Putin Tandatangani Dekrit untuk Menghukum Pembelot, Wamenhan Rusia Dipecat

Zhao Fenghua – NTD

Presiden Rusia Vladimir Putin pada (24/9) menandatangani Undang-Undang yang memperkuat hukuman bagi mereka yang menolakĀ  mendaftar wajib militer. Pada hari yang sama, seorang wakil menteri pertahanan Rusia yang bertanggung jawab atas logistik dipecat.

Pada 24 September, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani amandemen UU Pidana Rusia, yang menetapkan bahwa mereka yang menyerah atau menolak untuk mendaftar diri mereka pada masa wajib militerĀ  dapat dijatuhi hukuman hingga 10 tahun penjara.

Awal pekan ini, Putin menandatangani “perintah mobilisasi parsial” yang pertama kalinya sejak Perang Dunia II, merekrut 300.000 tentara cadangan untuk mencapai tujuan militer melawan Ukraina. Namun demikian, banyak warga Rusia mencoba melarikan diriĀ  dan protes anti-perang meletus di mana-mana.

Putin juga menandatangani undang-undang pada Selasa 20 September untuk memudahkan orang asing yang bergabung dengan militer untuk mendapatkan status warga negara Rusia. Meski demikian, negara-negara tetangga tetap berhati-hati.Ā  Kirgistan dan UzbekistanĀ  mengimbau warga mereka agar tidak berpartisipasi dalam konflik apa pun.

PadaĀ  24 September, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa mereka telah menggantikan seorang wakil menteri pertahanan yang bertanggung jawab atas logistik. Wakil Menteri Pertahanan Jenderal Dmitry Bulgakov dipecat. Kementerian Pertahanan Rusia tidak menyebutkan alasan pemecatan Bulgakov, tetapi dianggap sebagai hukuman atas dukungan logistiknya yang buruk selama perang.

Baru-baru ini, Ukraina telah meluncurkan serangan balasan besar-besaran dari tenggara.Ā  Rusia telah meningkatkan perangnya melawan Ukraina dengan instruksi wajib militer. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan pidato yang disiarkan di televisi pada 24 September, bersumpah untuk membebaskan seluruh negara dan menghukum para penyerang.

Volodymyr Zelensky berkata : “Kami pasti akan membebaskan seluruh negara kami – dari Kherson hingga wilayah Luhansk, dari Krimea hingga wilayah Donetsk. Kami tidak akan membiarkan para penyerang luput dari hukuman. Setiap pembunuh, baik pelaku maupun algojo akan dibawa ke pengadilan.” (hui)