Xi Jinping Berulang Kali Menekankan Keamanan Politik, Kongres Nasional Berlangsung dalam Suasana Tiongkok Terkepung Krisis

oleh Xia Dunhou, Luo Ya dan Liu Fang 

Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20 resmi dibuka pada Minggu 16 Oktober pagi. Dalam laporan Xi Jinping selama 104 menit, kata “keamanan” muncul sebanyak 50 kali, di antaranya “keamanan nasional” disebutkan sampai 17 kali. Menurut analisis luar, Kongres Nasional ke-20 diadakan di tengah berbagai krisis yang sedang mengepung pemerintah komunis Tiongkok. Namun gagasan untuk “melindungi Partai Komunis Tiongkok” masih merupakan tugas dan tujuan inti rezim Beijing.

Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang dalam pembukaan Kongres mengatakan : “Para wakil rakyat, Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok secara resmi dibuka sekarang”.

Kongres Nasional ke-20 yang diadakan di Beijing telah dihadiri oleh 2.340 delegasi dan delegasi undangan khusus. Semua anggota Komite Tetap Politbiro terakhir juga datang mengikuti acara.

Dalam laporannya, Xi Jinping merangkum apa yang disebut “prestasi” pada masa kepemimpinannya yang berlangsung selama sepuluh tahun terakhir, dan menyampaikan usulan tugas dan tujuan untuk masa jabatan mendatang.

Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping mengatakan dalam pidatonya : “Kita harus berpegang pada prinsip keamanan rakyat, keamanan politik sebagai fondasi, keamanan ekonomi sebagai fondasi, ilmu militer, teknologi, budaya dan jaminan sosial sebagai jaminan, dan promosi keamanan internasional sebagai dasar untuk mengkoordinasikan keamanan eksternal dan keamanan internal”.

Kolumnis Epoch Times Wang He dalam komentarnya mengatakan : “Keamanan nasional yang diutarakan Xi Jinping dalam pidatonya itu tidak ada kaitannya dengan keselamatan dari 1,4 miliar rakyat Tiongkok, tetapi keselamatan partainya, yang paling-paling anggotanya cuma sebanyak 90 juta orang, bahkan sebagian dari mereka hanya dijadikan “tumbal” untuk membesar-besarkan jumlah anggota partai. Jadi yang menentukan kebijakan partai, yang mengendalikan urat nadi perekonomian nasional sesungguhnya adalah ratusan keluarga dan segelintir kepentingan pribadi”.

Laporan Xi Jinping dalam Kongres kembali menekankan soal kebijakan pencegahan dan pengendalian dinamis yang menghendaki terwujudnya Nol Kasus. Zhang Hai, seorang korban COVID-19 Wuhan mengatakan bahwa diteruskannya kebijakan itu hanya akan memicu lebih banyak keluhan publik.

Zhang Hai mengatakan : “Dengan tingkat pencegahan epidemi yang berulang, warga sipil Tiongkok pasti akan melakukan perlawanan karena tidak tahan dengan pembatasan yang super ekstrem itu. Mereka pasti akan mengekspresikan suara hati mereka sendiri. Sudah terdapat banyak contoh tentang perlawanan itu yang dapat dilihat lewat Internet. Dalam situasi seperti itu, bagaimana pemerintah bisa mencapai keamanan politik yang sebenarnya ? Ia hanya akan menciptakan lebih banyak konflik”.

Pemerintahan partai  komunis Tiongkok saat ini menghadapi berbagai krisis, termasuk populasi yang menua, penurunan pertumbuhan ekonomi, real estate yang lesu, sistem keuangan yang rapuh, dan bencana sekunder yang acap muncul akibat pencegahan epidemi. Beberapa hari yang lalu, ada protes di Jembatan Sitong di Beijing, warga sudah mulai menentang tes asam nukleat yang tak ada henti-hentinya dan menuntut hak asasi manusia.

Media Barat umumnya memprediksikan bahwa Xi Jinping akan terpilih kembali untuk memasuki masa jabatan ketiga. Kolumnis The Epoch Times Wang He percaya bahwa sistem yang dianut PKT benar-benar sudah rusak serius, bahkan siapa pun yang berkuasa hasilnya akan sama saja. Jalan sudah buntu, kejayaan tak akan berpihak kecuali kehancuran. (sin)