Siapa Lagi Pemimpin Negara Setelah Biden yang Ditemui oleh Xi Jinping di Luar G20 di Bali ?

oleh Lin Yi

Pembicaraan di luar acara utama KTT G20 menarik banyak perhatian, setelah Xi Jinping bertemu dengan Biden pada Senin (14 November), ia bertemu untuk mengadakan pembicaraan dengan pemimpin dari negara Australia, Korea Selatan, Prancis dan lainnya pada 15 November.

Pada Selasa, di luar acara utama G20, kepala negara Tiongkok menemui kepala negara Australia menggelar pertemuan bilateral pertama sejak 6 tahun terakhir.

Selama percakapan hampir setengah jam dengan Xi Jinping, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menegaskan kembali sikap Australia dalam isu-isu seperti kebijakan perdagangan, hak asasi manusia, Selat Taiwan, dan perang antara Rusia dan Ukraina.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan : “Mengenai hambatan dalam hubungan perdagangan kita, saya menyampaikan kembali sikap Australia. Saya mengangkat soal perbedaan kami tentang masalah hak asasi manusia, termasuk isu Xinjiang. Dan saya juga secara khusus mengangkat kasus Cheng Lei dan Dr Yang Hengjun. Saya juga menetapkan sikap kami pada isu perang di Ukraina, dan meminta Tiongkok untuk menekan Rusia, terutama yang berkaitan dengan ancaman nuklir Rusia”.

Pada hari yang sama, Xi Jinping juga mengadakan pembicaraan bilateral dengan Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yue, di mana dia secara khusus menyebutkan masalah nuklir Korea Utara, Yoon Seok-yue meminta Xi Jinping untuk menekan tindakan provokatif Kim Jong-un, yang selama sebulan terakhir telah meluncurkan sejumlah rudal yang meningkatkan situasi  ketegangan regional.

Selain itu, Xi Jinping juga bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Selasa. Macron pun kembali mengungkapkan sikap Prancis dan meminta Xi Jinping menekan Rusia dan membujuk Putin agar kembali ke meja perundingan dan mematuhi hukum internasional.

Setelah Rusia menginvasi Ukraina, Prancis bergabung dengan negara-negara Barat lainnya untuk mendesak rezim Beijing agar menekan Rusia, tetapi sejauh ini rezim Beijing belum secara terbuka mengkritik Rusia. (sin)