Ukraine Daftar Jadi Anggota NATO Lewat Jalur Cepat, Kesampingkan Pembicaraan dengan Putin

Caden Pearson

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada  Jumat 30 September mengumumkan bahwa ia telah mendaftarkan negaranya menjadi anggota  aliansi militer NATO lewat “prosedur yang dipercepat.”

Presiden Zelenskyy, Perdana Menteri Denys Shmyhal, dan Ketua DPR Ukraina Ruslan Stefanchuk  menandatangani dokumen dalam sebuah video online setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pencaplokan empat wilayah Ukraina yang  diduduki Rusia. 

Dalam video tersebut, Zelenskyy, yang mengenakan seragam tempur, mengatakan Ukraina mengambil “langkah tegas” dengan mengajukan aksesi cepat untuk mengubah aliansi saat ini dari “de facto” menjadi “de jure,” atau diakui secara hukum.

“Kami adalah sekutu de facto. Ini sudah tercapai. Secara de facto, kami telah menyelesaikan jalan kami menuju NATO. Secara de facto, kami telah membuktikan interoperabilitas dengan standar aliansi,” kata Zelenskyy dalam video di aplikasi Telegram.

Zelenskyy mengatakan Ukraina sudah menunjukkan standar NATO untuk keanggotaan “di medan perang dan dalam semua aspek” dari interaksi negara saat ini dengan negara-negara anggota.

“Kami saling percaya, kami saling membantu, dan kami saling melindungi. Inilah aliansi itu: de facto. Hari ini, Ukraina mengajukan permohonan untuk menjadikannya ‘de jure’ di bawah prosedur yang konsisten dengan signifikansi kami untuk perlindungan seluruh komunitas kami, di bawah prosedur yang dipercepat, ”tambahnya.

Tidak  jelas apa arti pendaftaran “dipercepat”, karena untuk menjadi anggota NATO membutuhkan dukungan bulat dari semua anggota.

Masuknya Ukraina ke aliansi NATO adalah sesuatu yang diminta Putin pada Februari agar tidak pernah terjadi. Putin memandang NATO sebagai musuh kepentingan Rusia.

Zelenskyy Mengesampingkan Pembicaraan dengan Putin

Zelenskyy mengesampingkan pembicaraan dengan Putin dengan mengatakan bahwa sementara Kyiv tetap berkomitmen untuk hidup berdampingan dengan Rusia “dengan kondisi yang setara, jujur, bermartabat, dan adil,” maka itu harus berada di bawah presiden Rusia yang berbeda.

“Jelas, dengan presiden Rusia ini [itu] tidak mungkin. Dia tidak tahu apa itu martabat dan kejujuran. Oleh karena itu, kami siap untuk berdialog dengan Rusia, tetapi dengan presiden Rusia lainnya,” kata Zelenskyy.

Dalam pidato videonya, Zelenskyy bersumpah untuk merebut kembali semua wilayah Ukraina dari  tangan Rusia. Ia mengatakan bahwa Putin bukan hanya musuh Ukraina tetapi  “kehidupan itu sendiri dan kemanusiaan.”

“Rusia mengetahui hal ini. Rusia merasakan kekuatan kami,” kata Zelenskyy, seraya menambahkan bahwa Putin “sedang terburu-buru” untuk mendeklarasikan kemenangan di empat wilayah Ukraina karena dia melihat bahwa Ukraina “membuktikan kekuatan nilai-nilai kami.”

“Ini adalah pementasan aneksasi lelucon. Ia mencoba mencuri apa yang bukan miliknya. Ia ingin membunuh, menyiksa, memeras, dan berbohong untuk menulis ulang sejarah dan menggambar ulang perbatasan. Ukraina tidak akan mengizinkan ini,” kata Zelenskyy.

Presiden Ukraina menyarankan NATO untuk mengadopsi Kyiv Security Compact yang diusulkannya, sementara negara itu menunggu kesepakatan  negara-negara anggota NATO mengenai masuknya Ukraina sebagai anggota baru. 

“Kami memahami ini memerlukan konsensus semua anggota aliansi … dan oleh karena itu, sementara ini terjadi, kami mengusulkan realisasi proposal kami mengenai jaminan keamanan untuk Ukraina dan seluruh Eropa sesuai dengan Perjanjian Keamanan Kyiv,” katanya. (asr)