan apa yang terjadi di Distrik Zhongshan.”

Saham blue-chip Tiongkok jatuh pada Jumat 2 September di tengah ketidakpastian atas pemulihan ekonomi saat penguncian masih berlangsung di seluruh negeri.

Nomura Securities menunjukkan dalam sebuah laporan, bahwa ekonomi dan pasar Tiongkok  mengalami periode yang menyakitkan karena putaran epidemi. Tak hanya itu, perusahaan besar teknologi global memindahkan keluar rantai pasokan mereka  dari Tiongkok. (hui)