Menkes : 241 Anak Idap Gagal Ginjal Akut, 133 Meninggal Dunia

ETIndonesia- Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan total jumlah anak-anak yang mengidap gagal ginkal akut misterius yang terdapat di 22 provinsi.

“Sampai sekarang kita sudah mengidentifikasi ada 241 kasus gangguan ginjal akut di 22 provinsi dengan 133 kematian atau 55 persen dari kasus,” kata Budi dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Budi mengatakan, Kemenkes sudah melakukan penelitian untuk mengetahui penyebab kasus tesebut saat terjadi lonjakan pada September lalu. Selain itu, anak-anak yang mengidap paling banyak berusia di bawah 5 tahun.

Adapun gejala yang dialami oleh anak-anak, kata budi, oliguria (air kencing sedikit) hingga anuria (tidak ada air kencing sama sekali). Gejala klinis yang ditemukan adalah demam serta kehilangan napsu makan.

Kemudian, Kemenkes menemukan tingginya anak-anak yang masuk ke rumah sakit bahkan semakin memburuk. Meski demikian, pada umumnya setelah lima hari turun secara drastis dan lebih dari 50 persen meninggal dunia.

 Oleh karena itu, Budi mengungkapkan sempat bertanya-tanya apakah gara-gara COVID-19,. Namun demikian, tak ditemukan anti bodi covid-19. Tak berhenti di sana, muncul asumsi apakah dikarenakan vaksin, lagi-lagi  anak-anak di bawah 5 tahun tidak divaksin.

Tak sebatas COVID-19 atau vaksin, kata Budi, upaya untuk mencaritahu penyebab gagal ginjal terus dilakukan. Lalu ditelusuri apakah dikarenakan adanya patogen yakni apakah dikarenakan o virus, bakteri atau parasit.

“Kita test, termasuk yang bilang Leptospira, ternyata tidak, kandungan dari patogen itu kecil sekali, di bulan September, kita agak bingung juga, ini pesat dan menyerang anak-anak dan sangat mematikan, ini bukan disebabkan patogen, jadi kita bingung ini disebabkan oleh apa,” ujarnya. 

Kemudian setelah adanya temuan kejadian di Gambia terkait obat sirop, Kemenkes kembali melakukan test untuk  mengetahui penyebab merebaknya gagal ginjal. Lalu dipastikan mayoritas ditemukan adanya senyawa Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) pada tubuh anak-anak yang mengidap penyakit itu.

“Selanjutnya yang membuat kita agak terbuka, ada kasus di gambia dan disebabkan oleh senyawa kimia, kita cek senyawa Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG), begitu ada WHO kita cek balik, apakah ada senyawa-senyawa demikian,” katanya. (asr)