Wajib Militer Memicu Aksi Protes, Arus Lalu Lintas Perbatasan Negara-negara Dekat Rusia Menjadi Ramai

Lin Yutang Zhang Ruizhen – NTDTV Asia Pasifik

Rusia gagal menginvasi Ukraina. Putin memerintahkan mobilisasi parsial yang memicu gelombang protes. Sejumlah besar orang-orang memilih untuk meninggalkan Rusia. Di perbatasan Finlandia, Georgia dan negara-negara lainnya yang berbatasan dengan Rusia, sejumlah besar arus lalu lintas mulai ramai pada  21 September. The Guardian melaporkan bahwa beberapa warga Rusia yang belum pernah bertugas di militer telah menerima surat wajib militer, yang membuat kerabat mereka cemas.

Rakyat Rusia yang dimobilisasi untuk perang menunggu dalam antrean untuk naik bus saat mereka berangkat ke Ukraina. Banyak kerabat mengantarkan mereka mengucapkan selamat tinggal, meneteskan air mata saat mereka memeluk suami dan ayah mereka. Ini adalah video yang diposting oleh orang-orang di Republik Sakha di Timur Rusia di akun twitter setelah  Vladimir Putin mengeluarkan perintah mobilisasi parsial pada 21 September.

Seorang Balita berkata : “Ayah, selamat tinggal, ayah harus kembali.”

Ada juga adegan memilukan di wilayah Belgorod Rusia, di mana reporter BBC Inggris Will Vernon mengatakan, ada anak-anak di luar bus besar yang memanggil ayah mereka sambil menangis dengan mengucapkan selamat tinggal.

Penumpang bus dari Rusia ke Finlandia berjalan ke pos pemeriksaan perbatasan di pos pemeriksaan perbatasan Vaalimaa di Virolahti, Finlandia, pada 23 September 2022. (SASU MAKINEN/LEHTIKUVA/AFP via Getty Images)

Koresponden BBC Moskow melaporkan pihak berwenang Rusia mengatakan kepada rakyat Rusia bahwa kita harus memanggil pasukan cadangan. Dikarenakan Barat berusaha menghancurkan kita, NATO mengobarkan perang terhadap kita, ini perjuangan untuk masa depan Rusia. Namun demikian, beberapa orang Rusia berjuang bagi mereka sendiri berkesimpulan  bahwa disini  (Rusia) tak memiliki masa depan.”

Mulai 21 September, semua penerbangan dari Rusia ke Turki, Serbia dan negara-negara lain  terjual habis, dan antrian panjang juga muncul di perbatasan Georgia, Finlandia, Kazakhstan, dan negara-negara lain yang berbatasan dengan Rusia. Sekitar 7.000 orang memasuki Polandia dari Rusia pada  Kamis 22 September, sekitar 6.000 di antaranya adalah warga Rusia, seperti dikatakan pejabat kontrol perbatasan Finlandia.  Angkanya lebih dari dua kali lipat pada  22 September yang dikutip dari Kantor berita Reuters.

Seorang Warga Rusia yang memasuki Polandia berkata : “(Apakah Anda khawatir akan dipanggil untuk berpartisipasi dalam mobilisasi di Rusia?) Ya, saya takut. (Mengapa takut?) Karena ini adalah kesalahan besar, bagi Rusia, untuk Eropa, dan untuk rakyat Ukraina.”

Warga Rusia yang memasuki Georgia berkata : “Kami butuh 12 jam untuk melintasi perbatasan. (Mengapa begitu lama? Apakah ada banyak mobil yang mengantri?) Saya tidak tahu, saya pikir kontrol perbatasan Rusia sangat lambat untuk membuat orang melewati perbatasan.”

Beberapa orang yang berkendara ke Georgia dari Rusia mengatakan kepada wartawan Reuters bahwa kemacetan lalu lintas sepanjang 2 kilometer,  bahkan 8 kilometer. Dalam pidato terakhirnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta lebih banyak orang Rusia untuk memboikot perintah mobilisasi, sementara juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada media bahwa laporan gelombang orang-orang yang meninggalkan Rusia di bandara dibesar-besarkan dan dianggap sebagai berita palsu.

Mobil-mobil dari Rusia mengantri panjang di pos pemeriksaan perbatasan Rusia-Finlandia dekat Vaalimaa pada 22 September 2022. (SASU MAKINEN/LEHTIKUVA/AFP via Getty Images)

Mobil dari Rusia mengantri di pos pemeriksaan perbatasan Rusia-Finlandia dekat Valima pada 22 September 2022. (OLIVIER MORIN/AFP via Getty Images)