Biden Lepaskan Minyak Cadangan, Anggota Kongres AS: Kebijakan Energi Biden Menaikkan Harga Minyak

NTD – Washington D.C.

Sejak Presiden AS Joe Biden menjabat, dia telah berulang kali melepaskan cadangan minyak strategis untuk mengurangi harga minyak yang semakin mahal. Akan tetapi, mengapa Amerika Serikat justru terjebak dalam krisis energi, dan dapatkah pendekatan pemerintahan Biden membalikkan keadaan? Mari kita lihat analisis pakar.

Dalam pidatonya, Joe Biden mengatakan bahwa tingginya harga minyak di Amerika Serikat disebabkan oleh kebijakan minyak negara lain, dan pemerintah AS memutuskan untuk menggunakan cadangan minyak darurat untuk mengatasi gejolak pasar.

Biden berkata : “Saya mengumumkan bahwa kami akan terus menstabilkan pasar dan menurunkan harga karena tindakan negara lain menciptakan ketidakstabilan seperti itu.”

Anggota DPR AS Gary Palmer dan Dan Kish, wakil presiden American Energy Union, keduanya percaya bahwa lonjakan harga minyak AS disebabkan oleh kebijakan energi pemerintahan Biden.

Gary Palmer berkata : “Tindakan pertama yang diambil administrasi ini adalah menutup pipa XL Keystone. Jika mereka tidak melakukan itu, saya yakin kami sekarang akan mendapatkan 835.000 barel minyak per hari dari Kanada. Mereka juga mempersulit  perusahaan minyak kecil mendapatkan sewa dan izin yang diperlukan untuk meningkatkan produksi minyak.”

Dan Kish juga berkata : “Tidak ada alasan kami tidak dapat memproduksi lebih dari 1,3 juta barel minyak per hari. Kami memiliki sumber daya. Amerika Serikat sebenarnya memiliki sumber daya selama ratusan tahun, tetapi kami tidak memiliki kebijakan bagi orang Amerika untuk mengembangkan sumber daya tersebut.”

Gary Palmer menegaskan: “Kami memiliki cadangan minyak dan gas yang sangat besar di negara ini, dan saya telah menunjukkannya dalam pidato yang tak terhitung jumlahnya. Ada cadangan minyak di barat yang disebut ‘Formasi Sungai Hijau’ yang menampung 30.000 miliar barel minyak yang dapat diperoleh kembali. Minyak Ini adalah tiga kali jumlah yang digunakan di seluruh dunia dalam 100 tahun terakhir.

Menurut dia, semua yang kita konsumsi, semua yang kita gunakan, setiap layanan, setiap produk memiliki biaya energi, dan kebijakan administrasi ini telah mendorong biaya tersebut ke atas.”

Baik Palmer maupun Kish menunjukkan bahwa kelangkaan energi dan kenaikan harga minyak telah membuat hidup banyak orang menjadi sulit.

Palmer berkata : “Yang benar-benar mengkhawatirkan saya adalah musim dingin ini, terutama di bagian utara Amerika Serikat yang sangat dingin. Ribuan orang mati kedinginan karena tidak mendapatkan cukup panas di musim dingin.”

Dan Kish: “Di California kami telah melihat dampak langsungnya, ini menjadi sangat regional. Wilayah New England di AS  terpukul karena masalah dan penutupan kilang. Kami telah melihat beberapa bagian California di mana harga minyak telah mencapai Lebih dari enam dolar.”

Mengenai pembangkit listrik dari sumber daya terbarukan yang selalu dianjurkan oleh pemerintahan Biden, baik Kish maupun Palimore mengatakan bahwa tidak praktis untuk sepenuhnya mengandalkan sumber daya terbarukan, yang kemungkinan besar akan menyebabkan pemadaman listrik skala besar. Bahkan, sulit bagi banyak orang untuk menyingkirkan masalah ini.

Dan Kish menambahkan: “Dia (Biden) meminta minyak dari Venezuela dan Arab Saudi, dan menjanjikan subsidi diferensial untuk panel surya dan kincir angin serta aki mobil listrik dari Tiongkok. Saya rasa banyak orang terjebak di sini.”

Palmer berkata : “Gagasan bahwa kita akan 100% terbarukan dalam 10-15 tahun ke depan adalah impian belaka. Mengandalkan tenaga angin atau matahari, yang merupakan sumber terputus-putus, bukanlah sumber daya yang berkelanjutan. Kami Tidak memiliki kapasitas penyimpanan.” (hui)