ETIndonesia- Kasus gagal ginjal aku misterius ditemukan pada sejumlah anak di 20 provinsi di Indonesia. Ratusan anak-anak diketahui terkena dan hampir seratus anak-anak di antaranya meninggal dunia akibat penyakit itu.
Apa-apa saja yang diperlu diketahui para orang dewasa atas penyakit yang merebak ini?
Surat Edaran Soal Obat Sirop
Kementerian Kesehatan RI pada tanggal 19 Oktober 2022 mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak.
Surat Edaran tersebut berisi untuk tidak memberikan dan menjual obat atau vitamin apa pun dalam bentuk sirup baik untuk anak dan dewasa sampai ada pengumuman resmi lebih lanjut dari Kementerian Kesehatan RI atau BPOM.
Dikutip dari siaran pers Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, pihak DKI mendukung penuh upaya investigasi yang dilakukan sesuai Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Kegiatan ini merupakan bagian dari pencegahan dan mitigasi risiko untuk mencegah penambahan kasus lebih lanjut.
Investigasi Penyebab Gagal Ginjal Akut Misterius
Kementerian Kesehatan RI menggandeng para ahli Epidemiologi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) untuk menelusuri kasus ini.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan investigasi yang dilakukan dalam rangka menyelidiki berbagai dugaan penyebab gangguan ginjal akut atipikal ini, yang bisa juga tidak hanya disebabkan oleh satu penyebab, tetapi beberapa penyebab lainnya.
Masyarakat Diimbau Tidak Panik
Dinas Kesehatan juga menghimbau masyarakat agar tidak panik, tetapi lebih waspada. terus memakai masker untuk mencegah infeksi menular melalui udara dan saluran pencernaan, menjaga jarak, mencuci tangan, menjaga kebersihan diri, menjaga ventilasi udara tetap baik, dan menjaga kebersihan lingkungan.
Memantau Anak yang Demam
Pesan Dinas Kesehatan yang disampaikan kepada masyarakat adalah Jika anak sakit, terutama bergejala demam, diare/muntah, nyeri perut, batuk/pilek segera datang ke Puskesmas Kecamatan jika anda di DKI Jakarta untuk dilakukan tatalaksana awal keluhan.
Jika keluhan tidak membaik dalam 2-3 hari, harap kembali berobat ke Puskesmas untuk dilakukan deteksi dini gangguan ginjal akut atipikal dengan melakukan pemeriksaan penunjang berupa: pemeriksaan darah, urine, dan pemeriksaan lain untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi COVID-19, demam berdarah, typhoid, dan leptospirosis. Deteksi dini adalah kunci mencegah keparahan dari penyakit ini. Puskesmas di DKI Jakarta juga akan mempersiapkan rujukan ke rumah sakit jika diperlukan.
Tatalaksana Anak yang Demam
Kepada para orangtua, jika menemukan anak terutama yang masih berusia balita mengalami keluhan demam, maka sebelum memberikan obat penurun panas, orangtua juga dapat mencoba menurunkan demam dengan memberikan kompres air hangat.
Tatalaksana awal demam pada anak yang dapat dilakukan orang tua di rumah antara lain dengan memberikan kebutuhan cairan yang cukup, terapkan pola hidup sehat, konsumsi makanan lengkap dengan gizi seimbang, dan hindari konsumsi obat-obatan golongan obat keras terbatas tanpa resep dokter.
Memantau Frekuansi Air Seni Anak
Orangtua juga perlu memantau jumlah dan frekuensi buang air kecil anak yang sedang mengalami sakit. Jika anak mengalami penurunan jumlah air seni dalam 24 jam atau bahkan jika sama sekali tidak buang air kecil dalam 12 jam, segera datang ke rumah sakit terdekat untuk diberikan pengobatan lebih lanjut. Jangan tunggu sampai anak mengalami kondisi darurat seperti badan bengkak, kesadaran menurun, dan sesak nafas.
Waspada Pancaroba dan Cuaca yang Kurang Baik
Kondisi pancaroba dan cuaca yang kurang baik membuat kondisi imunitas anak dapat terganggu dan memudahkan semua kuman untuk masuk ke dalam tubuh.
Ada yang perlu diperhatikan :
1. Menjaga kebersihan makanan dan minuman. Makan makanan yang dimasak sempurna
2. Jangan mengonsumsi makanan sembarangan, sebaiknya konsumsi makanan rumah.
3. Minum air yang bersih dan matang.
4. Menjaga kebersihan lingkungan, memberantas lalat, nyamuk, kecoa, dan semut. 5. Makan makanan yang bergizi dan seimbang, istirahat yang cukup serta hidup yang teratur, untuk meningkatkan daya tahan tubuh
6. Lengkapi vaksinasi anak segera
(Dinkes DKI/asr)