Industri Teknologi Diterpa ‘Musim Dingin’, Gelombang PHK Semakin Meluas dan Melebar

oleh Jin Shi

Gara-gara ketidakpuasan dengan persyaratan ketat dari bos baru Elon Musk, gelombang pengunduran diri meledak di perusahaan Twitter mulai Kamis 17 November. Pada saat yang sama, perusahaan teknologi telah mengumumkan PHK satu demi satu, dan ‘musim dingin’ industri teknologi AS tampaknya semakin dingin.

Bos baru Twitter, Elon Musk, memberikan ultimatum kepada karyawan agar bersedia bekerja berjam-jam dan secara intensif, atau keluar setelah menerima pesangon selama tiga bulan, yang memicu gelombang pengunduran diri di Twitter.

Merebaknya “kata perpisahan” membanjiri platform Twitter pada Kamis 18 November, dengan satu cuitan mengatakan: “Hari ini adalah hari terakhir saya di Twitter dan saya pergi dengan hati yang bersyukur.”

Sebelumnya, Musk telah memangkas setengah dari karyawan Twitter secara signifikan, dan jumlah karyawan dipangkas dari 7.500 menjadi hanya 3.700 karyawan. Sedangkan gelombang PHK baru akan memungkinkan Twitter untuk semakin ramping.

Mengenai pengunduran diri karyawan, Musk mengatakan pada Kamis 17 November malam bahwa dia tidak khawatir karena “yang terbaik tetap tinggal”.

PHK Twitter mungkin terkait dengan filosofi perusahaan Musk, tetapi gelombang PHK di seluruh industri teknologi juga tak terbendung seperti letusan gunung berapi. Dalam tiga minggu terakhir saja, industri teknologi, termasuk raksasa seperti Meta dan Amazon, telah mem-PHK puluhan ribu orang.

Roger Lee, pendiri situs web “Layoffs.fyi” berkata : “Ini adalah jumlah PHK terbesar dalam sebulan sejak epidemi. Ini lebih dari April 2020, ketika 17.000 orang diberhentikan dalam sebulan.”

Baru beberapa hari ini, daftar PHK masih terus bertambah.

Pada 16 November, Cisco mengumumkan PHK 5% karyawannya, sekitar 4.100 orang.

Pada 17 November, Roku mengumumkan akan memecat 7% karyawannya di Amerika Serikat, sekitar 200 orang.

Pada 18 November, Carvana, sebuah perusahaan perdagangan mobil bekas, mengumumkan PHK 8% karyawannya, sekitar 1.500 orang

Raksasa mesin pencari Google telah meluncurkan sistem penilaian kinerja pekerjaan baru, yang dianggap sebagai persiapan untuk kemungkinan gelombang PHK. Sebanyak 10.000 karyawan akan dinilai “miskin” dan menghadapi risiko pemecatan.

Mengapa ada angin dingin bertiup di dunia teknologi?

Selama pandemi dari 2020 hingga 2021, masyarakat ditutup dan semua industri tertekan. Namun demikian, industri teknologi sedang menikmati angin yang dibawa oleh isolasi rumah masyarakat dan kinerjanya melonjak. Mereka harus merekrut lebih banyak orang untuk memenuhi tuntutan.

Nela Richardson, kepala ekonom di ADP berkata : “Selama pandemi, ada banyak investasi di industri teknologi. Saat ekonomi lainnya turun 3,4%, industri teknologi naik 4%.”

Namun demikian, seiring berlalunya wabah, kebiasaan hidup dan konsumsi masyarakat kembali berubah. Permintaan online tampaknya sudah jenuh.

Pada saat yang sama, raksasa teknologi juga menghadapi inflasi yang tinggi secara historis. Tren ekonomi yang pesimistis menyebabkan pendapatan iklan digital perusahaan teknologi menyusut tajam.

Don Stanley, seorang profesor di University of Wisconsin-Madison berkata : “Pendapatan iklan turun secara signifikan. Alasannya adalah karena perusahaan merasa bahwa beriklan di platform digital tidak lagi bermanfaat seperti dulu.”

Lantas, apakah gelombang PHK di industri teknologi ini akan merembet ke bidang lain?

Kepala Ekonom ADP Nela Richardson berkata : “Industri teknologi hanya menyumbang 2% dari pasar tenaga kerja. Industri teknologi adalah bagian penting dari ekonomi, tetapi bukan keseluruhan ekonomi. Saat ini, situasi ketenagakerjaan di bidang lain terlihat bagus.” (hui)