Komandan Tentara Ukraina : Ancaman Nuklir Putin Bukan Bualan, Barat Perlu Khawatir

 oleh Lin Nan

Komandan tentara Ukraina memperingatkan bahwa ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menggunakan senjata nuklir di Ukraina adalah nyata. Barat “patut peduli”. Namun dia mengatakan Ukraina masih terus merebut kemenangan perang.

Kolonel Oleksander Syrskiy menyampaikan berita di atas kepada Ian Pannell, kepala koresponden luar negeri “ABC News” dalam sebuah wawancara eksklusif di kota Kharkiv, Ukraina timur pada Minggu 23 Oktober. 

Sebagai komandan militer tertinggi Ukraina, Oleksander Syrkiy yang kini berusia 57 tahun, memainkan peran yang menentukan dalam mengubah situasi perang hingga menguntungkan Ukraina.

Dia pertama kali memimpin tentara Ukraina untuk mempertahankan ibukota, Kyiv, dan baru-baru ini ia merencanakan serangan balasan di timur laut, menempatkan pasukan Rusia dalam posisi bertahan setelah berbulan-bulan menyerang.

Wawancara langka yang ditayangkan pada Senin 24 Oktober di “Good Morning America” ​​​​adalah salah satu dari beberapa pernyataan publik Oleksander Syrkiy di mana ia menggambarkan taktik Ukraina, pentingnya dukungan Barat, ancaman serangan lain dari Belarus dan tekadnya bahwa Ukraina dapat mengambil kembali semua wilayahnya, termasuk semenanjung Krimea yang dianeksasi oleh Moskow.

Namun, ancaman Putin baru-baru ini mengenai rencana Rusia menggunakan senjata nuklir untuk membalikkan situasi perangnya di Ukraina telah membayangi kemenangan Ukraina. Syrkiy mengatakan kepada “ABC News” bahwa dirinya menganggap serius ancaman itu.

Ia mengatakan, negaranya khawatir dan  patut khawatir. Ia yakin ada ancaman seperti itu, dan  harus memperhitungkannya. 

Urgensi kekhawatiran ini digarisbawahi ketika Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menelepon menteri pertahanan Prancis, Turki, Inggris dan Amerika Serikat pada Minggu 23 Oktober, mengatakan bahwa Ukraina siap untuk menggunakan “bom kotor” miliknya sendiri.

Pernyataan Sergei Shoigu menimbulkan kekhawatiran bahwa Rusia mungkin meletakkan dasar alasan untuk menggunakan senjata nuklirnya dengan menyalahkan Ukraina.

Adrienne Watson, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, menepis tuduhan Rusia setelah Shoigu berbicara melalui telepon dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd J. Austin III, mengatakan bahwa penilaian mereka itu “jelas salah”.

 Adrienne Watson mengatakan, dunia dapat melihat melalui setiap upaya yang coba menggunakan tuduhan sebagai alasan untuk eskalasi.

Ketika medan perang di Ukraina semakin membuat Rusia putus asa, maka semakin besarlah ancaman penggunaan nuklir, pasukan Ukraina sekarang memaksa Rusia untuk mundur dari kota pelabuhan utama Kherson. Ini juga merupakan potensi titik balik yang menguntungkan Ukraina.

Oleksander Syrkiy adalah salah satu dari dua kemenangan kunci yang membuat Ukraina sukses luar biasa dalam memukul mundur pasukan Rusia.

Ketika pasukan Rusia menyerang Kyiv pada akhir bulan Februari tahun ini, tak lama setelah meluncurkan invasi ke Ukraina, Syrkiy memerintahkan pertahanan yang merusak tujuan awal Putin. Kemudian pada September, Syrkiy memimpin serangan balasan di timur laut Ukraina dan berhasil membebaskan ribuan mil wilayah yang diduduki Rusia — sebuah situasi yang bakal mendatangkan bencana bagi Moskow, memaksa Putin untuk merekrut tentara baru bahkan untuk pertama kalinya mengisyaratkan bahwa pasukan Rusia dapat mengalami kekalahan dalam perang di Ukraina.

“Jelas saya yakin kami akan menang”, kata Syrkiy kepada “ABC News”. “Karena pertama-tama, kami memenangkan pertempuran psikologis”.

Tetapi komandan tersebut memperingatkan agar tidak berpuas diri, ia menyebutkan bahwa kesuksesan membutuhkan pengorbanan besar dari rakyat Ukraina.

Selain itu, Kemenangan yang diperoleh di medan perang tidaklah mudah”. Apalagi, sejak Perang Dunia II, tidak pernah ada perang sebesar ini di Eropa atau di mana pun di dunia. Kami tahu perang ini penting bagi kelangsungan hidup negara dan bangsa, itulah sebabnya kami tidak punya pilihan lain kecuali merebut kemenangan”. (sin)