Blokade Ketat Sebabkan Sayuran Petani di Tiongkok Tidak Terjual, Banyak yang Terpaksa Dimusnahkan

oleh Xia Dunhou dan Liu Fang 

Akibat blokade ketat Partai Komunis Tiongkok (PKT) dalam menanggulangi penyebaran epidemi, pengiriman logistik sebagian wilayah di Provinsi Shandong, Henan, Tiongkok  terhambat cukup serius. Sejumlah petani sayuran mengatakan bahwa hasil panen sayuran mereka tidak dapat dikirim pasar secara normal, sehingga sangat memengaruhi mata pencaharian mereka. Di sisi lain, harga sayur mayur di beberapa kota melonjak tinggi akibat kelangkaan pasokan.

Seorang petani sayuran di Provinsi Shandong mengatakan : “Para kader dan pemimpin, coba lihat. hasil panen sayuran rakyat tidak bisa terjual. Ini adalah hasil panen yang saya harapan pada tahun ini. Oh ! Tuhan”.

Beberapa rekaman video yang menjadi viral di Internet menunjukkan bahwa akibat blokade ekstrem yang diberlakukan pihak berwenang, petani sayur tidak dapat mengirim hasil panen mereka ke pasar secara normal, sehingga mereka terpaksa membuang seledri yang siap dijual tetapi tidak dapat dikirim ke dalam selokan pinggir jalan, dan beberapa petani sayur bahkan menghancurkan sayuran yang sudah waktunya dipanen langsung di ladang.

Petani sayur di Provinsi Shandong mengatakan : “Semua ini disebabkan oleh epidemi. Sayang sekali sayuran bunga tung tidak laku dijual. Uang simpanan ludes. Dalam lumbung penyimpanan terisi belasan ribu kati sayuran itu. Bagaimana kendaraan pengangkut tidak boleh masuk”.

Seorang petani Shandong bermarga Wang memberitahukan kepada reporter NTDTV bahwa video yang beredar di Internet mencerminkan gambaran situasi sebenarnya di pedesaan.

“Apakah itu di Shandong atau Henan semua sama, logistik lumpuh karena terganggu oleh transportasi. Bagaimana bisa mulai menanam sayuran yang baru jika yang lama tidak dipanen ? Meskipun sekarang terpaksa dihancurkan. Terpaksa menelan sendiri kerugiannya. Tidak ada pihak yang bersedia menanggung. Tidak ada jalan lain”, katanya.

Pada 23 November, media pemerintah “Farmers’ Daily” telah melaporkan insiden petani sayuran di Kabupaten Cao, Provinsi Shandong yang terpaksa menghancurkan hasil panen sayuran mereka karena pemblokiran ketat menyebabkan kesulitan bagi kendaraan pengangkut. Menurut laporan itu, Padahal Kabupaten Cao bebas kasus COVID-19, tetapi truk yang datang dari tempat lain untuk mengangkut sayuran harus melapor ke pihak berwenang 3 hari sebelumnya. Bahkan jika mereka sudah melapor sebelumnya, tetapi truk pengangkut dari Zhengzhou dan 5 provinsi di barat laut Tiongkok juga tidak diizinkan masuk ke Kabupaten Cao. Sedangkan truk lokal yang mengirim hasil panen sayuran dari Kabupaten Cao ke kota atau provinsi lain juga diwajibkan untuk menjalani isoman selama 7 hari setelah mereka kembali, walaupun sesungguhnya mereka tidak melewati area yang berisiko COVID-19.

Menurut kesimpulan dari survei bulan Oktober hingga awal bulan November di pasar Xinfadi Beijing, harga sayuran dari hulu telah jatuh dari satu yuan sampai tinggal beberapa sen. Transportasi yang menyebabkan hasil panen sayuran petani tidak dapat dijual.

Namun di sisi lain, pemblokiran ketat menyebabkan harga sayuran di pasar dalam kota meroket, dan masyarakat kelas bawah tidak mampu membeli sayuran dengan harga tinggi. Ada netizen yang mengomentari dengan menyebutkan : “Hanya 600 juta orang yang mampu membeli sepuluh kubis setiap bulan. Inikah sesungguhnya yang dimaksud kemakmuran bersama ?” Netizen lain menulis : “Di satu sisi sayuran dijual murah pun tidak laku, tetapi di sisi lain, harga sayuran yang mahal membuat orang tidak mampu membelinya sampai-sampai harus mati kelaparan. Ini adalah bencana sekunder akibat dari kebijakan pengendalian epidemi yang ketat”.

Personil pencegahan epidemi Shandong : “Tempel segelnya.”

Pengemudi truk besar : “Bagaimana saya bisa makan jika Anda menyegel pintu dan jendela truk saya ?”

Akibat pengendalian epidemi di banyak tempat yang cenderung tidak masuk akal, seperti pengemudi truk tidak diperbolehkan keluar dari kendaraan, membuat masalah logistik di daratan Tiongkok menjadi semakin gawat. (sin)